Jumat, 06 Juli 2012

Laporan semester Bahan Pakan Dan Formulasi Ransum (nur sholeh tanjung jabung timur)

I. PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak dan tidak beracun terhadap ternak tersebut.Mengenalibahan pakan adalah sebagai kewajiban bagi setiap mahasiswa yang berada di fakultas peternakan.
Pentingnya bahan pakan khususnya untuk ternak merupakan hal yang tidak bisa kita pungkiri untuk kita tidak mempelajarinya. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, menjadikan kebutuhan protein hewani juga meningkat. Peningkatan jumlahpenduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan lahan untuk perumahan. Hal ini menyebabkan luas lahan pertanian mengalami penurunan, yang berpengaruh pada ketersediaan hijauan sumber pakan ternak ruminansia dan bahan konsentrat.
Tingginya konsumsi ternak terhadap pakan membuat para peternak sapi,ayam,kambing maupun hewan ternak lainnya mencari alternative pakan selain hijauan dan dedak padi pada umumnya.Para peternak pada saat ini telah menambahkan protein,sumber energi,mineral,dan lain sebagainya. Tentu dengan berbagai jenis pakan yang ada disekitar kita baik dalam bentuk bungkil maupun limbah dari pertanian dan limbah dari pengolahan tempe dan tahu. Kebutuhan protein hewani yang kian meningkat, harus diikuti dengan peningkatan produksi tenak ruminansia sebagai salah satu sumber protein hewani, sebagai upaya untuk mencapai swasembada daging sapi 2014. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia diantaranya dengan perbaikan kualitas bibit ternak (secara genetik), peningkatan mutu pakan ternak, dan peningkatan kualitas kesehatan ternak.
Bahan Pakan dan Formulasi Ransum merupakan materi kuliah yang mempelajari jenis-jenis bahan pakan yang dapat di makan oleh ternak dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan ternak itu sendiri. Pada praktikum kali ini, materi yang dibahas adalah pengenalan alat-alat laboratorium serta pengenalan jenis-jenis rumput dan jenis-jenis pakan lainnya yang dapat di manfaatkan oleh ternak.
Dari praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui berbagai jenis alat-alat laboratorium dan jenis-jenis pakan yang dapat dimakan oleh ternak,baik itu rumput-rumputan, leguminosa maupun pakan hasil olahan. Sehungga nantinya pengetahuan yang sudah didapat tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khussnya dalam bidang peternakan.
Pakan ternak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat berupa hasil tanaman maupun hasil sisanya, sedangkan yang berasal dari hewan banyak berasal dari hasil sisa produksi yang hasil utamanya sudah dimanfaatkan oleh manusia. Tubuh ternak terdiri atas zat-zat gizi, sehingga ternak memerlukan zat-zat gizi dari luar yang dapat dipakai oleh ternak untuk menjaga kehidupan. Agar kualitas dan kuantitas nutrien yang dibutuhkan ternak terpenuhi maka harus dibuat ransum khusus yang disebut ransum serasi-seimbang yaitiu ransum yang diformulasikan dan dibuat sedemikian rupa sehingga bahan pakan yang digunakan dan nutrien yang terkandung didalamnya baik dalam macam, jumlah, dan proporsinya memenuhi persyaratan yang sesuai dengan kondisi dan tujuan pemeliharaan ternak. 
Bahan pakan merupakan suatu bahan yang dapat dimakan,disukai, dan dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorbsi, bermanfaat bagi ternak dan tidak menganggu kesehatan ternak tersebut. Secara umum bahan pakan terbagi dalam delapan klas yaitu: hijuaan kering atau jerami padi, hijauan segar, silage, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin, dan aditif pakan. 
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak dan tidak beracun terhadap ternak tersebut.Mengenalibahan pakan adalah sebagai kewajiban bagi setiap mahasiswa yang berada di fakultas peternakan.
Pentingnya bahan pakan khususnya untuk ternak merupakan hal yang tidak bisa kita pungkiri untuk kita tidak mempelajarinya. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, menjadikan kebutuhan protein hewani juga meningkat. Peningkatan jumlahpenduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan lahan untuk perumahan. Hal ini menyebabkan luas lahan pertanian mengalami penurunan, yang berpengaruh pada ketersediaan hijauan sumber pakan ternak ruminansia dan bahan konsentrat.
