Jumat, 17 Februari 2012

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR SITOLOGI


 
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
SITOLOGI




NURSHOLEH
E10011128
D5








FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011



    Sitologi
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai benda ergastik.
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan, terletak di baigan sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa benda ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan cadangan makanan, contohnya amilum, pemeliharaan struktur (lilin) dan perlindungan, misalnya adanya Kristal ca oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya, sehingga hewan tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk yang kedua kali.
Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan. Sedangkan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah sel mati karena faktor genetik, maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur yang memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki fungsi tertentu dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan bersifat mati secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam tanah ke daun.
Pengetahuan tentang sel telah dimulai sejak abad ke-17 di mana pada awalnya sel digambarkan tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan. Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi). Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.. Sejak akhir abad 19 selama abad 20 penelitian sel berkembang amat pesat sehingga membentuk ilmu sel yang disebut dengan Sitologi.

Secara umum struktur sel tumbuhan terdiri atas :
1.   Protoplasma (bagian sel yang hidup)
Protoplasma merupakan suatu bagian yang terdiri atas bahan yang kompleks dan terlindung dengan baik. Protoplasma biasa dikenal dengan sebutan sel. Berbeda dengan benda tak hidup atau benda mati yang tidak memiliki protoplasma. Lihat saja batu atau komputer yang tidak memiliki protoplasma atau sel, sehingga disebut dengan benda mati.
Seorang ahli Sitologi Jerman, mengumumkan ‘Teori Protoplasma’ (1861) yang menyatakan bahwa protoplasma yang menyerupai gelatin yang dinyatakan sebagai ‘substansia hidup’ pada tumbuh-tumbuhan dan hewan adalah sama, dan ia menyimpulkan bahwa sel adalah suatu akumulasi dari substansia hidup atau protoplasma yang mempunyai batas-batas tertentu dan mempunyai suatu membran sel dan nukleus, atau dengan perkataan lain sel adalah suatu massa protoplasma bernukleus yang merupakan satuan fisiologis dan morfologis.


Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma.
Kita membedakan benda hidup dari benda mati berdasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh protoplasma, yaitu: sebagai tempat berlangsungnya regulasi proses biokimia, tanggap terhadap rangsangan, tumbuh dan berkembang biak.
Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan alam, ada dua teori yang menjelaskan apa yang menyebabkan protoplasma itu hidup, yaitu:
-          Teori mekanistis : hidup itu karena adanya agregasi yang khas senyawa-senyawa kimia dalam protoplasma.
-          Teori vitalistis : hidup itu karena sebab adanya kekuatan transenden (di atas segala-galanya) yang tidak ada sangkut pautnya dengan komposisi kimia.

a.         Sifat- sifat kimia protoplasma
Protoplasma merupakan senyawa kimia yang kompleks, terdiri dari zat- zat anorganik dan senyawa- senyawa organik.
b.    Susunan kimia protoplasma
-       Dari hasil analisa, protoplasma terdiri atas unsur- unsur sbb :
-       O = 62%
-       C = 20 %
-       H = 10 %
-       N = 3 %
-       Ca = 2,50 %
-       P = 1,14 %
-       CL = 0.16 % S = 0.14 %
-       K = 0.11 %
-       Na = 0.10 %
-       Mg = 0,07 %
-       I = 0.014 %
-       Fe = 0.010 %
-       Unsurlain = 0,756%

c.    Senyawa organik penyusun protoplasma
1.    Air
Air merupakan komponen yang paling besar jumlahnya yaitu 70 % sampai 90 % dari berat total individu. Jumlah ini tergantung dari jenis individu, umur dan habitatnya. Adanya air ini memungkinkan terjadinya reaksi- reaksi kimia, karena air dapat bertindak sebagai pelarut unsur- unsur dan senyawa- senyawa kimia lainnya. Air juga berfungsi sebagai transportasi zat- zat sebagai bahan baku reaksi hidrolisis dan berperan dalam reaksi metabolisme lainnya.

2.    Garam- garam mineral
Dalam protoplasma terdapat berbagai macam garam, asam dan basa, yang dapat mengalami ionisasi. Misal garam dapur (NaCl) dalam protoplasma akan mengalami ionisasi NaCl ↔ Na+ + Cl-. Peristiwa ini akan berakibat terjadinya perubahan PH. Perubahan PH dalam sel dengan jumlah yang besar dapat menyebabkan kerusakan ataupun kematian sel. Dalam protoplasma terdapat bermacam - macam ion yang dapat mengendalikan naik turunnya PH, sehingga PH protoplasma dapat dipertahankan dalam keadaan nertal berkisar 6,8 – 7,2. Hal ini disebabkan adanya ion- ion yang bersifat buffer pada protoplasma. Ion tersebut adalah HCO3-,CO3=, PO4Ξ .
Sebagian besar mineral yang terdapat dalam bentuk ion, berbentuk ion positif (kation) ataupun ion negatif (anion).
Garam- garam yang terdapat dalam protoplasma :
-          NaCl
-          MgCl2
-          CaSO
-          NaHCO3
-          NH2H2PO4
-          KH2PO4

3.    Gas
Didalam protoplasma terdapat senyawa anorganik dalam bentuk gas, antara lain :
1.   Oksigen (O2)
Dalam protoplasma oksigen berfungsi dalam proses respirasi (pernafasan),sebagai penghasil energi dalam mitokondria.
b.   Karbondioksida (CO2)
Terdapatnya CO2 dalam protoplasma merupakan hasil dari proses respirasi sel maupun fermentasi. Bagi tumbuhan yang mempunyai klorofil, CO2 akan digunakan lagi dalam proses fotosintesa. CO2 dengan danya H2O dan energy matahari akan menjadi karbohidrat dan O2.


