I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahan pakan adalah
segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak dan tidak beracun terhadap ternak
tersebut.Mengenalibahan pakan adalah sebagai kewajiban bagi setiap mahasiswa
yang berada di fakultas peternakan.
Pentingnya
bahan pakan khususnya untuk ternak merupakan hal yang tidak bisa kita pungkiri
untuk kita tidak mempelajarinya. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat,
menjadikan kebutuhan protein hewani juga meningkat. Peningkatan jumlahpenduduk
diikuti dengan meningkatnya kebutuhan lahan untuk perumahan. Hal ini
menyebabkan luas lahan pertanian mengalami penurunan, yang berpengaruh pada
ketersediaan hijauan sumber pakan ternak ruminansia dan bahan konsentrat.
Tingginya konsumsi
ternak terhadap pakan membuat para peternak sapi,ayam,kambing maupun hewan
ternak lainnya mencari alternative pakan selain hijauan dan dedak padi pada
umumnya.Para peternak pada saat ini telah menambahkan protein,sumber energi,mineral,dan
lain sebagainya. Tentu dengan berbagai jenis pakan yang ada disekitar kita
baik dalam bentuk bungkil maupun limbah dari pertanian dan limbah dari
pengolahan tempe dan tahu. Kebutuhan protein hewani yang kian meningkat, harus
diikuti dengan peningkatan produksi tenak ruminansia sebagai salah satu sumber
protein hewani, sebagai upaya untuk mencapai swasembada daging sapi 2014. Upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia diantaranya
dengan perbaikan kualitas bibit ternak (secara genetik), peningkatan mutu pakan
ternak, dan peningkatan kualitas kesehatan ternak.
Bahan Pakan dan Formulasi Ransum merupakan materi kuliah yang
mempelajari jenis-jenis bahan pakan yang dapat di makan oleh ternak dan
bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan ternak itu sendiri. Pada praktikum
kali ini, materi yang dibahas adalah pengenalan alat-alat laboratorium serta
pengenalan jenis-jenis rumput dan jenis-jenis pakan lainnya yang dapat di
manfaatkan oleh ternak.
Dari praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui berbagai
jenis alat-alat laboratorium dan jenis-jenis pakan yang dapat dimakan oleh
ternak,baik itu rumput-rumputan, leguminosa maupun pakan hasil olahan. Sehungga
nantinya pengetahuan yang sudah didapat tersebut dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, khussnya dalam bidang peternakan.
Pakan
ternak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat berupa hasil tanaman maupun
hasil sisanya, sedangkan yang berasal dari hewan banyak berasal dari hasil sisa
produksi yang hasil utamanya sudah dimanfaatkan oleh manusia. Tubuh ternak
terdiri atas zat-zat gizi, sehingga ternak memerlukan zat-zat gizi dari luar
yang dapat dipakai oleh ternak untuk menjaga kehidupan. Agar kualitas dan
kuantitas nutrien yang dibutuhkan ternak terpenuhi maka harus dibuat ransum
khusus yang disebut ransum serasi-seimbang yaitiu ransum yang diformulasikan
dan dibuat sedemikian rupa sehingga bahan pakan yang digunakan dan nutrien yang
terkandung didalamnya baik dalam macam, jumlah, dan proporsinya memenuhi
persyaratan yang sesuai dengan kondisi dan tujuan pemeliharaan ternak.
Bahan
pakan merupakan suatu bahan yang dapat dimakan,disukai, dan dapat dicerna
sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorbsi, bermanfaat bagi ternak dan tidak
menganggu kesehatan ternak tersebut. Secara umum bahan pakan terbagi dalam
delapan klas yaitu: hijuaan kering atau jerami padi, hijauan segar, silage,
sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin, dan aditif
pakan.
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak
dan tidak beracun terhadap ternak tersebut.Mengenalibahan pakan adalah sebagai
kewajiban bagi setiap mahasiswa yang berada di fakultas peternakan.
Pentingnya bahan pakan khususnya untuk
ternak merupakan hal yang tidak bisa kita pungkiri untuk kita tidak
mempelajarinya. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, menjadikan
kebutuhan protein hewani juga meningkat. Peningkatan jumlahpenduduk diikuti
dengan meningkatnya kebutuhan lahan untuk perumahan. Hal ini menyebabkan luas
lahan pertanian mengalami penurunan, yang berpengaruh pada ketersediaan hijauan
sumber pakan ternak ruminansia dan bahan konsentrat.