Tingginya konsumsi ternak terhadap pakan membuat para peternak sapi,ayam,kambing maupun hewan ternak lainnya mencari alternative pakan selain hijauan dan dedak padi pada umumnya.Para peternak pada saat ini telah menambahkan protein, sumber energi, mineral, dan lain sebagainya. Tentu dengan berbagai jenis pakan yang ada disekitar kita baik dalam bentuk bungkil maupun limbah dari pertanian dan limbah dari pengolahan tempe dan tahu. Kebutuhan protein hewani yang kian meningkat, harus diikuti dengan peningkatan produksi tenak ruminansia sebagai salah satu sumber protein hewani, sebagai upaya untuk mencapai swasembada daging sapi 2014. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia diantaranya dengan perbaikan kualitas bibit ternak (secara genetik), peningkatan mutu pakan ternak, dan peningkatan kualitas kesehatan ternak.
Di dalam pengenalan bahan pakan, terlebih dahulu bahan pakan itu sendiri terbagi menjadi pakan sumber protein hewani yang dibagi menjadi tepung ikan dan protein nabati dibagi menjadi bungkil kelapa dan bungkil kedele. Sedangkan sumber energi dibagi menjadi ada yang berbentuk biji-bijian atau butiran yang terbagi atas : padi, jagung, millet merah dan millet putih. Berbentuk tepung terbagi atas dedak halus, jagung giling, dan dedak halus. Berbentuk cairan terdiri atas : minyak sayur. Sumber mineral terdiri dari garam dan kerang.
Dan asal limbah pertanian atau agrobisnis terdiri dari kulit biji bunga matahari dan kulit kacang kedele. Serta jenis-jenis obat hewan yang terdiri dari coxy dan therapy. Sedangkan yang termasuk dari aditif pakan antara lain : egg stimulant, neobro, vita chick, supertop, multivit. Sedangkan bahan yang termasuk bahan pakan palsuan adalah batu bata, serta nama hijauan tanaman pakan terdiri dari : rumput setaria, rumput stylo, rumput benggala, rumput raja, rumput senuduk dan rumput gajah.
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang bisa dimakan oleh ternak yang dapat dicerna secara keseluruhan ataupun sebagian oleh ternak. Ransum adalah campuran jenis pakan yang diberikan kepada ternak selama 24 jam tanpa memperhitungkan kebutuhannya.
Mengenali alat-alat yang ada di Laboratorium merupakan hal mutlak yang harus dilakukan oleh praktikan sebelum memulai kegiatan praktikum secara keseluruhan.Hal ini dikarenakan pada saat praktikum nantinya praktikan akan selalu berhubungan langsung dan terus menerus dengan alat - alat Laboratorium tersebut,jika ada yang tidak mengetahui tentunya ini akan menjadi kendala dan akan sangat menghambat jalannya praktikum.Begiu juga dengan bahan-bahan yang akan digunakan,praktikan harus mengetahui secara rinci bahan-bahan yang akan di jadikan sampel didalam praktukum tersebut.Jangan sampai ada dari praktikan yang tidak mengetahui bahan-bahan tersebut dan pada akhirnya akan menghambat kelancaran jalannya prktikum.
Anonim (2007), Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Emha (2002), laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian lain menurut Sukarso (2005),  laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar,atau ruangan terbuka, misalnya kebun Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.
Pada dasarnya pengenalan alat laboraturium sangatlah perlu diketahui oleh para pratiker yang akan melakukan pratikum di dalam laboraturium.Didalam laboraturium terdapat banyak sekali alat-alat laboraturium mulai dari yang mudah digunakan sampai yang sulit digunakan.Bentuknya pun beragam,jika kita tidak mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboraturium maka penulis menyarankan sebaiknya jangan melakukan praktek diluar kendali para pengawas laboraturium karena bisa mengakibatkan dampak yang cukup fatal.