Reaksi respirasi

C6H12O6 + 6O2 −→ 6CO2 + 6H2O + energy

Reaksi fotosintesa

   6CO2 + 6H2O Sinar matahari + Klorofil → C6H12O6 + 6O2

c.    Amoniak (NH3)
Amoniak merupakan gas yang tidak diperlukan lagi oleh sel, yang dihasilkan dari perombakan asam amino.

d.   Senyawa anorganik penyusun protoplasma
1.    Karbohidrat
a.    Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi molekul yang lebih kecil lagi. Misal; glukosa (gula darah), fruktosa (gula paling manis), galaktosa dan ribosa.
b.   Disakarida
Disakarida adalah karbohidrat yang mengandung 2 unit monosakarida. Pada hidrolisa disakarida menghasilkan 2 monosakarida.Misal; sukrosa, maltosa, laktosa.
-          Sukrosa (gula tebu) = glukosa + fruktosa
-          Maltosa (hidrolisa kanji) = glukosa + glukosa
c.    Polisakarida
Polisakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari unit- unit monosakarida misal; amilum, glikogen dan selulosa.Amilum banyak terdapat pada beras, jagung, kentang dan biji- bijian. Glikogen banyak terdapat dalam hati. Selullosa terdapat pada dinding sel tumbuhan.

2.    Protein
Protein terbentuk dari unsur- unsur C, H, O dan N, kadang- kadang S dan P. Protein merupakan komponen pembentuk sel dan bagiannya seperti :
o   Membentuk selaput- selaput plasma
o   Membentuk organel- organel sel seperti ribosom dan mitokondria.
o   Sebagai penghasil kalori.
o   Membentuk jaringan tubuh dan menganti yang rusak.
o   Membentuk hormon, antibody, dan enzim yang bertindak sebagai biokatalisator.
3.    Lemak atau lipid
Lemak terdiri atas unsur - unsur C, H, O. lemak terbentuk dari asam lemak dan gliserol yang berfungsi : pembentuk membran sel dan pengatur peredaran keluer masuknya lipid lain pada sel, penghasil energi yang besar, pelarut beberapa vitamin (A,D,E,K).
4.    Asam nukleat
Asam nukleat sebagai komponen dari penyusun DNA dan RNA. DNA berperan dalam proses pengendalian faktor- faktor keturunan dan sintesa protein, RNA berperan dalam sintesa protein yang terdapat dalam sitoplasma, inti dan terutama dalam ribosom.

e.    Sifat- sifat fisik protoplasma
Sebagian besar molekul- molekul dalam protoplasma berukuran antara 0.001 mikron- 0.1 mikron, sehingga protoplasma merupakan sistem koloid. Selain itu didalam protoplasma terdapat molekul molekul yang berukuran cukup besar misalnya; karbohidrat, protein, lemak dan beberapa senyawa lainnya dan ion- ion yang berukuran kecil.


1.    Gerak Brown
Molekul dalam protoplasma selalu dalam keadaan gerak secara bebas acak tidak beraturan gerak ini dipengaruhi oleh suhu semakin tinggi suhu semakin cepat.
2.    Efek Tyndall
Ini terjadi akibat adanya gerak brown sehingga ada pemantulan cahaya yang mengenai system koloid.
3.    Siklosis
Siklosis yaitu gerakan protoplasma yang berupa arus. Gerak ini terjadi karena pengaruh ; tekanan, suhu, pH, kekentalan dan umur dari sel.
4.    Gerak Amoeboid
Gerakan protoplasma yang disebabkan oleh perubahan fungsi sehingga dapat memanjang. Gerakan ini terjadi pada amoeba (hewan protozoa), yang membentuk kaki semu.

A.  Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma, sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel. Fungsi utama kehidupan berlangsung di sitoplasma. Hampir semua kegiatan metabolisme berlangsung di dalam ruangan berisi cairan kental ini. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam cairan kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut matriks. Organel lah yang menjalankan banyak fungsi kehidupan: sintesis bahan, respirasi (perombakan), penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Sebagian besar proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik.
Selain organel, terdapat pula vakuola, butir-butir tepung, butir silikat dan berbagai produk sekunder lain. Vakuola memiliki peran penting sebagai tempat penampungan produk sekunder yang berbentuk cair, sehingga disebut pula ‘cairan sel’. Cairan yang mengisi vakuola berbeda - beda, tergantung letak dan fungsi sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup (menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara satu dengan yang lain.
Di dalam sitoplasma terdapat oraganel-organel sel berikut ini :
1.      Mitokondria
2.      Plastida
3.      Vakuola
4.      Ribosom
5.      Retikulum Endoplasma, dibedakan menjadi dua :
-          Retikulum Endoplasma Kasar
-          Retikulum Endoplasma Halus
6.      Badan Golgi
7.      Lisosom

1.    Mitokondria
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan KristaFungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan “The Power House”.
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran.
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan asetil-KoA.
Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista. Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam.
Ruang antar membran yang terletak di antara membran luar dan membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium.

Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2¬ menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria. Proses pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q – sitokrom C reduktase), kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT).
Mitokondria dapat melakukan replikasi secara mandiri (self replicating) seperti sel bakteri. Replikasi terjadi apabila mitokondria ini menjadi terlalu besar sehingga melakukan pemecahan (fission). Pada awalnya sebelum mitokondria bereplikasi, terlebih dahulu dilakukan replikasi DNA mitokondria. Proses ini dimulai dari pembelahan pada bagian dalam yang kemudian diikuti pembelahan pada bagian luar. Proses ini melibatkan pengkerutan bagian dalam dan kemudian bagian luar membran seperti ada yang menjepit mitokondria. Kemudian akan terjadi pemisahan dua bagian mitokondria
Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal sebagai mtDNA (Ing. mitochondrial DNA). MtDNA berpilin ganda, sirkular, dan tidak terlindungi membran (prokariotik). Karena memiliki ciri seperti DNA bakteri, berkembang teori yang cukup luas dianut, yang menyatakan bahwa mitokondria dulunya merupakan makhluk hidup independen yang kemudian bersimbiosis dengan organisme eukariotik. Teori ini dikenal dengan teori endosimbion. Pada makhluk tingkat tinggi, DNA mitokondria yang diturunkan kepada anaknya hanya berasal dari betinanya saja (mitokondria sel telur). Mitokondria jantan tidak ikut masuk ke dalam sel telur karena letaknya yang berada di ekor sperma. Ekor sperma tidak ikut masuk ke dalam sel telur sehingga DNA mitokondria jantan tidak diturunkan.