Tingginya konsumsi ternak terhadap pakan membuat para
peternak sapi,ayam,kambing maupun hewan ternak lainnya mencari alternative
pakan selain hijauan dan dedak padi pada umumnya.Para peternak pada saat ini telah
menambahkan protein, sumber energi, mineral, dan lain sebagainya. Tentu dengan
berbagai jenis pakan yang ada disekitar kita baik dalam bentuk bungkil maupun
limbah dari pertanian dan limbah dari pengolahan tempe dan tahu. Kebutuhan
protein hewani yang kian meningkat, harus diikuti dengan peningkatan produksi
tenak ruminansia sebagai salah satu sumber protein hewani, sebagai upaya untuk
mencapai swasembada daging sapi 2014. Upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produksi ternak ruminansia diantaranya dengan perbaikan kualitas
bibit ternak (secara genetik), peningkatan mutu pakan ternak, dan peningkatan
kualitas kesehatan ternak.
Di dalam pengenalan bahan pakan, terlebih dahulu
bahan pakan itu sendiri terbagi menjadi pakan sumber protein hewani yang dibagi
menjadi tepung ikan dan protein nabati dibagi menjadi bungkil kelapa dan
bungkil kedele. Sedangkan sumber energi dibagi menjadi ada yang berbentuk
biji-bijian atau butiran yang terbagi atas : padi, jagung, millet merah dan
millet putih. Berbentuk tepung terbagi atas dedak halus, jagung giling, dan
dedak halus. Berbentuk cairan terdiri atas : minyak sayur. Sumber mineral
terdiri dari garam dan kerang.
Dan asal limbah pertanian atau agrobisnis terdiri
dari kulit biji bunga matahari dan kulit kacang kedele. Serta
jenis-jenis obat hewan yang terdiri dari coxy dan therapy. Sedangkan yang termasuk dari aditif pakan antara lain :
egg stimulant, neobro, vita chick, supertop, multivit. Sedangkan bahan yang
termasuk bahan pakan palsuan adalah batu bata, serta nama hijauan tanaman pakan
terdiri dari : rumput setaria, rumput stylo, rumput benggala, rumput raja,
rumput senuduk dan rumput gajah.
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang
bisa dimakan oleh ternak yang dapat dicerna secara keseluruhan ataupun sebagian
oleh ternak. Ransum adalah campuran jenis pakan yang diberikan kepada ternak
selama 24 jam tanpa memperhitungkan kebutuhannya.
Mengenali
alat-alat yang ada di Laboratorium merupakan hal mutlak yang harus dilakukan
oleh praktikan sebelum memulai kegiatan praktikum secara keseluruhan.Hal ini
dikarenakan pada saat praktikum nantinya praktikan akan selalu berhubungan
langsung dan terus menerus dengan alat - alat Laboratorium tersebut,jika ada
yang tidak mengetahui tentunya ini akan menjadi kendala dan akan sangat
menghambat jalannya praktikum.Begiu juga dengan bahan-bahan yang akan
digunakan,praktikan harus mengetahui secara rinci bahan-bahan yang akan di
jadikan sampel didalam praktukum tersebut.Jangan sampai ada dari praktikan yang
tidak mengetahui bahan-bahan tersebut dan pada akhirnya akan menghambat
kelancaran jalannya prktikum.
Anonim
(2007), Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Emha
(2002), laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan,
penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan
biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian
lain menurut Sukarso (2005),
laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk
mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup,
kamar,atau ruangan terbuka, misalnya kebun Berdasarkan definisi tersebut,
laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan
maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau
bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan
terbuka seperti kebun dan lain-lain.
Pada dasarnya pengenalan alat
laboraturium sangatlah perlu diketahui oleh para pratiker yang akan melakukan
pratikum di dalam laboraturium.Didalam laboraturium terdapat banyak sekali
alat-alat laboraturium mulai dari yang mudah digunakan sampai yang sulit
digunakan.Bentuknya pun beragam,jika kita tidak mengetahui nama dan fungsi
alat-alat laboraturium maka penulis menyarankan sebaiknya jangan melakukan
praktek diluar kendali para pengawas laboraturium karena bisa mengakibatkan
dampak yang cukup fatal.
Oleh karena itu banyak sedikit kita akan
membahas berbagai macam alat-alat
laboraturium yang sebagian besar digunakan dalam berbagai analisis yang
sangatlah berguna bagi keberlanjutan ilmu kita kedepannya.
Pengenalan alat laboratorium khususnya untuk para
praktikan dalam melaksanakan praktikum dilaboratorium adalah mengetahui
terlebih dahulu peralatan. Perlengkapan laboratorium ini mempunyai fungsi
beragam mulai dari yang sangat spesifik untuk pengujian zat tertentu hingga
yang bersifat universal. Sebelum melaksanakan aktivitas dilaboratorium,
pengenalan dasar mengenai jenis, bentuk dan fungsi peralatan yang digunakan
dalam praktikum menjadi penting.
Dalam penetuan bahan pakan diperlukan preparasi sampel supaya sampel
tersebut berhasil. Analisis suatu bahan pakan hanya akan dicapai secara baik
jika pengambilan sampel bahan dilakukan secara benar dan representatif.
Pengambilan perlu memperhatikan homogenitas sampel yaitu efek ukuran dan berat
partikel sangat berpengaruh terhadapa homogenitas bahan. Bahan dengan ukuran
dan berat lebih besar cenderung akan berpisah dengan bahan yang lebih kecil dan
ringan (Segregasi). Cara pengambilan sampel yaitu dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan aselektif artinya pengambilan sampel secara acak dari keseluruhan
bahan tanpa memperhatikan atau memisahkan bagian dari bahan tersebut, selektif
artinya pengambilan sampel secara acak dari bagian tertentu suatu bahan. Jumlah
sampel sudah ada ketentuan yaitu 10 % dari berat bahan dan sangat berpengaruh
pada tingkat representatif. Penanganan sampel dilakukan agar sampel tidak
mengalami perubahan sifat saat pengambilan sampel. Prosesing sampel yaitu
tujuan evaluasi terutama evaluasi secara mikroskopis, kimia dan biologis, semua
sampel juga harus digiling sehingga diperoleh sampel yang halus.
Menyusun ransum untuk ternak tidak boleh
asal-asalan karena bisa membahayakan kondisi kesehatan ternak tersebut. Ransum
yang disususn pun harus memenuhi kebutuhan makan ternak sebanayak 24 jam tanpa
putus pakan. Ransum yang di susun biasanya harus terdiri dari bahan pakan yang
mengandung energi, protein, lemak, mineral dan bahan pakan lainnya yang sesuai
dengan kebutuhan ternak tersebut. Ransum yang disusun harus ada formula atau
ketentuan ataupun prosedur yang berlaku harus bisa tahu berapa kandungan zat
pakan dan kebutuhan pakan dalam ternak ataupun dalam bahan pakan itu sendiri.
Sebelum
menyusun ransum terlebih dahulu harus diketahui berapa kebutuhan ternak.
Selanjutnya memilih bahan pakan yang dapat memenuhi persyratan nutrisi dan
ekonomis. Metode yang di gunakan pun adalah metode coba-coba atau trial
methode. Prinsip dasar pembuatan formulsi ransum adalah “menyesuaikan kandungn
nutrisi bahan pkan terpilih dengan nutrisi kebutuhan nutrisi untuk ternak.
Energi bruto adalah Semua panas yang bebas pada pembakaran, panas
ini dihasilkan dari suatu makanan yang seluruhnya dibakar
secara sempurna dengan menggunakan bomb calorimeter sehingga menghasilkan zat-zat terakhir seperti
CO2, H2O, dan gas lain.
Dalam menentukan energi bruto
dengan oxygen bomb calorimeter menggunakan alat serta bahan yaitu unit bomb
calorimeter, tabung oksigen, termometer, alat pembuat pellet, kawat platina,
larutan methyl orange dan larutan Na2CO3 dan bahan pakan berupa bungkil kelapa, dedak padi, rumput raja.
Peningkatan suhu yang telah diukur dengan termometer dapat dihitung energi
bruto yang telah dihasilkan. Penetapan energi bruto ini terjadi pengubahan
energi kimia dalam suatu sampel menjadi energi panas dan diukur jumlah panas
yang dihasilkan.
Kandungan yang terdapat pada energi bruto di dalam
bahan organic dapat dicerminkan dengan melihat kondisi yang terjadi dari proses
oksidasi yang dilakukan didalam mencari energi bruto tersebut. Besarnya energi kimia juga sangat dipengaruhi dengan adanya ratio antar C/H dengan atom O dan N.
Banyaknya kandunagan energi bruto didalam bahan makanan sangat
tergantung pada komposisi dari karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat
dalam bahan makanan tersebut. Nilai energi
bruto dari berbagai bahan makanan bermacam- macam dan tidak menentu,
akan tetapi secara umum telah ditetapkan nilai energi bruto untuk KH = 4,15
kkal/kg, protein = 5,65 kkal/kg, dan lemak = 9,45 kkal/kg. (Ella
Hendalia, et.al. 2008).
Jumlah bahan
pakan ternak yang mempunyai hitungan energi bruto yang tinggi juga tidak dapat
menyumbangkan banyak enegi untuk keperluan tubuh dalam jumlah yang banyak pula
dikarenakan hal ini sangat dipengaruhi
oleh daya cerna bahan pakan ternak
tersebut.
Untuk melakukan pengukuran energi bruto dalam bomb
calorimeter protein akan mendapatkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan
energi karbohidrat, akan tetapi hasil
pembakaran yang akan didapat di dalam tubuh ternak adalah nilai energi protein yang mempunyai zat-zat yang
dibutuhkan tubuh mendekati energi karbohidrat.
Oleh karena itu, dalam
memperoleh hasil energi bruto yang diperoleh dari beberapa bahan sampel yang
digunakan dalam pembuatan pelet tersebut maka kita harus mengetahui suhu awal,
suhu akhir, berat sampel dan kabar bahan kering dari masing-masing bahan.
Perhitungan dari energi ditentukan dulu energi ekuivalen asam benzoat, suhu
awal dan suhu akhir, volume titrasi serta jumlah kawat terbakar (Samuel, 1997).
Negara Indonesia merupakan
negara agraris karena mempunyai berbagai jenis tanaman yang melimpah dan
berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan pakan ternak. Selain hijauan, bahan
pakan ternak yang lainnya adalah konsentrat. Bahan pakan ternak sebagian besar terdiri
dari produk pertumbuhan tanaman, hanya sebagian kecil yang terdiri dari bahan
asal hewan. Banyak produk sampingan dari bahan makanan manusia cocok untuk
pakan ternak. Disamping itu, sejalan dengan perkembangan teknologi dalam
memproses makanan manusia, maka tambahan produk sampingan akan dengan
sendirinya meningkat. Apabila suatu pedoman pemberian nama tidak dengan baik
disiapkan untuk produk-produk tersebut, maka besar kemungkinan keraguan akan
timbul. Sehingga setiap bahan pakan perlu diberi tatanama atau nomenklatur yang
jelas sesuai dengan tatanama internasional.
Bahan
Pakan dan Formulasi Ransum ini merupakan materi kuliah yang mempelajari
jenis-jenis bahan pakan yang dapat dimakan oleh ternak dan bermanfaat bagi
pertumbuhan dan perkembangan ternak itu sendiri serta cara-cara dalam
penanganan bahan pakan tersebut. Pada praktikum kali ini materi yang dibahas
yaitu tentang analisis proksimat yang terdiri dari penentuan kadar air,
penentuan kadar abu, penentuan protein kasar, penentuan lemak kasar, penentuan
serat kasar dan BETN.
Analisis
suatu bahan pakan dapat memberi hasil yang baik jika pengambilan sampel bahan
dilakukan secara benar dan representif. Untuk tujuan tersebut, maka dalam suatu
analisis perlu diperhatikan homogenitas sampel, cara penganbilan sampel, jumlah
sampel, penanganan sampel, prosesing sampel dsb. Sebelum sampel
diambil, bahan harus dicampur secara merata atau diambil secara acak dari
beberapa bagian. Sampel dari bahan dapat diambil secara aselektif maupun
selektif. Jumlah sampel yang diambil akan sangat berpengaruh terhadap tingkat
representif sampel, sampel yang telah diambil harus segera diamankan agar tidak
rusak atau berubah. Sampel dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti
rumput-rumputan, biji-bijian, buah-buahan, hasil ikutan produksi pertanian dan
pangan maupun berasal dari hewan dan hasil ikutannya.
Pada praktikum penentuan kadar air, air pakan akan
menguap oleh panas sehingga yang tinggal adalah bahan kering. Persentase air
dihitung dari perbedaan bobot contoh sebelum dan sesudah perlakuan panas.
Sampel dengan kadar air tinggi seperti hijauan atau silase kemungkinan
terjadinya penguapan air sangat besar. Begitu juga dengan penentuan kadar
abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan BETN.
2.1
Tujuan dan manfaat
Adapun tujuan dari pengenalan bahan
pakan adalah mahasiswa dapat menjelaskan berbagai macama bahan pakan sumber
energi, protein (hewani dan nabati), hijauan makanan ternak, vitamin,
feedaditive, mineral, obat-obatan, dan bahan pemalsu pakan.
Sedangkan manfaatnya yaitu kita dapat
lebih mengenal dan membedakan secara lebih spesifik antara berbagai macam bahan
pakan ternak.
Adapun
tujuan dari praktikum pengenalan
alat-alat laboraturium ini adalah agar praktikan dapat mengetahui macam-macamalatlaboratorium
dan fungsidarimasing-masingalattersebut. Selain itu untuk mengetahui cara kerja
alat agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum.
Menfaat
dari praktikum ini adalah mengetahui bagaimana cara pengguanaan alat-alat
laboratorium dalam berbagai analisis dan kita dapat mendapatkan lebih banyak
pengetahuan mengenai alat-alat laboratorium tersebut.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara
dalam pengambilan sampel dengan melakukan preparasi sampel. Dan harus dilakukan
dengan cara representatif supaya mendapatkan hasil yang benar.
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara
pengambilan sampel yang representatif dan benar dan bagaimana cara menghitung
kadar air dan berat bahan kering.
Adapun tujuan kali ini adalah mahasiswa belajar menyusun suatu formula
ransum sesuai dengan kebutuhan ternak,
bukan
asal susun suatu formula saja.
Dan bermanfaat kelak suatu hari bisa menyusun ransum dengan baik, benar dan sesuai dengan kebutuhan ternak dan kandungan
bahan pakan terpilih yng akan digunakan untuk ternak.
Adapun tujuan
praktikum kali ini adalah mahasiswa mendapatkan pengalaman cara-cara mencampur
ransum.
Dan bermanfaat kelak suatu hari bisa menyusun ransum dengan baik,
benar dan sesuai dengan kebutuhan ternak dan kandungan
bahan pakan terpilih yng akan digunakan untuk ternak serta mengetahui bahan
mana yang dicampur terlebih dahulu agar hasilnya rata atau homogen.
Tujuan dari praktikum analisis
ptoksimat yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui cara-cara dalam penentuan kadar
air, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan juga BETN serta
nilai dari kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan
BETN.
Adapun manfaat dari praktikum ini
yaitu mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dan mempraktekkan secara langsung
kegiatan penentuan kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan
BETN. Selain itu, mahasiswa juga dapat memahami cara dalam menghitung
nilai-nilai dari kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar
dan BETN. Sehingga nantinya kegiatan ini dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari khususnya dalam bidang peternakan.
II.TINJAUAN PUSTAKA
(Anonim:2012 ), mengatakan bahwa Cawan Petri (Petri Dish)
dan Fungsi Cawan Petri. Cawan Petri
atau telepa Petri adalah sebuah
wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dar iplastik atau kaca
yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri dibuat dalam satu set. Cawan
yang berukuran kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya.
Cawan petri ada yang terbuat dari plastik (sekali pakai) ada juga yang terbuat
dari kaca borosilikat yang tahan panas, biasanya untuk dimasukan kedalam
autoclaved.
(Wong: 2011) mengatakan bahwa Gelas ukur
adalah alat yang biasanya dipakai untuk mengukur takaran benda cair. Gelas ukur
ini sering digunakan dalam dunia masak-memasak. Akan tetapi, gelas ukur juga
dipakai dalam percobaan kimia di laboratorium. Nah untuk membedakannya, gelas
ukur yang dipakai di laboratorium disebut dengan tabung kimia. Gelas ukur untuk
memasak bentuknya lebih menyerupai gelas. Hanya saja, bentuk bagian atasnya
lebih melebar dari bagian bawahnya. Sementara gelas ukur untuk percobaan kimia
bentuknya lebih menyerupai tabung. Karena itulah, disebut dengan tabung kimia.
Umumnya, gelas ukur terbuat dari bahan plastik dan gelas atau kaca. Selain baha
pembuat, bentuk gelas ukur saat ini juga lebih beragam.
(Munadiah:2011)mengatakan bahwa Alu dan nampan terbuat
dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan
dan mencampurkan padatan kimia.
(Brahmatullah:2011), Labu ukur adalah
sebuah perangkat yg memiliki kapasitas antara 5 mL sampai 5 L dan
biasanyainstrumen ini digunakan utk mengencerkan zat tertentu hingga batas
leher labu ukur. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat
tertentu yg nantinya hanya digunakan dlmukuran yg terbatas hanya sbg sampel dgn
menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yg tidak berwarna,
penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada dileher labu.
Untuk zat yg berwarna, penambahan aquadets hingga dasar meniskus yg
menyentuhleher labu ( meniskus berada di atas garis leher ).
(Wikipedia:2011), Buret
adalah sebuah peralatan
gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat
keran pada bagian bawahnya. Ia digunakan untuk meneteskan sejumlah reagencair dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada
eksperimen titrasi. Buret sangatlah akurat, buret kelas A
memiliki akurasi sampai dengan ± 0,05 cm3.
(Ani: 2011), Neraca analitik digital merupakan salah satu
neraca yang memiliki tingkat ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat
atau benda sampai batas 0,0001 g. Beberapa hal yang perlu diperhatikan bekerja
dengan neraca ini adalah: Neraca analitik digital adalah neraca yang sangat
peka, karena itu bekerja dengan neraca ini harus secara halus dan hati-hati.
Sebelum mulai menimbang persiapkan semua alat bantu yang dibutuhkan dalam
penimbangan Langkah kerja penimbangan yang meliputi: a. Persiapan pendahuluan
alat-alat penimbangan, siapkan alat dan zat yang akan ditimbang, sendok, kaca
arloji dan kertas isap. b. pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca meliputi:
periksa kebersihan neraca (terutama piring-piring neraca), kedataran dan
kesetimbangan neraca. c. penimbangan, dapat dilakukan setelah diperoleh keadaan
setimbang pada neraca dan timbangan pada posisi nol, demikian pula setelah
penimbangan selesai posisi timbangan dikembalikan seperti semula.
(Rahma:2009), Peralatan gelas (glass ware equipment)Gelas piala/gelas beker (Beaker glass).
Gelas piala merupakan wadah yang paling sederhana untuk mengaduk, mencampur dan
memanaskan cairan. Terbuat dari borosilikat atau plastik. Gelas piala yang
digunakan untuk bahan kimia yang bersifat korosif terbuat dari PTPE Untuk
mencegah kontaminasi atau hilangnya cairan dapat digunakan gelas arloji sebagai
penutup Gelas piala tidak dapat digunakan untuk mengukur volume.
(Emel:2011), Botol semprot, biasanya digunakan untuk
menympan aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang
tidak larut dalam air. Selain itu digunakan juga untuk mencuci atau menetralkan
peralatan-peralatan yang akan digunakan. Cara menggunakan: menekan botol maka
aquades akan keluar. Selain itucawan petri
digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang
ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya.
(Rahma: 2009), Erlenmeyer
(Erlenmeyer flask, Conical flask, E-flaks)
Digunakan dalam proses titrasi untuk menampung larutan yang akan dititrasi
Dalam mikrobiologi, erlenmeyer digunakan untuk pembiakan mikroba
Erlenmeyer tidak dapat digunakan utnuk menampung volumePipet (pipette, pipettor, chemical dropper)Digunakan untuk memindahkan sejumlah cairan Pipet tersedia untuk berbagai jenis penggunaan dengan berbagai tingkatan akurasi dan presisi. Pipet dengan ukuran volume 1 hingga 1000 μl dinamakan mikropipet (micropipettes), sedangkan ukuran volume yang lebih besar dinamakan dengan makropipet (macropipettes).
Digunakan dalam proses titrasi untuk menampung larutan yang akan dititrasi
Dalam mikrobiologi, erlenmeyer digunakan untuk pembiakan mikroba
Erlenmeyer tidak dapat digunakan utnuk menampung volumePipet (pipette, pipettor, chemical dropper)Digunakan untuk memindahkan sejumlah cairan Pipet tersedia untuk berbagai jenis penggunaan dengan berbagai tingkatan akurasi dan presisi. Pipet dengan ukuran volume 1 hingga 1000 μl dinamakan mikropipet (micropipettes), sedangkan ukuran volume yang lebih besar dinamakan dengan makropipet (macropipettes).
(Anonim:2008),
Distilasi adalah metode pemisahan
berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen yang ada di dalam campuran.
Distilasi biasa dilakukan untuk
pemisahan campuran yang memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar.
Sedangkan distilasi uap dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki
perbedaan tekanan uap jenuh yang cukup antara komponen-komponen yang ada pada
campuran. Pada distilasi uap, uap yang digunakan biasanya berupa uap air.
Selain itu distilasi juga dapat dilakukan pada tekanan di bawah tekanan
atmosfer. Metode ini dikenal sebagai distilasi pengurangan tekanan. Distilasi
pengurangan tekanan dilakukan apabila komponen akan mengalami dekomposisi pada
titik didihnya. Bila selisih titik didih komponen-komponen yang ada pada
campuran kecil maka komponen alat distilasi ditambah dengan kolom vigreux.
(Anonim:2012)mengatakanbahwaPipet ukur, yaitu pipet yang fungsinya sama dengan pipet seukuran
tetapi kurang tepat dibandingkan dengan pipet seukuran dengantingkat kesalahan
0,01%. Pipet mikro, yaitu pipet untuk L (1mL sampai 100 mmemindahkan larutan dengan volume yang berkisar 5 L = 0,001 mL) dengan standar deviasi 0,1%.
Pipet mikro ini ada yangm dirancang secara otomatis. Pipet tetes, yaitu pipet gelas yang dilengkapi dengan
penyedot karet untuk memindahkan larutan yang volumenya tidak perlu
diperhatikan.
(Brahmatullah:2011), Alat
laboratorium Gelas Ukur ini berbahan dasar Kaca Borosilikat dan
Plastik. Volume Alat Lab Gelas Ukur ini adalah 250 ml dengan skala 2 ml terdapat bibir tuang agar cairan tidak
mudah tumpah saat dituang ke media lain.. Alat Laboratorium
Gelas Ukur ini mempunyai variasi volume
dari 5 ml hingga 1000 ml dan posisinya dapat berdiri tegak/tidak miring,
tidak goyang.
(Evi:2011), Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari
pengaduk atau granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling) bypass sidearm,
thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet,
expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water
out. Soxhlet biasa digunakan dalam pengekstrasian emak pada suatu bahan
makanan. Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit
(efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal
dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu
baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat.
Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya
digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.
(Rola:2012)Destilasi adalah teknik untuk memisahkan
larutan ke dalam masing-masing komponennya. Prinsip destilasi adalah didasarkan
atas perbedaan titik didih komponen zatnya. Destilasi dapat digunakan untuk
memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih berbeda sehingga dapat
dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang tinggi. Seperti labu didih
hanya pada leher terdapat pipa samping untuk pengeluaran uap air yang akan
dikondensasi. Vol 100/125 ml sesuai dengan KA 95, volume : 125 ml.
(Munadiah:2011)Cawan Poreselin terbuat dari porselen dan
biasa digunakan untuk menguapkan larutan. Cawan porselen digunakan untuk
menguapakan cairan pada suhu yang tidak terlalu tinggi,misalnya didalam
oven,diatas tangs air,uap,pasir dan sebagainya.cawan porselen mempunyai
kapasitas 4 hingga 2900 ml.Sebagian dari cawan porselen tidak tahan pada
pemanasan suhu diatas 300 C.
(Anonim:2008)Sebuah lemari asam atau lemari asap adalah jenis lokal
perangkat ventilasi yang dirancang untuk membatasi paparan berbahaya atau
beracun, uap asap atau debu. Sebuah lemari asam biasanya sepotong besar peralatan
melampirkan lima sisi dari suatu area kerja, bagian bawah yang paling sering
terletak di ketinggian kerja berdiri. Dua jenis utama ada, menyalurkan dan
sirkulasi. Prinsipnya adalah sama untuk
kedua jenis: udara digambarkan dalam dari depan (terbuka) samping kabinet, dan
dibuang di luar gedung atau dibuat aman melalui filtrasi dan dimasukkan kembali
ke dalam ruangan.
(Anonim:2010) Corong Büchner adalah sebuah peralatan
laboratorium yang digunakan dalam penyaringan vakum. Ia biasanya terbuat
dari porselen, namun kadangkala ada juga yang terbuat
dari kacadan plastik. Di bagian atasnya terdapat sebuah silinder
dengan dasar yang berpori-pori. Corong Hirsch juga memiliki struktur dan
kegunaan yang sama, namun ia lebih kecil dan biasanya terbuat dari kaca. Bahan
penyaring (biasanya kertas saring) diletakkan di atas corong tersebut dan
dibasahi dengan pelarut untuk mencegah kebocoran pada awal
penyaringan. Cairan yang akan disaring ditumpahkan ke dalam corong dan
dihisap ke dalam labu dari dasar corong yang berpori dengan pompa vakum.
Anonim(2012) Analisis contoh mencakup analisis proksimat
dianalisis asam lemak. Analisis proksimat meliputi kadar
air, kadar abu, lemak, protein, dan serat kasar. Kadar air pada contoh
ditetapkan dengan menggunakan oven pada suhu 105ºC sampai tercapai bobot tetap.
Kadar abu dianalisis dengan cara pengabuan kering dalam tanur, pada pemanasan
suhu 500-600°C selama 6 jam. Penetapan kandungan lemak dilakukan dengan metode
soklet dan larutan heksan sebagai pelarut. Protein ditetapkan dengan metode
mikro Kjeldhal dan larutan asam klorida sebagai penitar, sedangkan penetapan
serat kasar dengan cara hidrolisis contoh dengan larutan asam dan basa encer.
Analisis proksimat adalah suatu metoda
analisis kimia untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti protein,
karbohidrat, lemak dan serat pada suatu zat makanan dari bahan pakan atau
pangan. Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas pakan
atau bahan pangan terutama pada standar zat makanan yang seharusnya terkandung
di dalamnya.
Nomenklatur
atau pemberian nama bahan pakan dengan maksud mengoreksi ketidaktetapan, dalam
praktek pemberian nama bahan-bahan makanan suatu sistem Internasional
dikembangkan di Amerika Serikat merupakan sebagai prosedur perekaman datanya
telah diterima oleh INFIC, di rancang untuk memperkecil kesulitan-kesulitan
dalam mengidentifikasi bahan makanan dengan cara memberikan nama yang mencari
kepada setiap bahan makanan dan memberi kepastian bagi standarisasi
internasional dalam menentukan bahan makanan (Anggorodi, 1991).
Ketepatan hasil
analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia dan peralatan yang
digunakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri. Kecermatan dan
ketelitian kerja, selain merupakan sifat pribadi seseorang dapat juga diperoleh
karena bertambahnya pengalaman kerja seseorang. Maka sebelum melakukan analisa
harus mengenal dan mengetahui alat-alat laboratorium yang akan digunakan
beserta fungsi dan cara penggunaannya. Alat dalam menganalisa bahan makanan ini
dimaksudkan sebagai pendukung langsung untuk melakukan suatu analisa.
Pengenalan alat dilakukan agar nantinya dapat mendukung acara praktikum yaitu
mengenai analisis fisik, analisa kadar abu, kadar air, serat kasar, lemak
kasar, protein kasar, FAA dan Gross Energy.
Bahan makanan
merupakan bahan yang sudah dapat dimakan, dicerna dan digunakan oleh hewan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan makanan adalah bahan yang dapat dimakan
(edible). Bahan makanan ternak terdiri dari tanaman, dan kadang-kadang juga
berasal dari ternak atau hewan yang ada di laut. Karena ternak pada umumnya
tergantung pada tanaman sebagai sumber makanannya. Bahan pakan memiliki kondisi
fisik kimia yang berbeda-beda sehingga dalam penanganan, pengolahan, maupun
penyimpanannya memerlukan perlakuan yang berbeda pula. Tujuan dari mengetahui
sifat-sifat suatu bahan pakan adalah mempermudah penanganan dan pengangkutan,
menjaga homogenitas, dan stabilitas saat pencampuran (Sudarmadji, 1997).
Pertumbuhan,
produksi, reproduksi dan hidup pokok hewan memerlukan zat gizi. Makanan ternak
berisi zat gizi, untuk keperluan kebutuhan energi dan fungsi-fungsinya sehingga
memungkinkan digunakan dalam penyusunan ransum dengan cara sederhana.
Secara umum sifat fisik bahan pakan tergantung dari jenis dan ukuran
partikel bahan. Sekurang-kurangnya ada enam sifat fisik pakan yang penting
yaitu berat jenis, kerapatan tumpukan, luas permukaan spesifik, sudut tumpukan,
daya ambang, dan faktor higroskopis (Jaelani, 2007).
Penyediaan
bahan pakan pada hakekatnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ternak akan
zat-zat makanan. Pemilihan bahan tidak akan terlepas dari ketersediaan zat
makanan itu sendiri yang dibutuhkan oleh ternak. Untuk mengetahui berapa jumlah
zat makanan yang diperlukan oleh ternak serta cara penyusunan ransum,
diperlukan pengetahuan mengenai kualitas dan kuantitas zat makanan. Merupakan
suatu keuntungan bahwa zat makanan, selain mineral dan vitamin, tidak mempunyai
sifat kimia secara individual. Secara garis besar jumlah zat makanan dapat
dideterminasi dengan analisis kimia, seperti analisis proxsimat, dan terhadap
pakan berserat analisis proxsimat lebih dikembangkan lagi menjadi analisis
serat (Soejono, 2004).