Oleh karena itu banyak sedikit kita akan membahas berbagai  macam alat-alat laboraturium yang sebagian besar digunakan dalam berbagai analisis yang sangatlah berguna bagi keberlanjutan ilmu kita kedepannya.
Pengenalan alat laboratorium khususnya untuk para praktikan dalam melaksanakan praktikum dilaboratorium adalah mengetahui terlebih dahulu peralatan. Perlengkapan laboratorium ini mempunyai fungsi beragam mulai dari yang sangat spesifik untuk pengujian zat tertentu hingga yang bersifat universal. Sebelum melaksanakan aktivitas dilaboratorium, pengenalan dasar mengenai jenis, bentuk dan fungsi peralatan yang digunakan dalam praktikum menjadi penting.
Dalam penetuan bahan pakan diperlukan preparasi sampel supaya sampel tersebut berhasil. Analisis suatu bahan pakan hanya akan dicapai secara baik jika pengambilan sampel bahan dilakukan secara benar dan representatif. Pengambilan perlu memperhatikan homogenitas sampel yaitu efek ukuran dan berat partikel sangat berpengaruh terhadapa homogenitas bahan. Bahan dengan ukuran dan berat lebih besar cenderung akan berpisah dengan bahan yang lebih kecil dan ringan (Segregasi). Cara pengambilan sampel yaitu dilakukan dengan dua cara yaitu dengan aselektif artinya pengambilan sampel secara acak dari keseluruhan bahan tanpa memperhatikan atau memisahkan bagian dari bahan tersebut, selektif artinya pengambilan sampel secara acak dari bagian tertentu suatu bahan. Jumlah sampel sudah ada ketentuan yaitu 10 % dari berat bahan dan sangat berpengaruh pada tingkat representatif. Penanganan sampel dilakukan agar sampel tidak mengalami perubahan sifat saat pengambilan sampel. Prosesing sampel yaitu tujuan evaluasi terutama evaluasi secara mikroskopis, kimia dan biologis, semua sampel juga harus digiling sehingga diperoleh sampel yang halus.
Menyusun ransum untuk ternak tidak boleh asal-asalan karena bisa membahayakan kondisi kesehatan ternak tersebut. Ransum yang disususn pun harus memenuhi kebutuhan makan ternak sebanayak 24 jam tanpa putus pakan. Ransum yang di susun biasanya harus terdiri dari bahan pakan yang mengandung energi, protein, lemak, mineral dan bahan pakan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan ternak tersebut. Ransum yang disusun harus ada formula atau ketentuan ataupun prosedur yang berlaku harus bisa tahu berapa kandungan zat pakan dan kebutuhan pakan dalam ternak ataupun dalam bahan pakan itu sendiri.
Sebelum menyusun ransum terlebih dahulu harus diketahui berapa kebutuhan ternak. Selanjutnya memilih bahan pakan yang dapat memenuhi persyratan nutrisi dan ekonomis. Metode yang di gunakan pun adalah metode coba-coba atau trial methode. Prinsip dasar pembuatan formulsi ransum adalah “menyesuaikan kandungn nutrisi bahan pkan terpilih dengan nutrisi kebutuhan nutrisi untuk ternak.
Energi bruto adalah Semua panas yang bebas pada pembakaran, panas ini dihasilkan dari suatu makanan yang seluruhnya dibakar secara sempurna dengan menggunakan bomb calorimeter sehingga menghasilkan zat-zat terakhir seperti CO2, H2O, dan gas lain.
Dalam menentukan energi bruto dengan oxygen bomb calorimeter menggunakan alat serta bahan yaitu unit bomb calorimeter, tabung oksigen, termometer, alat pembuat pellet, kawat platina, larutan methyl orange dan larutan Na2CO3 dan bahan pakan berupa bungkil kelapa, dedak padi, rumput raja. Peningkatan suhu yang telah diukur dengan termometer dapat dihitung energi bruto yang telah dihasilkan. Penetapan energi bruto ini terjadi pengubahan energi kimia dalam suatu sampel menjadi energi panas dan diukur jumlah panas yang dihasilkan.