2.    Plastida
Merupakan organel yang umumnya berisi pigmen. Plastida yang berisi pigmen klorofil disebut kloroplas, berfungsi sebagai organel utama penyelenggara proses fotosintesis.
plastid hanya dimiliki oleh sel tumbuhan, mempunyai membran rangkap. Membrane luar berfungsi untuk melewatkan molekul berukuran kecil sedangkan membrane dalam bersifat selektif permeable, memilih molekul yang keluar masuk dengan transport aktif. Adapun jenis-jenisnya adalah sebagai berikut :
1.    Kloroplas
Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau. Kloroplas yang berkembang dalam batang dan sel daun mengandung pigmen hijau yang dalam fotositesis menyerap tenaga matahari untuk mengubah karbon dioksida menjadi gula, yakni sumber energi kimia dan makanan bagi tetumbuhan. Kloroplas memperbanyak diri dengan memisahkan diri secara bebas dari pembelahan inti sel. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
Plastida yang mengandung klorofil hanya dijumpai pada sel autotrof eukariotik membrane dalam membentuk tilakoid (tempat terjadinya fotosintesis) dan Membungkus cairan kloroplas  Stroma untuk penyimpanan hasil   fotosintesi tilakoid bertumpuk disebut grana.



Kandungan kimiawi kloroplas adalah protein, fosfolipid, pigmen hijau dan kuning, DNA dan RNA.

2.    Kromoplas
Kromoplas adalah plastida yang berisi pigmen selain klorofil, misalkan karoten, xantofil, fikoerithrin, atau fikosantin, dan memberikan warna pada mahkota bunga atau warna pada alga. Bertugas menyintesis dan menyimpan pigmen merah, jingga, atau kuning. Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :

       Fikosianin menimbulkan warna biru misalnya pada Cyanophyta.
       Fikoeritrin menimbulkan warna merah misalnya pada Rhodophyta.
       Karoten menimbulkan warna keemasan misalnya pada wortel dan Chrysophyta.
       Xantofil menimbulkan warna kuning misalnya pada daun yang tua.
       Fukosatin menimbulkan warna pirang misalnya pada Phaeophyta.

3.    Leukoplas
Tidak mengandung pigmen warna terdapat pada jaringan yang tidak terkena cahaya yaitu terdapat pada sel-sel embrional, empulur batang, bagian tumbuhan di dalam tanah yang berwarna putih termodifikasi sedemikian rupa sehingga berisi bahan organik.
Plastida ini berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan, terdiri dari:
         Amiloplas (untuk menyimpan amilum)
         Elaioplas atau Lipidoplas (untuk menyimpan lemak/minyak).
         Proteoplas (untuk menyimpan protein).

3.   Vakuola
Merupakan rongga yang terbentuk di dalam sel, dan dibatasi membran yang disebut tonoplas. Pada tumbuhan vakuola berukuran sangat besar dan umumnya termodifikasi sehingga berisi alkaloid, pigmen anthosianin, tempat penimbunan sisa metabolisme, ataupun tempat penyimpanan zat makanan. Pada sel hewan vakuolanya kecil atau tidak ada, kecuali hewan bersel satu. Pada hewan bersel satu terdapat dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan yang berfungsi dalam pencernaan intrasel dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator.

       

4.    Ribosom
Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh organel yang tidak bermembran. Organel ini terutama disusun oleh asam ribonukleat, dan terdapat bebas dalam sitoplasma maupun melekat pada RE.

5.    Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran. Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang disebut sitosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer, 10-9 meter). Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear envelope.
Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana proses pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum. Kegunaan daripada Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah enzim dan hormon.
Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum. Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak dan steroid. Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma Halus terdapat di beberapa organ seperti hati.
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. Kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”.
Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma. Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.

          

Ada tiga jenis retikulum endoplasma :
RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya.
RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot. RE halus berfungsi dalam berbagai macam proses metabolisme, trmasuk sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun. "RE berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
Jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar bebas di antara selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran pengangkut bahan. Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-titik merah) yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau RNA. Partikel-partikel tadi mensintesis protein serta menerima perintah melalui RNA tersebut.
Fungsi Retikulum Endoplasma adalah menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol. Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel.
-       RE kasar
Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati
-       RE halus
Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati. Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan RE halus).

6.    Badan Golgi
Organel ini berbentuk seperti kantong pipih, berfungsi dalam proses sekresi lendir, glikoprotein, karbohidrat, lemak, atau enzim, serta berfungsi membentuk lisosom. Karena fungsinya dalam hal sekresi, maka badan golgi banyak ditemui pada sel-sel penyusun kelenjar.

                       
7.    Lisosom
Berbentuk kantong-kantong kecil dan umumnya berisi enzim pencernaan (hidrolisis) yang berfungsi dalam peristiwa pencernaan intra sel. Sehubungan dengan bahan yang dikandungnya lisosom memiliki peran dalam peristiwa:
                                 

                                                 

·         Pencernaan intrasel : mencerna materi yang diambil secara fagositosis
·         Eksositosis : pembebasan sekrit keluar sel
·         Autofagi : penghancuran organel sel yang sudah rusak
·         Autolisis : penghancuran diri sel dengan cara melepaskan enzim pencerna dari dalam lisosom ke     dalam sel.

Contoh peristiwa ini adalah proses kematian sel secara sistematis saat pembentukan jari tangan, atau hilangnya ekor berudu yang mulai beranjak dewasa.  


B.  Nukleus (inti sel)
Inti bertugas mengendalikan semua aktivitas sel mulai metabolisme hingga pembelahan sel. Pada sel eukariotik, inti diselubungi oleh membran inti (karioteka) rangkap dua dan berpori, sedangkan pada sel prokariotik inti tidak memiliki membran. Di dalam inti didapati cairan yang disebut nukleoplasma, kromosom yang umumnya berupa benang kromatin, dan anak inti (nukleolus) yang merupakan tempat pembentukan asam ribonukleat (ARN).


Nukleus dikelilingi oleh membrane inti, dan mengandung matriks inti, nukleoplasma dan nucleolus.