Kandungan yang terdapat pada energi bruto di dalam bahan organic dapat dicerminkan dengan melihat kondisi yang terjadi dari proses oksidasi yang dilakukan didalam mencari energi bruto tersebut. Besarnya energi kimia juga sangat dipengaruhi dengan adanya  ratio antar C/H dengan atom O dan N.
Banyaknya kandunagan  energi bruto didalam bahan makanan sangat tergantung pada komposisi dari karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat dalam bahan makanan tersebut. Nilai energi  bruto dari berbagai bahan makanan bermacam- macam dan tidak menentu, akan tetapi secara umum telah ditetapkan nilai energi bruto untuk KH = 4,15 kkal/kg, protein = 5,65 kkal/kg, dan lemak = 9,45 kkal/kg. (Ella Hendalia, et.al. 2008).
Jumlah bahan pakan ternak yang mempunyai hitungan energi bruto yang tinggi juga tidak dapat menyumbangkan banyak enegi untuk keperluan tubuh dalam jumlah yang banyak pula dikarenakan hal ini  sangat dipengaruhi oleh daya cerna bahan pakan ternak  tersebut.
Untuk melakukan pengukuran energi bruto dalam bomb calorimeter protein akan mendapatkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan energi  karbohidrat, akan tetapi hasil pembakaran yang akan didapat di dalam tubuh ternak adalah nilai energi  protein yang mempunyai zat-zat yang dibutuhkan tubuh mendekati energi karbohidrat.
Oleh karena itu, dalam memperoleh hasil energi bruto yang diperoleh dari beberapa bahan sampel yang digunakan dalam pembuatan pelet tersebut maka kita harus mengetahui suhu awal, suhu akhir, berat sampel dan kabar bahan kering dari masing-masing bahan. Perhitungan dari energi ditentukan dulu energi ekuivalen asam benzoat, suhu awal dan suhu akhir, volume titrasi serta jumlah kawat terbakar (Samuel, 1997).
Negara Indonesia merupakan negara agraris karena mempunyai berbagai jenis tanaman yang melimpah dan berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan pakan ternak. Selain hijauan, bahan pakan ternak yang lainnya adalah konsentrat. Bahan pakan ternak sebagian besar terdiri dari produk pertumbuhan tanaman, hanya sebagian kecil yang terdiri dari bahan asal hewan. Banyak produk sampingan dari bahan makanan manusia cocok untuk pakan ternak. Disamping itu, sejalan dengan perkembangan teknologi dalam memproses makanan manusia, maka tambahan produk sampingan akan dengan sendirinya meningkat. Apabila suatu pedoman pemberian nama tidak dengan baik disiapkan untuk produk-produk tersebut, maka besar kemungkinan keraguan akan timbul. Sehingga setiap bahan pakan perlu diberi tatanama atau nomenklatur yang jelas sesuai dengan tatanama internasional.
Bahan Pakan dan Formulasi Ransum ini merupakan materi kuliah yang mempelajari jenis-jenis bahan pakan yang dapat dimakan oleh ternak dan bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan ternak itu sendiri serta cara-cara dalam penanganan bahan pakan tersebut. Pada praktikum kali ini materi yang dibahas yaitu tentang analisis proksimat yang terdiri dari penentuan kadar air, penentuan kadar abu, penentuan protein kasar, penentuan lemak kasar, penentuan serat kasar dan BETN.
Analisis suatu bahan pakan dapat memberi hasil yang baik jika pengambilan sampel bahan dilakukan secara benar dan representif. Untuk tujuan tersebut, maka dalam suatu analisis perlu diperhatikan homogenitas sampel, cara penganbilan sampel, jumlah sampel, penanganan sampel, prosesing sampel dsb. Sebelum sampel diambil, bahan harus dicampur secara merata atau diambil secara acak dari beberapa bagian. Sampel dari bahan dapat diambil secara aselektif maupun selektif. Jumlah sampel yang diambil akan sangat berpengaruh terhadap tingkat representif sampel, sampel yang telah diambil harus segera diamankan agar tidak rusak atau berubah. Sampel dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti rumput-rumputan, biji-bijian, buah-buahan, hasil ikutan produksi pertanian dan pangan maupun berasal dari hewan dan hasil ikutannya.
Pada praktikum penentuan kadar air, air pakan akan menguap oleh panas sehingga yang tinggal adalah bahan kering. Persentase air dihitung dari perbedaan bobot contoh sebelum dan sesudah perlakuan panas. Sampel dengan kadar air tinggi seperti hijauan atau silase kemungkinan terjadinya penguapan air sangat besar. Begitu juga dengan penentuan kadar abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan BETN.
2.1    Tujuan dan manfaat
Adapun tujuan dari pengenalan bahan pakan adalah mahasiswa dapat menjelaskan berbagai macama bahan pakan sumber energi, protein (hewani dan nabati), hijauan makanan ternak, vitamin, feedaditive, mineral, obat-obatan, dan bahan pemalsu pakan.
Sedangkan manfaatnya yaitu kita dapat lebih mengenal dan membedakan secara lebih spesifik antara berbagai macam bahan pakan ternak.
Adapun tujuan dari praktikum  pengenalan alat-alat laboraturium ini adalah agar praktikan dapat mengetahui macam-macamalatlaboratorium dan fungsidarimasing-masingalattersebut. Selain itu untuk mengetahui cara kerja alat agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum.
Menfaat dari praktikum ini adalah mengetahui bagaimana cara pengguanaan alat-alat laboratorium dalam berbagai analisis dan kita dapat mendapatkan lebih banyak pengetahuan mengenai alat-alat laboratorium tersebut.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara dalam pengambilan sampel dengan melakukan preparasi sampel. Dan harus dilakukan dengan cara representatif supaya mendapatkan hasil yang benar.
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pengambilan sampel yang representatif dan benar dan bagaimana cara menghitung kadar air dan berat bahan kering.
Adapun tujuan kali ini adalah mahasiswa belajar menyusun suatu formula ransum sesuai dengan kebutuhan ternak, bukan asal susun suatu formula saja.  
Dan bermanfaat kelak suatu hari bisa menyusun ransum dengan baik, benar dan sesuai dengan kebutuhan ternak dan kandungan bahan pakan terpilih yng akan digunakan untuk ternak.
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah mahasiswa mendapatkan pengalaman cara-cara mencampur ransum. 
Dan bermanfaat kelak suatu hari bisa menyusun ransum dengan baik, benar dan sesuai dengan kebutuhan ternak dan kandungan bahan pakan terpilih yng akan digunakan untuk ternak serta mengetahui bahan mana yang dicampur terlebih dahulu agar hasilnya rata atau homogen.
Tujuan dari praktikum analisis ptoksimat yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui cara-cara dalam penentuan kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan juga BETN serta nilai dari kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan BETN.
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dan mempraktekkan secara langsung kegiatan penentuan kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan BETN. Selain itu, mahasiswa juga dapat memahami cara dalam menghitung nilai-nilai dari kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan BETN. Sehingga nantinya kegiatan ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam bidang peternakan.














II.TINJAUAN PUSTAKA
 (Anonim:2012 ), mengatakan bahwa Cawan Petri (Petri Dish) dan Fungsi Cawan Petri. Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dar iplastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri dibuat dalam satu set. Cawan yang berukuran kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Cawan petri ada yang terbuat dari plastik (sekali pakai) ada juga yang terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas, biasanya untuk dimasukan kedalam autoclaved.
 (Wong: 2011) mengatakan bahwa Gelas ukur adalah alat yang biasanya dipakai untuk mengukur takaran benda cair. Gelas ukur ini sering digunakan dalam dunia masak-memasak. Akan tetapi, gelas ukur juga dipakai dalam percobaan kimia di laboratorium. Nah untuk membedakannya, gelas ukur yang dipakai di laboratorium disebut dengan tabung kimia. Gelas ukur untuk memasak bentuknya lebih menyerupai gelas. Hanya saja, bentuk bagian atasnya lebih melebar dari bagian bawahnya. Sementara gelas ukur untuk percobaan kimia bentuknya lebih menyerupai tabung. Karena itulah, disebut dengan tabung kimia. Umumnya, gelas ukur terbuat dari bahan plastik dan gelas atau kaca. Selain baha pembuat, bentuk gelas ukur saat ini juga lebih beragam.