2.      Dinding sel (bagian sel yang mati)             
Dinding sel hanya ditemukan pada sel tumbuhan, sehingga sel tumbuhan bersifat kokoh dan kaku atau tidak lentur seperti sel hewan. Bila kita lihat lewat mikroskop, sel tumbuhan akan tampak tersusun rapi, dan memiliki bentuk tetap. Umumnya segi enam. Berbeda dengan sel hewan, yang bentuknya tidak tetap. Hal ini dikarenakan sel tumbuhan memiliki dinding sel. Dinding sel tumbuhan tersusun dari selulosa, protein, dan terkadang lignin (zat kayu).
Dinding sel tumbuhan banyak tersusun atas selulosa, suatu polisakarida yang terdiri atas polimer glukan (polimer glukosa). Dinding sel tumbuhan berfungsi untuk melindungi, mempertahankan bentuknya serta mencegah kehilangan air secara berlebihan. Adanya dinding sel yang kuat, menyebabkan tumbuhan dapat berdiri tegak melawan gravitasi bumi.
 Beberapa senyawa penyusun dinding sel, antara lain:
a.    Hemiselulosa
Hemiselulosa merupakan polisakarida yang tersusun atas glukosa, xilosa, manosa dan asam glukoronat. Di dalam dinding sel, hemiselulosa berfungsi sebagai perekat antar mikrofibril selulosa.
b.   Pektin
Pektin merupakan polisakarida yang tersusun atas galaktosa, arabinosa, dan asam galakturonat.
c.    Lignin
Lignin hanya dijumpai pada dinding sel yang dewasa dan berfungsi untuk melindungi sel tumbuhan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan.
d.   Kutin
Kutin merupakan suatu selubung atau lapisan pada permukaan atas daun atau batang dan berfungsi untuk mencegah dehidrasi akibat penguapan dan melindungi kerusakan sel akibat patogen dari luar.
e.    Protein dan lemak
Di dalam dinding sel ditemukan dalam jumlah yang sedikit.
Berdasarkan perkembangan dan struktur jaringan tumbuhan, dapat dibedakan tiga lapisan dinding sel.
a.       Lamella tengah atau lapisan antar sel.
Lamella tengah terdapat diantara dua dinding primer dari dua sel yang merupakan senyawa yang tanpa bentuk (amorf). Lamella tengah terutama terdiri atas pectin. Enzim pektinase dengan reagen kimia yang dapat melarutkan pektin menyebabkan jaringan terurai (disintegrasi) menjadi sel individual. Prosedur ini disebut meserasi (maceration).
b.      Dinding primer
Dinding primer adalah dinding sel pertama yang berkembang pada sel baru. Kebanyakan sel mempunyai dinding primer, sedangkan lamella tengah hanya merupakan senyawa antar sel yang tidak bersifat dinding. Dinding primer merupakan bagian Dinding sel yang berkembang dalam sel selama sel masih mengadakan pertumbuhan.
c.       Dinding sekunder
Dinding sekunder dibentuk di sebelah dalam dinding primer. Sebagian besar sel trakeida dan serabut mempunyai tiga lapisan dinding sekunder, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Di antara ketiga lapisan ini biasanya lapisan tengah paling tebal. Ada juga sel yang mempunyai dinding sekunder lebih dari tiga lapisan. Ada yang menggunakan istilah dinding tersier untuk lapisan dalam dinding sekunder. Menurut Frey Wyssling (1976), lapisan yang paling dalam (lamella tersier) mempunyai sifat yang berbeda dengan dinding sekunder yang ada. Lamella ini dapat berdiferensiasi menjadi dua lapisan yaitu lapisan membranogenoat dan lapisan yang penuh dengan bintil. Beberapa peneliti menggunakan istilah berkas lamella tengah untuk lapisan dinding sel berlignin yang kompleks, yang tampak homogen dalam pemeriksaan menggunakan mikroskop cahaya tanpa pra-perlakuan. Berkas lamella tengah terdiri atas tiga lapisan, yaitu berdasarkan pada sifat dan penggabungan dinding primer, dan dinding sekunder dari kedua sel yang berdampingan.     












KEGIATAN 1
Tujuan             : Melihat struktur sel hidup dan sel mati

1.    Struktur sel Allium cepa (bawang merah)     

         Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/8/84/Sel_tumbuhan.png/220px-Sel_tumbuhan.png


 













Hasil pembesaran mikroskop :
- 10 x 10
- 10 x 40

2.    Manihot utilisima

Description: http://2.bp.blogspot.com/_H0hSzwH141M/S6MrxRTvEPI/AAAAAAAAAJM/zcStBjTmY-I/s400/f.JPG  



 



















Keterangan gambar :                                       Hasil pembesaran mikroskop :

1.    Dinding sel                                               - 10 x 10
2.    Ruang sel                                                 - 10 x 40
3.    Ruang antar sel
4.    Gelembung udara



KETERANGAN LITERATUR

1.    Allium cepa
Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa sel dari sel umbi Allium cepa terdapat dinding sel yang sangat jelas, sitoplasma, serta butir-butir aleuron yang berwarna merah keunguan, dan menurut yang telah dipelajari butir aleuron ini merupakan salah satu komponen dari bahan non protoplasmik, karena butir-butir ini mengandung kristal Ca-oksalat. Dan kristal tersebut merupakan bahan orgastik.
Sel selaput penyusun umbi bawang bombai (Allium cepa) dilihat dengan mikroskop cahaya. Tampak dinding sel (yang membentuk "ruang-ruang") dan inti sel (berupa noktah di dalam setiap ruang).
Sel bawang merah terlihat seperti papan-papan atau segi empat tidak beraturan yang disusun seperti batu bata. Memiliki sebuah inti sel yang terletak di tengah sel. Selain itu di di dalam bawang merah terdapat pigmen yang menyebabkan sel/ jaringan berwarna merah (ada yang mengatakan bahwa pigmen tersebut adalah fikoeritrin, bagi saya hal tersebut masih kurang jelas, karena pigmen fikoeritrin biasanya terdapat dalam alga seperti pigmen yang lain: fikosantin, fikobilin dll, mungkin saja pigmen tersebut adalah golongan karotenoid).
Klasifikasi Allium cepa
Kingdom                 : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom           : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi            : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                      : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                       : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas               : Liliidae
Ordo                       : Liliales
Famili                      : Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus                      : Allium
Spesies                    : Allium cepa
Sel umbi pada alium cepa berbentuk lonjong dan ada yang hampir persegi panjang. Dari gambar diatas dapat diamati bagian yang tampak yaitu :

1.    Sitoplasma
Sitoplasma adalah zat kental yang transparan dalam cahaya tampak. Komponen utamanya adalah air 80-90%. Dalam sel tumbuh-tumbuhan plasma sel selalu mengadakan gerakan, yaitu gerakan rotasi dan sirkulasi. Hal ini menandakan sel itu memiliki sifat hidup.