(Munadiah:2011)mengatakan bahwa Alu dan nampan terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
 (Brahmatullah:2011), Labu ukur adalah sebuah perangkat yg memiliki kapasitas antara 5 mL sampai 5 L dan biasanyainstrumen ini digunakan utk mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yg nantinya hanya digunakan dlmukuran yg terbatas hanya sbg sampel dgn menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yg tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada dileher labu. Untuk zat yg berwarna, penambahan aquadets hingga dasar meniskus yg menyentuhleher labu ( meniskus berada di atas garis leher ).
(Wikipedia:2011), Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Ia digunakan untuk meneteskan sejumlah reagencair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. Buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki akurasi sampai dengan ± 0,05 cm3.
(Ani: 2011), Neraca analitik digital merupakan salah satu neraca yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat atau benda sampai batas 0,0001 g. Beberapa hal yang perlu diperhatikan bekerja dengan neraca ini adalah: Neraca analitik digital adalah neraca yang sangat peka, karena itu bekerja dengan neraca ini harus secara halus dan hati-hati. Sebelum mulai menimbang persiapkan semua alat bantu yang dibutuhkan dalam penimbangan Langkah kerja penimbangan yang meliputi: a. Persiapan pendahuluan alat-alat penimbangan, siapkan alat dan zat yang akan ditimbang, sendok, kaca arloji dan kertas isap. b. pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca meliputi: periksa kebersihan neraca (terutama piring-piring neraca), kedataran dan kesetimbangan neraca. c. penimbangan, dapat dilakukan setelah diperoleh keadaan setimbang pada neraca dan timbangan pada posisi nol, demikian pula setelah penimbangan selesai posisi timbangan dikembalikan seperti semula.
(Rahma:2009), Peralatan gelas (glass ware equipment)Gelas piala/gelas beker (Beaker glass). Gelas piala merupakan wadah yang paling sederhana untuk mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan. Terbuat dari borosilikat atau plastik. Gelas piala yang digunakan untuk bahan kimia yang bersifat korosif terbuat dari PTPE Untuk mencegah kontaminasi atau hilangnya cairan dapat digunakan gelas arloji sebagai penutup Gelas piala tidak dapat digunakan untuk mengukur volume.
(Emel:2011), Botol semprot, biasanya digunakan untuk menympan aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut dalam air. Selain itu digunakan juga untuk mencuci atau menetralkan peralatan-peralatan yang akan digunakan. Cara menggunakan: menekan botol maka aquades akan keluar. Selain itucawan petri  digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya.
(Rahma: 2009), Erlenmeyer (Erlenmeyer flask, Conical flask, E-flaks)
Digunakan dalam proses titrasi untuk menampung larutan yang akan dititrasi
Dalam mikrobiologi, erlenmeyer digunakan untuk pembiakan mikroba
Erlenmeyer tidak dapat digunakan utnuk menampung volumePipet (pipette, pipettor, chemical dropper)Digunakan untuk memindahkan sejumlah cairan Pipet tersedia untuk berbagai jenis penggunaan dengan berbagai tingkatan akurasi dan presisi. Pipet dengan ukuran volume 1 hingga 1000 μl dinamakan mikropipet (micropipettes), sedangkan ukuran volume yang lebih besar dinamakan dengan makropipet (macropipettes).
(Anonim:2008), Distilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen yang ada di dalam campuran. Distilasi biasa dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar. Sedangkan distilasi uap dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan tekanan uap jenuh yang cukup antara komponen-komponen yang ada pada campuran. Pada distilasi uap, uap yang digunakan biasanya berupa uap air. Selain itu distilasi juga dapat dilakukan pada tekanan di bawah tekanan atmosfer. Metode ini dikenal sebagai distilasi pengurangan tekanan. Distilasi pengurangan tekanan dilakukan apabila komponen akan mengalami dekomposisi pada titik didihnya. Bila selisih titik didih komponen-komponen yang ada pada campuran kecil maka komponen alat distilasi ditambah dengan kolom vigreux.
(Anonim:2012)mengatakanbahwaPipet ukur, yaitu pipet yang fungsinya sama dengan pipet seukuran tetapi kurang tepat dibandingkan dengan pipet seukuran dengantingkat kesalahan 0,01%.   Pipet mikro, yaitu pipet untuk L (1mL sampai 100 mmemindahkan larutan dengan volume yang berkisar 5  L = 0,001 mL) dengan standar deviasi 0,1%. Pipet mikro ini ada yangm dirancang secara otomatis. Pipet tetes, yaitu pipet gelas yang dilengkapi dengan penyedot karet untuk memindahkan larutan yang volumenya tidak perlu diperhatikan.
(Brahmatullah:2011), Alat laboratorium Gelas Ukur ini berbahan dasar Kaca Borosilikat dan Plastik. Volume Alat Lab Gelas Ukur  ini adalah 250 ml dengan skala 2 ml terdapat bibir tuang agar cairan tidak mudah tumpah saat dituang ke media lain.. Alat Laboratorium Gelas Ukur ini mempunyai variasi volume dari 5 ml hingga 1000 ml dan posisinya dapat berdiri tegak/tidak miring, tidak goyang.
(Evi:2011), Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling) bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out. Soxhlet biasa digunakan dalam pengekstrasian emak pada suatu bahan makanan. Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.
(Rola:2012)Destilasi adalah teknik untuk memisahkan larutan ke dalam masing-masing komponennya. Prinsip destilasi adalah didasarkan atas perbedaan titik didih komponen zatnya. Destilasi dapat digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih berbeda sehingga dapat dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang tinggi. Seperti labu didih hanya pada leher terdapat pipa samping untuk pengeluaran uap air yang akan dikondensasi. Vol 100/125 ml sesuai dengan KA 95, volume : 125 ml.
(Munadiah:2011)Cawan Poreselin terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan. Cawan porselen digunakan untuk menguapakan cairan pada suhu yang tidak terlalu tinggi,misalnya didalam oven,diatas tangs air,uap,pasir dan sebagainya.cawan porselen mempunyai kapasitas 4 hingga 2900 ml.Sebagian dari cawan porselen tidak tahan pada pemanasan suhu diatas 300 C.
(Anonim:2008)Sebuah lemari asam atau lemari asap adalah jenis lokal perangkat ventilasi yang dirancang untuk membatasi paparan berbahaya atau beracun, uap asap atau debu. Sebuah lemari asam biasanya sepotong besar peralatan melampirkan lima sisi dari suatu area kerja, bagian bawah yang paling sering terletak di ketinggian kerja berdiri. Dua jenis utama ada, menyalurkan dan sirkulasi.  Prinsipnya adalah sama untuk kedua jenis: udara digambarkan dalam dari depan (terbuka) samping kabinet, dan dibuang di luar gedung atau dibuat aman melalui filtrasi dan dimasukkan kembali ke dalam ruangan. 
(Anonim:2010) Corong Büchner adalah sebuah peralatan laboratorium yang digunakan dalam penyaringan vakum. Ia biasanya terbuat dari porselen, namun kadangkala ada juga yang terbuat dari kacadan plastik. Di bagian atasnya terdapat sebuah silinder dengan dasar yang berpori-pori. Corong Hirsch juga memiliki struktur dan kegunaan yang sama, namun ia lebih kecil dan biasanya terbuat dari kaca. Bahan penyaring (biasanya kertas saring) diletakkan di atas corong tersebut dan dibasahi dengan pelarut untuk mencegah kebocoran pada awal penyaringan. Cairan yang akan disaring ditumpahkan ke dalam corong dan dihisap ke dalam labu dari dasar corong yang berpori dengan pompa vakum.
               
















Anonim(2012) Analisis contoh mencakup analisis proksimat dianalisis asam lemak. Analisis proksimat meliputi kadar air, kadar abu, lemak, protein, dan serat kasar. Kadar air pada contoh ditetapkan dengan menggunakan oven pada suhu 105ºC sampai tercapai bobot tetap. Kadar abu dianalisis dengan cara pengabuan kering dalam tanur, pada pemanasan suhu 500-600°C selama 6 jam. Penetapan kandungan lemak dilakukan dengan metode soklet dan larutan heksan sebagai pelarut. Protein ditetapkan dengan metode mikro Kjeldhal dan larutan asam klorida sebagai penitar, sedangkan penetapan serat kasar dengan cara hidrolisis contoh dengan larutan asam dan basa encer.
Analisis proksimat adalah suatu metoda analisis kimia untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat makanan dari bahan pakan atau pangan. Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas pakan atau bahan pangan terutama pada standar zat makanan yang seharusnya terkandung di dalamnya.
Nomenklatur atau pemberian nama bahan pakan dengan maksud mengoreksi ketidaktetapan, dalam praktek pemberian nama bahan-bahan makanan suatu sistem Internasional dikembangkan di Amerika Serikat merupakan sebagai prosedur perekaman datanya telah diterima oleh INFIC, di rancang untuk memperkecil kesulitan-kesulitan dalam mengidentifikasi bahan makanan dengan cara memberikan nama yang mencari kepada setiap bahan makanan dan memberi  kepastian bagi standarisasi internasional dalam menentukan bahan makanan (Anggorodi, 1991).
Ketepatan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia dan peralatan yang digunakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri. Kecermatan dan ketelitian kerja, selain merupakan sifat pribadi seseorang dapat juga diperoleh karena bertambahnya pengalaman kerja seseorang. Maka sebelum melakukan analisa harus mengenal dan mengetahui alat-alat laboratorium yang akan digunakan beserta fungsi dan cara penggunaannya. Alat dalam menganalisa bahan makanan ini dimaksudkan sebagai pendukung langsung untuk melakukan suatu analisa.  Pengenalan alat dilakukan agar nantinya dapat mendukung acara praktikum yaitu mengenai analisis fisik, analisa kadar abu, kadar air, serat kasar, lemak kasar, protein kasar, FAA dan Gross Energy.
Bahan makanan merupakan bahan yang sudah dapat dimakan, dicerna dan digunakan oleh hewan. Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan makanan adalah bahan yang dapat dimakan (edible). Bahan makanan ternak terdiri dari tanaman, dan kadang-kadang juga berasal dari ternak atau hewan yang ada di laut. Karena ternak pada umumnya tergantung pada tanaman sebagai sumber makanannya. Bahan pakan memiliki kondisi fisik kimia yang berbeda-beda sehingga dalam penanganan, pengolahan, maupun penyimpanannya memerlukan perlakuan yang berbeda pula. Tujuan dari mengetahui sifat-sifat suatu bahan pakan adalah mempermudah penanganan dan pengangkutan, menjaga homogenitas, dan stabilitas saat pencampuran (Sudarmadji, 1997).
Pertumbuhan, produksi, reproduksi dan hidup pokok hewan memerlukan zat gizi. Makanan ternak berisi zat gizi, untuk keperluan kebutuhan energi dan fungsi-fungsinya sehingga memungkinkan digunakan dalam penyusunan ransum dengan cara sederhana.  Secara umum sifat fisik bahan pakan tergantung dari jenis dan ukuran partikel bahan. Sekurang-kurangnya ada enam sifat fisik pakan yang penting yaitu berat jenis, kerapatan tumpukan, luas permukaan spesifik, sudut tumpukan, daya ambang, dan faktor higroskopis (Jaelani, 2007).
Penyediaan bahan pakan pada hakekatnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ternak akan zat-zat makanan. Pemilihan bahan tidak akan terlepas dari ketersediaan zat makanan itu sendiri yang dibutuhkan oleh ternak. Untuk mengetahui berapa jumlah zat makanan yang diperlukan oleh ternak serta cara penyusunan ransum, diperlukan pengetahuan mengenai kualitas dan kuantitas zat makanan. Merupakan suatu keuntungan bahwa zat makanan, selain mineral dan vitamin, tidak mempunyai sifat kimia secara individual. Secara garis besar jumlah zat makanan dapat dideterminasi dengan analisis kimia, seperti analisis proxsimat, dan terhadap pakan berserat analisis proxsimat lebih dikembangkan lagi menjadi analisis serat (Soejono, 2004).