2.    Inti sel.
Sama seperti inti sel aloe vera, inti sel alliu cepa juga berbentuk bulat, namun letaknya agak dipinggir. Nucleus dikelilingi oleh salut inti dan mengandung matriks inti (nukleoplasma, karyoumphe / cairan inti, terdapat kromosom (ADN + protein). Membrane inti atau selubng inti terdiri atas dua lapisan membrane. Ruang sempit diantara membrane itu disebut ruang perinukleir.

Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung (Setjo, 2004). Hal ini dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.
Mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang). Proses pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik dan bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut.
Mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-menerus. Pada praktikum kali ini digunakan akar bawang merah (Allium cepa) karena jaringan akar bawang merah (Allium cepa) merupaskan jaringan yang mudah ditelaah untuk pengamatan mitosis (Sugiri, 2002).
Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel iduknya.
Urut-urutan terjadinya mitosis adalah sebagai berikut:

1.    Profase
Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
2.    Metafase
Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutb pembelahan tempat sentromer mikrotubula bertumpu.
3.    Anafase
Pada fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul pada masing-masing kutub, sehingga telihat adal dua kumpulan kromosom.
4.    Telofase
Telofase adalah fase finisiong, dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal dan telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.

2.    Manihot utilisima
Tanaman singkong memiliki akar serabut dan pada akarnya ini biasanya terdapat bagian yang mengalami pembesaran bagian inilah yang merupakan tempat menyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan yang dis impan sebagian besar berupa zat tepung oleh karena itu akar atau umbi singkong banyak di konsumsi bahkan di beberapa daerah dijadikan makanan pokok pengganti nasi.

Klasifikasi Manihot utilisima :
Kingdom  : Plantae
Divisio      : Magnoliophyta
Classis      : Magnoliopsida
Sub Class : Rosidae
Ordo         : Euphorbiales
Familia     : Euphorbiaceae
Genus       : Manihot
Species     : Manihot utilisima Burm. F

Ubi kayu (Manihot utilisima) menghasilkan umbi yang bagi banyak penduduk-penduduk di daerah tropik merupakan bahan pangan pokok. Tanamannya berkemampuan memberi hasil yang tinggi walaupun tanah tempat pertumbuhannya kurang subur dan bercurah hujan rendah. Umbi tanaman ini sama halnya dengan kebanyakan umbi-umbian terdiri dari hampir seluruhnya zat tepung yang murni, sedangkan daun-daunnya mengandung sekitar 17 % protein oleh karena itu pemerintah menganjurkan pula agar penduduk memanfaatkan bahan pangan ini sebagai bahan pangan pokok disamping beras,  jagung dan sagu. Umbi tanaman ini dapat diolah pula menjadi berbagai makanan yang lezat, baik yang serba manis maupun yang serba asin, selain untuk kepentingan manusia dapat dijadikan pula bahan pangan ternak dan bahan baku dalam berbagai industri.
Dalam lendir ubi kayu, terdapat enzim polifenolase, yang bila berhubungan langsung dengan udara dapat mengkatalisis pembentukan senyawa coklat kehitaman yang disebut dengan "kepoyoan" (oksidasi senyawa polifenol).
Dalam kulit dan daging ubi kayu terdapat senyawa linamarin yang dapat dihidrolisa menjadi HCN (asam sianida) yang bersifat racun. Reaksi senyawa linamarin secara enzimatik adalah sebagai berikut
Tanaman ubi kayu tumbuh dengan  baik pada daerah-daerah ketinggian 1500 m, dengan rata-rata curah hujan antar 1000 – 1500 mm per tahun, temperatur harian yang dikehendakinya antara 25oC – 29oC, tanaman ini dapat tumbuh pula di daerah yang sangat kering,  yang tentunya dengan hasil yang lebih rendah. Tanah yang cocok sekali untuk pertumbuhannya yaitu tanah-tanah berpasir ringan, walaupun tingkat kesuburannya rendah. Tetapi untuk memperoleh peningkatan hasil yang baik  dapat diberi pupuk potash (kalium karbonat).
Ubi kayu mempunyai komposisi kandungan kimia ( per 100 gram ) antara lain  kalori 146 kal, protein 1,2 gram, lemak 0,3 gram, hidrat arang 34,7 gram, kalsium 33 mg, fosfor 40 mg, zat besi 0,7 mg. Buah ubi kayu mengandung ( per 100 gram ), vitamin B1 0,06 mg, vitamin C 30 mg, dan 75 % bagian buah dapat dimakan. Daun ubi kayu mengandung ( per 100 gram ), vitamin A 11000 SI, Vitamin C 275 mg, vitamin B1 0,12 mg , kalsium 165 mg, kalori 73 kal, fosfor 54 mg, protein 6,8 gram, lemak 1,2 gram, hidrat arang 13 gram, zat besi 2 mg dan   87% bagian daun dapat dimakan. Kulit batang ubi kayu mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida dan kalsium oksalat.
Akan tetapi ubi kayu mengandung racun yang disebut asam sianida (HCN).  Berdasarkan kandungan asam sianidanya, ubi kayu dapat digolongkan menjadi empat yaitu (a) golongan yang tidak beracun, mengandung HCN 50 mg per kg umbi segar yang telah diparut, (b) beracun sedikit mengandung HCN antara 50 dan 80 mg per kg, (c) beracun, mengandung HCN antara 80 – 100 mg per kg dan (d) sangat beracun, mengandung HCN lebih besar dari 100 mg per kg. Ubi kayu yang tidak  beracun dikenal sebagai ubi kayu manis sedangkan ubi kayu yang beracun disebut ubi kayu pahit.  Beberapa varietas ubi kayu manis misalnya Valenca, Gading, dan W78, sedangkan varietas SPP, Muara, Bogor dan W 236 termasuk ubi kayu pahit.
Sel penyusun empulur berbentuk segi enam dan memiliki ruang antar sel yang besar. Sel tersebut bersifat mati karena hanya berupa ruang kosong. Sel empulur tersebut berasal dari jaringan parenkim yang sudah mati. Pada beberapa tumbuhan, sel empulur dapat berfungsi sebagai penyimpan air (teratai) dan penyimpan cadangan makanan (sagu).
             Pada sel gabus ( isi sel mati ) tidak tampak nukleus, plastida, maupun vakuola sentral. Sebagaimana pada sel hidup, antar sel mati terpisah oleh lamella tengah, hanya saja pada sel mati lamela tengah terlihat lebih jelas. Lignifikasi telah membuat protoplas dalam sel tersebut mati total, sel gabus itu mengeras dan menggembung (selulosa menjadi lignin), dinding sekunder membesar (karena zat pembentuk dinding yang tersimpan dalam dinding primer) sehingga dinding primer dan lamela tengah hanya tampak seperti garis-garis saja.

Tugas 2. Perbedaan Antara Allium cepa dan Manihot utilisima
Pada Allium cepa  bentuk selnya seperti balok yang disusun miring. Pada sel Allium cepa terdapat cairan inti (nukleoplasma) berupa gel dan transparan dan cairan ini disebut karyotin yang mengandung senyawa kimia yang kompleks.Fungsinya untuk melindungi vakuola. Sel bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai inti sel,memiliki cairan didalamnya,dan ada aktifitas yang terjadi didalamnya seperti pertukaran zat dalam sel.
Pada Manihot utilisima bentuk selnya seperti segi delapan. Pada sel Manihot utilisima Tidak ada cairan, karena sel gabus termasuk sel mati sehingga tidak memiliki inti sel. Sel Manihot utilisima Termasuk sel mati, karena sel gabus tidak memiliki isi, tidak memiliki inti sel, dan tidak ada aktifitas yang terjadi dalam sel tersebut.


KEGIATAN 2
Tujuan             : Melihat Plastida

1.    Struktur Plastida Hydrilla verticillata

               Description: http://3.bp.blogspot.com/_H0hSzwH141M/S6MkQH61dhI/AAAAAAAAAI8/g2_XroWdJ9Y/s400/2007.01.17.52+Hydrilla+Verticillata+Leaf.40x.LF.7.jpg



 














2.    Struktur Plastida Capsicum annum

     Description: C:\Users\Toshiba\Documents\Bluetooth\Inbox\nda be1827.jpg




 














3.    Struktur Plastida Solanum tuberosum L

   
   


 












KETERANGAN LITERATUR

1.    Hydrilla verticillata
Dari hasil pengamatan akan daun dari Hydrilla verticillata dapat dilihat dinding sel yang sangat jelas membatasi antara sel yang satu dengan yang lain, sitoplasma, serta plastida yang berwarna hijau atau yang biasa disebut dengan kloroplas. Sebagaimana yang telah diketahui sel dari daun Hydrilla verticillata memiliki bagian protoplasmik yaitu yang dapat dilihat pada saat pengamatan adalah kloroplas dan sitoplasma. Kalau dilihat dengan seksama kloroplas tersebut melakukan gerakan, gerakannya berupa gerakan rotasi dan aliran sirkulasi, yang artinya dia berputar searah jarum jam.

Klasifikasi Hydrilla verticillata :
Divisio                      : Magnoliophyta
Classis                       : Liliopsida
Subclassis                  : Alismatidae
Ordo                         : Hydrocharitales
Familia                      : Hydrocharitaceae
Genus                        : Hydrilla
Species                      : Hydrilla verticillata

Hydrilla adalah tumbuhan spermatophyta yang hidup di air, sehingga ia memiliki bentuk adaptasi yang berbeda dengan spermatophyta darat. Dinding selnya tebal untuk mencegah osmosis air yang dapat menyebabkan lisisnya sel. Sel hydrilla berbentuk segi empat beraturan yang tersusun seperti batu bata. Memiliki kloroplas dan klorofil yang terdapat di dalamnya. Pada daun hydrilla, dapat pula diamati proses aliran sitoplasma, yaitu pada bagian sel-sel penyusun ibu tulang daun yang memanjang di tengah-tengah daun. Pada hydrilla juga terdapat trikoma yang berfungsi untuk mencegah penguapan yang berlebih.
Aliran Sitoplasma dalam tumbuhan akan menggerakkan plastida melewati beberapa vakoula kesegala arah yang disebut dengan sirkulasi, aliran ini biasanya terdapat pada sel tumbuhan yang masih muda, karena pada tumbuhan muda, sel-sel masih dalam tahapan pertumbuhan dan perkembangan, sehingga masih membutuhkan bahan-bahan organik untuk sintesis komponen-komponen sel. Sedang aliran sitoplasma yang mengelilingi vakoula disebut aliran rotasi, terjadi pada sel tua, karena sel tua tidak terlalu banyak membutuhkan senyawa organik lagi, maka bahan organik tersebut dibawa ke vakuola untuk disimpan sebagai cadangan makanan, jika suatu saat tumbuhan membutuhkannya, misalnya dalam kondisi kekeringan atau kemarau.

2.    Capsicum annum
Kromoplas mempunyai bentuk dan ukuran yang bervariasi. Kromoplas berwarna kuning jika mengandung xantofil, berwarna merah jika mengandung likopeni, atau berwarna jingga jika mengandung karotenoid. Contohnya pada umbi wortel (Daucus carota), buah tomat (Licopersicum esculentum), dan buah cabai (Capsicum anuum).

Klasifikasi Capsicum annum

Kingdom                   : Plantae
Subkingdom             : Tracheobionta
Super Divisi              : Spermatophyta
Divisi                                    : Magnoliophyta
Kelas                         : Magnoliopsida
Sub Kelas                  : Asteridae
Ordo                         : Solanales
Famili                        : Solanaceae
Genus                        : Capsicum
Spesies                      : Capsicum annum L

Warna kuning, merah, atau merah bata pada kromoplas disebabkan oleh kandungan karotenoidnya. Kromoplas sering kali berasal dari kloroplas, namun dapat pula berasal dari proplastida. Yang penting dalam diferensiasi kromoplas adalah sintesis dan penempatan pigmen karotenoid seperti karotenoid (pada wortel, Daucus) atau likopen (pada tomat. Lycopersicon). Perkembangan pigmen berkaitan dengan modifikasi, bahkan perombakan sama sekali, tilakoid. Dalam proses itu, globula (gelembung) lipid bertambah banyak. Dalam beberapa kromoplas, pigmen disimpan dalam globula (cabe kuning, jeruk).
Pada kromoplas lain, pigmen berkumpul dalam fibril protein yang berjumlah banyak (cabe merah). Bentuk ketiga dari pigmen adalah bentuk kristaloid. Pada tomat merah, perkembangan likopen berbentuk kristal berkaitan dengan membran tilakoid. Beberapa krislal menjadi amat panjang dan tilakoid memanjang, sementara likopera dibentuk. Kristaloid karoten dalam akar wortel dibentuk sewaktu struktur dalam plastida rusak dan tetap berhubungan dengan  selubung lipoprotein. Kromoplas tidak memiliki klorofil.
Kromoplas sering berasal dari kloroplas, seperti pada kulit buah jeruk yang berubah dari hijau menjadi merah kuning. Keadaan sebaliknya dapat pula terjadi, seperti kromoplas pada akar wortel yang terbukti mampu berdeferensiasi menjadi kloroplas. Pigmen karoten hilang dan tilakoid yang membentuk klorofil dapat berkembang dalam plastida.
 Kloromoplas memberi warna pada berbagai bagian alat tumbuhan. Namun, tidak seluruh warna pada tumbuhan disebabkan oleh pigmen dalam plastida, sebab dalam cairan vakuola juga dapat ditemukan sebagai zat warna.
 Macam-macam  pigmen pada kromoplas, misalnya :
         Fikosianin menimbulkan warna biru misalnya pada Cyanophyta.
         Fikoeritrin menimbulkan warna merah misalnya pada Rhodophyta.
         Karoten menimbulkan warna keemasan misalnya pada wortel dan        Chrysophyta.
         Xantofil menimbulkan warna kuning misalnya pada daun yang tua.
         Fukosatin menimbulkan warna pirang misalnya pada Phaeophyta.


3.    Kentang (Solanum tuberosum L.)
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut “kentang” pula.Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi. Tanaman kentang merupakan tanaman semusim. Umbi kentang berbentuk bulat sampai lonjong dengan ukuran yang beragam. Secara fisiologis umbi kentang merupakan organ penyimpanan makanan.
Kentang merupakan lima kelompok besar makanan pokok dunia selain gandum, jagung, beras, dan terigu. Bagian utama kentang yang menjadi bahan makanan adalah umbi, yang merupakan sumber karbohidrat, mengandung vitamin dan mineral cukup tinggi. Selain karbohidrat, kentang juga kaya vitamin C. Hanya dengan makan 200 gram kentang, kebutuhan vitamin C sehari terpenuhi. Kalium yang dikandungnya juga bisa mencegah hipertensi. Lebih dari itu, kentang dapat dibuat minuman yang berkhasiat untuk mengurangi gangguan saat haid.
Kentang memiliki kadar air cukup tinggi, yaitu sekitar 80 persen. Itulah yang menyebabkan kentang segar mudah rusak, sehingga harus disimpan dan ditangani dengan baik. Pengolahan kentang menjadi kerupuk, tepung, dan pati, merupakan upaya untuk memperpanjang daya guna umbi tersebut. Pati kentang mengandung amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Dari tepung dan pati kentang, selanjutnya dihasilkan berbagai produk pangan olahan dengan beragam citarasa yang enak dan penampilan menarik.
Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18 persen, protein 2,4 persen dan lemak 0,1 persen. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal.
Dibandingkan beras, kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan energi kentang lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan umbi-umbian lain seperti singkong, ubi jalar, dan talas, komposisi gizi kentang masih relatif lebih baik. Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C, kadarnya mencapai 31 miligram per 100 gram bagian kentang yang dapat dimakan. Umbi-umbian lainnya sangat miskin akan vitamin C. Kebutuhan vitamin C sehari 60 mg, untuk memenuhinya cukup dengan 200 gram kentang. Kadar vitamin lain yang cukup menonjol adalah niasin dan B1 (tiamin). Dengan mengkonsumsi sebuah umbi kentang yang berukuran sedang, sepertiga kebutuhan vitamin C (33 persen) telah tercapai. Demikian juga halnya dengan sebagian besar kebutuhan akan vitamin B dan zat besi.




































KEGIATAN 3
Tujuan : Melihat struktur pati

1.    Tepung kacang kedele


 








2.    Tepung kacang hijau


 








3.    Pisang


 








4.    Tepung jagung


 









5.    Tepung ubi kayu


 









6.    kentang (Solanum tuberosum)



 









Literatur

1.      Struktur pati pada Tepung kacang kedele
   

2.      Struktur pati pada Tepung kacang hijau

3.      Struktur pati pada Pisang
4.      Struktur pati pada Tepung jagung
        

5.      Struktur pati pada Tepung ubi kayu
   

6.      Struktur pati pada kentang (Solanum tuberosum)
        
KETERANGAN LITERATUR     
            
1.      Klasifikasi kacang kedele
Kerajaan               : Plantae
Filum                    : Magnoliophyta
Kelas                    : Magnoliopsida
Ordo                     : Fabales
Famili                   : Fabaceae
Upafamili             : Faboideae
Genus                   : Glycine (L.) Merr.

2.      Klasifikasi kacang hijau
Kerajaan               : Plantae
Divisi                    : Magnoliophyta
Kelas                    : Magnoliopsida
Ordo                     : Fabales
Famili                   : Fabaceae
Genus                   : Vigna
Spesies                 : Vigna radiata

3.      Klasifikasi pisang
Kerajaan               : Plantae
Divisi                    : Magnoliophyta
Kelas                    : Liliopsida
Ordo                     : Zingiberales
Famili                   : Musaceae
Genus                   : Musa
Spesies                 : M. acuminata
  M. balbisiana
  M. paradisiaca (invalid)
  M. sapientum (invalid)
4.      Klasifikasi jagung
Kingdom              : Plantae
Subkingdom         : Tracheobionta
Super Divisi         : Spermatophyta
Divisi                    : Magnoliophyta
Kelas                    : Liliopsida
Sub Kelas             : Commelinidae
Ordo                     : Poales
Famili                   : Poaceae
Genus                   : Zea
Spesies                 : Zea mays L.

5.      Klasifikasi ubi kayu
Kingdom              : Plantae
Divisio                  : Magnoliophyta
Classis                  : Magnoliopsida
Sub Class             : Rosidae
Ordo                     : Euphorbiales
Familia                 : Euphorbiaceae
Genus                   : Manihot
Species                 : Manihot utilisima

6.      Klasifikasi kentang (Solanum tuberosum)
Kerajaan               : Plantae
Divisi                    : Magnoliophyta
Kelas                    : Magnoliopsida
Subkelas               : Asteridae
Ordo                     : Solanales
Famili                   : Solanaceae
Genus                   : Solanum
Spesies                 : Solanum tuberosum
1.    Tepung kacang kedele
Sel kacang ini terdapat bintik hitam yang sangat jelas sekali, karena semakin jelas bintik tersebut maka sel tersebut sangatlah baik dan bereproduksi swsangat cepat. Sel ini terdiri dari dinding sel inti dan terdapat pula sitoplasma. Dinding sel berfungsi sebagai peindung bagi inti sel dan tempat transport electron.

2.    Tepung kacang hijau
Telah dilakukan isolasi atau ekstraksi pati dari kacang hijau  kemudian beberapa karakteristik penting ditentukan. Hasil  atau rendemen dari pati yang diperoleh sebesar 31,1% dari biji utuhnya. Bentuk granula pati oval hingga bulat dengan diameter butiran 7-26 µm; hasil Scanning Mikrograf Elektron mempunyai permukaan halus; Suhu gelatinisasi berkisar 58-67-82° C dan entalpi gelatinisasi sebesar 18,5 Jlg. Kadar amilosa total 45,3% , dan 12,1% diantaranya membentuk kompleks dengan lipid. Pola difraksi sinar-X adalah type - C dan intensitas sinar-X jauh lebih kuat daripada pati kacang-kacangan lainnya. Pati kacang hijau juga menunjukkan swelling factor yang tinggi (43,6 pada suhu 95 ° C dalam air). Hasil analysis Viscoamylographic dari pasta pati (6% w/v) tidak menunjukkan adanya puncak viskositas pada suhu  95 °C [viskositas rendah 200 BU, viskositas meningkat 140 BU selama siklus bertahan pada 95 ° C dan kembali ke  220 BU lagi;  butiran pati kacang hijau mudah terhidrolisis oleh a-amilase pancreas babi  (76,4% pada 72 jam). Retrogradasi pati kacang hijau (yang diukur dengan perubahan sineresis, kekuatan gel, entalpi dan intensitas sinar-X difraksi) tampaknya lebih parah dibandingkan dengan pati kacang-kacangan lainnya.
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati kacang hijau berbeda dengan pati kacang-kacangan lainnya secara signifikan (15,19,20,26-29) dalam hal kandungan amilosanya,  tingkat aksesibilitas air dan amilase ke daerah amorf granula pati, tingkat asosiasi rantai pati dalam daerah amorf dan kristal, serta intensitas Difraksi sinar-X. Perbedaan-perbedaan ini mempengaruhi variasi factor pembengkakan, pencucian amilosa, enzyme digestibility, parameter gelatinisasi dan tingkat retrogradasinya.
Pada butir pati kacang hijau (Phaseolus radiates), berdasarkan letak hilumnya masuk pada kategori butir pati konsentris dan terdapat keretakan / korosi pada butir pati tersebut karena sebagian amilumnya itu digunakan untuk tumbuhan itu sendiri yang mungkin disebabkan untuk perkecambahan.

3.    Pisang
Butir pati merupakan sarana bagi tanaman untuk menyimpan energy mereka diproduksi oleh berbagai macam tanaman dan campuran amylase dan alfa amilopektin. Pati pisang memiliki bentuk sel yang unik karena hampir menyerupai gelembung air yang sedang terbang dan terdapat inti sel setiap gelembung tersebut juga terdapat membrane sel.

4.    Tepung jagung
Sel jagung termasuk juga dalam sel eukariotik yang mempunyai DNA terletak diinti, mitokondria dan kloroplas.
1.      Inti mengandung DNA
2.      Mitokondria mengandung jumlah yang relative kecil DNA diatur dalam molekul-molekul melingkar. DNA ini hanya membawa beberapa gen mitokondria. Kebanyakan mengandung informasi genetis tentang mitokondria itu sendiri hadir dalam nucleus.
3.      Kloroplas juga mengandung jumlah terdapat DNA dalam pengaturan melingkar atau lileare seperti di mitokondria.

5.    Tepung ubi kayu
Sel ubi kayu banyak mengandung karbohidrat dimana mempunyai bentuk sel yang hampir serupa dengan sel bawaan. Pada sel ubi kayu ini terdapat rongga yang sangat besar sehingga inti dan membrah sel tidak terlalu jelas.
Pada butir pati singkong (Manihot utillissima), butir patinya masuk kedalam kategori butir pati konsentris. Ubi kayu (singkong) ini terdiri dari dua spesies, yaitu Manihot utilisima dan Manihot esculenta, dari famili Eupharbiaceae. Umurnya secara umum adalah antara 6-12 bulan.

6.    Struktur pati pada kentang (Solanum tuberosum)
Pada Kentang, perubahan berkala yang mengakibatkan adanya lapisaan berasal dari dalam (endogen). Dalam butir tersebut. Pada biji yang mulai berkecambah atau umbi yang mulai menumbuhkan pucuk, butiranti mengalami pengikisan yang bermula dari luar dan lama – kelamaan habis terurai. Pada butir pati kecil, hilum biasanya menjadi eksentris (tidak di pusat). Jika dalam plastida terbentuk lebih dari satu butir pati, maka butiran tersebut akan segera saling menyentuh dan membentuk butir majemuk.
Dengan demikian dikenal butir majemuk seperti pada pati gandum (Avena) dan padi (Oryzasativai), pati setengah majemuk pada kentang, dan butir pati tunggal seperti pada pati irut (Maranta).
Jika butir pati mengisi sel hingga penuh, maka tepinya bersudut. Posisi hilum, bentuk dan ukuran butir, serta sifat butir tunggal atau majemuk memungkinkan identisifikasi spesies tumbuhan penghasilan butir pati yang bersangkutan.


DIPOSKAN OLEH : NUR SHOLEH TANJUNG JABUNG TIMUR (Fakultas Peternakan Universitas Jambi)

Jika ada pertanyaan mengenai Perkuliahan di Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Silahkan hubungi nomor saya : 081532156677 dan email <nur_blogger@yahoo.com>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar