I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bahan pakan adalah segala sesuatu
yang dapat dimakan oleh ternak dan tidak beracun terhadap ternak tersebut.Mengenalibahan
pakan adalah sebagai kewajiban bagi setiap mahasiswa yang berada di fakultas
peternakan.
Pentingnya
bahan pakan khususnya untuk ternak merupakan hal yang tidak bisa kita pungkiri
untuk kita tidak mempelajarinya. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat,
menjadikan kebutuhan protein hewani juga meningkat. Peningkatan jumlahpenduduk
diikuti dengan meningkatnya kebutuhan lahan untuk perumahan. Hal ini
menyebabkan luas lahan pertanian mengalami penurunan, yang berpengaruh pada
ketersediaan hijauan sumber pakan ternak ruminansia dan bahan konsentrat.
Tingginya konsumsi
ternak terhadap pakan membuat para peternak sapi,ayam,kambing maupun hewan
ternak lainnya mencari alternative pakan selain hijauan dan dedak padi pada
umumnya.Para peternak pada saat ini telah menambahkan protein,sumber energi,mineral,dan
lain sebagainya. Tentu dengan berbagai jenis pakan yang ada disekitar kita
baik dalam bentuk bungkil maupun limbah dari pertanian dan limbah dari
pengolahan tempe dan tahu. Kebutuhan protein hewani yang kian meningkat, harus
diikuti dengan peningkatan produksi tenak ruminansia sebagai salah satu sumber
protein hewani, sebagai upaya untuk mencapai swasembada daging sapi 2014. Upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia diantaranya
dengan perbaikan kualitas bibit ternak (secara genetik), peningkatan mutu pakan
ternak, dan peningkatan kualitas kesehatan ternak.
1.2 Tujuan
dan Manfaat
Adapun tujuan dari pengenalan bahan pakan adalah
mahasiswa dapat menjelaskan berbagai macama bahan pakan sumber energi, protein
(hewani dan nabati), hijauan makanan ternak, vitamin, feedaditive, minerak, obat-obatan,
dan bahan pemalsu pakan.
Sedangkan manfaatnya yaitu kita dapat
lebih mengenal dan membedakan secara lebih spesifik antara berbagai macam bahan
pakan ternak.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Lubis
(2007),
Hijauan makanan ternak bahan makanan yang berupa daun-daunan, kadang-kadang
masih bercampur dengan batang, ranting, serta bunganya yang umumnya masih
berasal dari tanaman sebangsa rumput (Graminea, Cyperaceae) atau daun
kacang-kacangan (Leguminosae) atau jenis lainnya.
Urip Santoso (2003) menyatakan bahwa bentuk fisik bahan makanan dapat dibagi
dalam 3 kelompok yaitu bahan makan butiran ( jagung, kacang-kacangan, sorgum ),
bahan makan berbentuk tepung ( dedak halus, tepung ikan, tepung tulang ) dan
bahan makan berbentuk cairan ( minyak ikan, minyak kelapa, molasses ).Dan
pengelompokan iti dikelompokkan lagi kedalam bahan pakan sumber
energi,protein,lemak,dan vitamin.Semua jenis bahan pakan untuk ternak tentulah
sangat bermamafaat untuk ternak.
Sinurat (2000),
Limbah pabrik kelapa sawit yang
dapat dijadikan sebagai bahan pakan alternatif ternak unggas dan punya potensi
yang besar adalah bungkil inti sawit (BIS) dan lumpur minyak sawit (Solid Decanter Waste = SDW).
Dr.
Stephen Long (2004), yang telah lama menjadi peneliti
tanaman, mengatakan adanya kemungkinan bahwa rumput gajah bisa menjadi salah
satu opsi yang membantu untuk menggantikan bahan bakar minyak pada tahun 2030.
Menurut
NH. Mon.eith,E.H (2000) hoult Zea mays merupakan salah
satu biji-bijian yang sangat pentingdan secara geografis paling banyak ditanam
karena jagung adalah sumber protei pada ternak.
Menurut Sarmono (2007),
menyatakan bahwa ada beberapa bentuk pakan ayam buras yaitu
tepung halus, tepung kasar, pellet, atau bijian yang utuh. Pakan tepung halus
digunakan untuk fase starter, tepung kasar untuk fase grower, selanjutnya pakan
ayam buras dewasa berbentuk pellet, biji utuh, atau tepung kasar.
Budi
Harjho,(2003) mengatakan “Bahan-bahan sumber mineral
kalsium yang sering ditambahkan kedalam pakan ternak untuk menambah kandungan
nutrisi mineral kalsium antara lain:
a.
Tepung tulang
Tepung
tulang yang diperoses ini mengandung kalsium 24% .dibeberpa pabrik makanan
ternak mempergunakan tepung tulang yang tercampur dengan sisa-sisa daging atau
limbah rumah potong. Sesuai dengan namanya maka tepung tulang ini digunakan
untuk tambahan dan juga sebagai pelengkap untuk melengkapi kandungan nutrisi
mineral kalsium pada pakan ternak.
b.
Tepung kerang
Tepung
karang atau CaCO3 merupakan sumber kalsium yang baik mengandung kalsium 38%
atau 98% kalsium karbonat, bila menggunakan tepung karang sebagai bahan makanan
ternak sifatnya hanya sebagai pelengkap dan tidak harus di tambahkan tujuanya
adalah untuk menambah nilai mineral kalsium pada pakan ternak.
c.
Garam
Garam
dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk melengkapi
mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak, bila menggunakan garam sebagai
tambahan makanan ternak maka tidak boleh lebih dari 0,25%. Disamping itu masih
banyak lagi sumber mineral kalsium yang kini sudah tidak digunakan lagi karena
sudah ada buatan pabrik seperti kapur makan, rock phosphate, dicalsiumphosfate,
aragonite, dan gypsum.
E.
Salamah (2006)dalam bukunya Ransum untuk ayam Kampung
menyebutkan Bahan pakan nabati adalah bahan pakan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Bahan pakan nabati ini umumnya mempunyai serat kasar tinggi,
misalnya dedak dan daun-daunan yang suka dimakan oleh ayam buras.Disamping itu
bahan pakan nabati banyak pula yang mem punyai kandungan protein tinggi seperti
seperti bungkil kelapa.bungkil kedele dan bahan pakan asal kacang-kacangan. Dan
tentu saja kaya akan energi seperti jagung. Berikut penjelasan skilas tentang
bahan pakan tersebut.
Zardian utama,(2001) mengatakan Probiotik starbio adalah koloni bibit
mikroba (berasal dari lambung sapi) yang dikemas dalam campuran tanah dan akar
rumput serta daun-daun atau ranting-ranting yang dibusukkan, dalam koloni
tersebut terdapat mikroba khusus yang memiliki fungsi yang berbeda, misalnya Cellumonas
clostridium thermocellulosa (pencerna lemak), Agaricus dan Coprinus
(pencerna lignin), serta Klebssiella dan Azozpirillum
transiliensis (pencerna protein). Probiotik starbio merupakan probiotik
anaerob penghasil enzim pemecah karbohidrat (selulosa, hemiselulosa, lignin)
dan protein serta lemak. Manfaat starbio dalam ransum ternak adalah
meningkatkan daya cerna, penyerapan zat nutrisi dan efisiensi penggunaan ransum.
Starbio juga dapat menghilangkan bau kotoran ternak.
Keenan,
C.W (1995), Leucaena leucocephala merupakan pohon
kecil daun-daunnya hijau indah dan majemuk, biji-bijinya terdapat dalam polong.
Hanum,
(2005) Kulit pisang mengandung kabohidrat cukup tinggi
yaitu 18,50% sehingga dapat digunakan untuk pengganti sebagian jagung atau
dedak dalam pakan. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit
pisang banyak mengandung air yaitu 68,90% dan karbohidrat sebesar 18,50%.
padahal kulit pisang memiliki kandungan kabohidrat yang masih baik digunakan
sebagai pengganti bahan pakan konvensional (jagung) untuk menekan biaya
produksi. Kandungan zat makanan kulit pisang Ambon menurut Hanum(1989), kadar
air 68,90%; pati 8,17%; serat kasar 12,66%. Kandungan protein kasar berkisar
antara 6,52%.
Henni.J.
k (2007) mengatakan Pelepah kelapa sawit telah lama kami
manfaatkan menjadi pakan utama bagi sapi-sapi yang ada di peternakan kami,”
ungkap pria yang akrab disapa Hen ini dengan lugas.Para peternak di Kelompok
Ternak Maju Sejahtera yakin betul pelepah kelapa sawit memiliki dampak positif
bagi pertumbuhan sapi-sapi mereka.Hen memiliki dua jenis sapi yang dipelihara
saat ini, yaitu sapi Bali dan sapi Simmental.Sapi Bali merupakan sapi plasma
nutfah Indonesia. Sapi ini merupakan hasil domestikasi dari banteng
(Bibos Banteng), jenis sapi yang unik, hingga saat ini masih hidup liar di
Taman Nasional Bali Barat, Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Ujung
Kulon. Sapi asli Indonesia ini sudah lama didomestikasi suku bangsa Bali di
pulau Bali dan sekarang sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Hermawati,
(2003)mengatakan Pakan buatan yang mengandung tepung kulit
pisang dengan kadar serat 30%, 50% dan 70% dapat diterima sebagai alternatif
pakan ayam broiler untuk menghasilkan daging dengan kadar kolesterol rendah.
Penggunaan tepung kulit pisang sebagai bahan pakan ayam broiler sebaiknya pada
kadar 30% atau 50%. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan konsumsi ransum, pertambahan
bobot badan, konversi ransum, berat karkas, kolesterol daging menghasilkan
nilai yang cukup baik. Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa pemberian
pakan buatan yang mengandung tepung kulit pisang dapat menghasilkan daging ayam
broiler dengan kadar kolesterol rendah.
Henk
W. Hoogenkamp (2003),menuturkan dalam ”Asia Pacific Food
Industry”, perusahaan pengolahan makanan dan daging di berbagai negara termasuk
di Asia kini mulai berlomba memprogramkan penggunaan dedak padi
stabilisasi sebagai bahan/ramuan kunci bagi optimalisasi kualitas produk
mereka. Hasil-hasil penelitian di lembaga-lembaga penelitian dan universitas di
Amerika Serikat, Eropa dan Asia (Thailand dan Pilipina) telah mengkonfirmasi
kemampuan dedak
padi stabilisasi mengikat air dengan intensitas yang tinggi
untuk jangka waktu yang lebih panjang dibanding isolat protein kedelai pada
tingkat penggunaan 4%.Dedak padi yang telah dikenal sebagai bahan untuk makanan
suplemen dan fungsional, dalam bentuk terstabilisasi memiliki potensi untuk
meningkatkan sifat fungsional dan stabilisasi emulsi daging dan daging giling
kasar.
Suprapto
dan Rasyid(2002), dalam penelitiannya mengatakan
Pemanfaatan limbah merupakan salah satu alternative untuk menaikkan nilai
ekonmi limbah tersebut.Pemanfaatan limbah pertanian diantaranya adalah tongkol
jagung, yang selama ini hanya dijadikan sebagai pakan ternak atau hasil
industri minyak jagung yang tidak diolah kembali menjadi sesuatu yang memiliki
nilai ekonomi tinggi. Untuk itulah dalam penelitian ini akan dimanfaatkan
limbah pertanian yaitu tongkol jagung sebagai penghasil glukosa, sehingga
limbah ini dapat bermanfaat bagi penigkatan nilai tambah limbah pertanian.
Seiring dengan kebutuhan jagung yang cukup tinggi, maka akan bertambah pula
limbah yang dihasilkan dari industri pangan dan pakan berbahan baku jagung.
Limbah yang dihasilkan diantaranya adalah tongkol jagung yang biasanya tidak
dipergunakan lagi ataupun nilai ekonominya sangat rendah. Umumnya tongkol
jagung dipergunakan sebagai pakan ternak sapi, ataupun di daerah pedesaan
tongkol jagung ini dapat dimanfaatkan sebagai obat diare .
Garcia et al. (2004) mengamati bahwa kecernaan pakan yang mengandung sorghum
dengan kandungan maupun tanpa kandungan tannin berbeda ketika dihadapkan dengan
suhu lingkungan yang berbeda. koefisien kecernaannya lebih tinggi pada suhu
lingkungan 32oC dibanding 25oC.
Suprapto
dan rasyid,(2002)mengatakan bahwa Tanaman jagung termasuk
jenis tanaman pangan yang diketahui banyak mengandung serat kasar dimana
tersusun atas senyawa kompleks lignin, hemiselulose dan selulose
(lignoselulose), dan masing-masing merupakan senyawa-senyawa yang potensial
dapat dikonversi menjadi senyawa lain secara biologi. Tanaman jagung yang
diambil khasiatnya adalah bagian buah ,tongkol, kulit dan menir jagun,semua itu
berguna bagi pakan ternak. Selulose merupakan sumber karbon yang dapat
digunakan mikroorganisme sebagai substrat
dalam proses fermentasi untuk mengahsilkan produk yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi.
Allen D. Tilman dkk (2003) menyatakan bahwa pemberian vitamin harus cukup tinggi
untuk mencegah tanda-tanda defisiensi dan menghasilkan pertumbuhan maximum
seperti pemberian vitamin A, B komplek yang dalam hal ini kebutuhan akan
riboflavin akan dipengaruhi oleh takaran protein dalam makanan karena pemberian
vitamin sangat penting untuk keperluan metabolisme KH tubuh.
Dwiyanto, dkk. (2001). Hasil ikutan tanaman tebu merupakan pakan sumber serat atau energi yang
dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia adalah pucuk tebu, daun
tebu, ampas tebu (bagase), blotong dan tetes (molases). Pucuk tebu memiliki
daya cerna dan nilai gizi yang relatif rendah, hal tersebut dapat dilihat dari
kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi (42,30%). Akan tetapi dengan
tindakan pengolahan kimiawi, hayati dan fisik, secara signifikan mampu
meningkatkan daya cerna, kandungan gizi dan konsumsi pakan.
III. MATERI DAN
METODA
Adapun pratikum Bahan
Pakan Dan Formulasi Ransumdiadakan pada hari jum’at tanggal 27 April 2012 jam
02.00 bertempat di Laboratorium Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Jambi.
3.2 Materi
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum pengenalan bahan pakan terdiri dari : 1)
bahan pakan sumber energi, tepung ikan, tepung kerang, tepung darah, tepung
tulang, tepung bekicot, tepung kedelei, ampas tahu, bungkil kedelei, pati,
tepung jagung, 2) bahan pakan sumber energi, jagung, menir, tongkol jangung,
bis, sekam, molasses, 3) bahan pakan sumber mineral, tepung cangkang keong,
tepung kulit kerang, tepung tulang, tepung darah, 4) bahan pakan sumber limbah
pertanian/agroindustri, ampas tahu, bungkil sawit, pelepah sawit, 5) hijauan
tanaman pakan, rumput gajah, rumput meksiko, rumput gajah, rumput setaria,
rumput benggala, rumput lapang, calopogonium, lamtoro, kaliandra, 6) bahan
palsuan pakan, pasir, serbuk gergaji, sekam, serbuk batu bata, tepung kapur,7)
adiktif pakan dan obat-obatan lainnya.
3.3 Metoda
Pada
praktikum pengenalan bahan pakan adapun metodanya yaitu praktikan diminta untuk
mengelompokan bahan pakan sumber protein hewani dan nabati, sumber energi,
hijauan makanan ternak, vitamin, aditif, mineral, obat-obatan dan bahan pemalsuan
pakan.Praktikan juga mendengarkan dan memperhatikan asdos menjelaskan pengelompokan
bahan pakan yang ada, kemudian di catat dibuku diktat dan disalin kembali di
laporan sementara praktikum.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengenalan Bahan
Pakan
Pada
praktikum pengenalan bahan pakan ini kita membahas beberapa macam jenis
pakan.Adapun bahan pakanan dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu bahan pakanan
yang berasal dari hewan, bahan makanan yang berasal dari tumbuhan dan palsuan
bahan pakan serta suplemen.
1.
Bahan Pakan
Sumber Protein
a.
Protein
Hewani
Adapun
pengelompokan bahan pakan yang merupakan jenis protein hewani pada tabel
dibawah ini.
No
|
Bahan
pakan
|
Bentuk
fisik
|
Tekstur
|
Warna
|
Bau
|
1
|
Tepung ikan
|
Tepung
|
Halus
|
Cokelat
|
Amis
|
2
|
Tepung darah
|
Tepung
|
Halus
|
Coklat tua
|
Amis
|
3
|
Tepung bekicot
|
Tepung
|
Halus
|
Abu-abu
|
Amis
|
4
|
Tepung Jeroan
ikan
|
Gumpal
|
Lembut
|
Hitam
|
Amis
|
Pakan sumber energi adalah bahan pakan yang memiliki
kandungan protein kasar > 20% dan serat kasar < 18%.Ini dapat berupa asal
hewani atau nabati.Menurut Antan (2002) Pakan sumber protein yang baik adalah
yang berasal dari tumbuhan seperti bungkil dan bakatul, juga yang berasal dari
hewani seperti tepung ikan.Sunarso et al.
(2009), Zat pakan (zat makanan) adalah bagian dari bahan pakan yang dapat
dicerna, dapat diserap dan bermanfaat bagi tubuh (ada 6 macam zat pakan: air,
mineral, karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin
Tepung ikan merupakan sumber protein utama bagi
unggas, karena bahan makanan tersebut mengandung semua asam-asam amino yang
dibutuhkan ayam dalam jumlah cukup dan teristemewa merupakan sumber lisin dan
methionin yang baik.Penggunaan tepung ikan dalam ransum unggas seringkali harus
dibatasi untuk mencegah bau ikan yang meresap ke dalam daging atau telur.Tepung
ikan merupakan bahan pakan sumber protein hewani yang mudah didapat tetapi
merupakan bahan pakan yang penting karena mempunyai kandungan protein yang
lebih baik daripada sumber protein yang berasal dari nabati.Hal ini sesuai
dengan teori Nurhayati (2008) yang menyatakan tepung ikan merupakan bahan pakan
sumber protein yang paling baik dibandingkan dengan bahan yang lainnya.
b.
Protein Nabati
Adapun pengelompokan bahan pakan yang merupakan jenis
protein nabati pada tabel dibawah ini.
No
|
Bahan
pakan
|
Bentuk
fisik
|
Tekstur
|
Warna
|
Bau
|
1
|
Tepung kedele
|
Tepung
|
Halus
|
Kuning
|
kedele
|
2
|
Ampas tahu
|
Gumpalan
lembab
|
Halus
|
Putih
|
Asam
|
3
|
Bungkil kedele
|
Kasar
|
Halus
|
Coklat
|
Asam
|
4
|
Tepung jagung
|
Tepung
|
Kasar
|
Putih
kekuning-kuningan
|
Tidak bau
|
5
|
Pati
|
Tepung
|
Kasar
|
Putih
|
Tidak bau
|
6
|
BIS
|
Serbuk
|
Kasar
|
Coklat
|
Bau sawit
|
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa ampas tahu
merupakan sumber protein nabatai yang sering digunakan dalam ransum ternbak
terutama ruminansia.Hal ini seuaia dengan teori Parrakkasi.A.(1995) yang
menyatakan bahwa bungkil kedele, ampas tahu merupakan bahan pakan sumber protein
nabati yang lazim digunakan sebagai pakan ternak.
Tepung Kedele Keuntungan: mengandung lisin asam
amino essensial yang paling essensial dan aroma makanan lebih sedap,
penggunaannya ± 10%. Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim
tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak. Kandungan gizi: Protein:
39,6%, Lemak=14,3%, Karbohidrat=29,5%, Abu=5,4%, Serat=2,8%, Air=8,4%, Nilai
ubah=3-5.
Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan
minyak kelapa.Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%. Kandungan
gizi Protein=17,09%, Lemak=9,44%,
Karbohidrat=23,77%, Abu=5,92%, Serat kasar=30,4%, Air=13,35%.
Bungkil
kedelei merupakan limbah dari industri minyak biji kedele. Bungkil ini sangat
disukai ternak namun, penggunaannya harus diperhatikan karena zat penghambat
tripsin mungkin masih tersisa pada bungkil kedele yang diproduksi dengan
pemakaian suhu yang rendah Hal ini dipertegas oleh pendapat Suhendra (2004)Setelah
dilakukan pengujian secara kuantitatif bahwa di dalam bungkil kedele masih
terdapat suatu senywa penghambat, sehingga penggunaan harus diperhatikan.
2.
Bahan Pakan
Sumber Energi
Dikatakan sumber
energi karena memiliki kadar Serat kasar <18%, Protein kasar <20%, dan
dinding sel <35%.
a.
Bentuk Biji-bijian atau Butiran – butiran
Adapun
pengelompokan bahan pakan yang merupakan jenis Biji-bijian atau Butiran –
butiran pada tabel dibawah ini
No
|
Bahan
pakan
|
Bentuk
fisik
|
Berat
(g)
|
Ukuran
(mm)
|
Warna
|
Bau
|
|
Panjang
|
Lebar
|
||||||
1
|
Jagung
|
Butiran
|
0,1343
|
7mm
|
8mm
|
Kuning
|
Tidak bau
|
2
|
Menir
|
Butiran
|
0,36
|
2mm
|
2mm
|
Putih
|
Bau beras
|
Petter (2002),
menyatakan bahwa dedak mempunyai produk yang beraneka, karena dapat berbentuk
bekatul, dedak halus, kurang halus, sedang, kasar dan kasar sekali. Dari hasil
pemeriksaan laboratorium terhadap dedak halus yang berasal dari bahan kering
udara diketahui bahwa komposisinya11,7 % air, 8,9 % protein, 13,1 % abu
mineral, 5,6 % lemak, 16,1 % serat kasar dan 44,6 % bahan tepung.
Dari tabel dapat dijelaskan bahwa pati, Menir, sekam
padi, dan jagung merupakan bahan-bahan pakan sumber energi selain tongkol
jagung atau sorghum dan padi, Padi bahan pakan sumber energi yang cukup mahal
disamping itu padi merupaan bahan pakan pokok manusia sehingga jarang atau
tidak pernah digunakan sebagai bahan pakan ternak kecuali yang berkualiyas
yaitu pecahan-pecahan besar dari penggilingan.
Pati, Menir, sekam padi dan jagung merupakan sumber
energi yang utama karena kandungan karbohidratnya. Hal ini sesuai dengan teori Sembiring
(2001) yang menyatakan bahwa bahan pakan sumber energi yang utama adalah bahan
pakan yang kandungan utamanya berupa karbohidrat yang mana lebih mudah
ditebolisme daripada energi yang berasal dari lemak.
Untuk dedak padi/ sekam padi walaupun hasil ikutan
dari penggilingan beras akan tetapi masih bisa dimanfaatkan sebagai sumber
berenergi. Hal ini sesuai dengan teori Trobos (2007) yang menyatakan dedak padi
atau sekam padi merupakan hasil ikutan dari penggilingan beras yang masih bisa
dimanfaatkan sebagai bahan pakan sumber energi, yang berbentuk bubuk/ serbuk.
b.
Bentuk Cairan
Adapun
pengelompokan bahan pakan yang merupakan jenis sumber energy yang berbentuk
cair pada tabel dibawah ini
No
|
Bahan
pakan
|
Bentuk
fisik
|
Warna
|
Bau
|
Rasa
|
1
|
Molases
|
Kental
|
Hitam pekat
|
Madu
|
Manis
|
Molases adalah sebuah produk
dari Limbah industry pembuatan kecap. Molases memiliki warna hitam pekat,
tekstur kental, rasanya manis dan baunya seperti madu.
3.
Bahan Pakan
Sumber Mineral
Adapun
pengelompokan bahan pakan yang merupakan sumber energy pada tabel dibawah ini
No
|
Bahan
pakan
|
Bentuk
fisik
|
Warna
|
Bau
|
1
|
Tepung kulit
kerang
|
Tepung
|
Abu-abu
|
Amis
|
2
|
Tepung tulang
|
Tepung
|
coklat
|
Amis
|
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kandungan
dari tulang, kerabang telur, kulit karang adalah cadanp sehingga jika dibuat
tepung dan dicampukan kedalam ransum akan berperan sebagai sumber mineral.
Tepung tulang, tepung kerabang telur, tepung kulit
kerang merupakan bahan pakan sumber mineral yang sering digunakan dalam ransum
ternak. Hal ini sesuai dengan teori Handaka (2008) yaitu bahan-bahan pakan
sumber mineral antara lain tepung tulang, tepung kulit kerang, mineral
supplement.
Warna dari 3 macam bahan pakan sumber mineral hampir
sama yaitu abu-abu karena mineral merupakan bahan anorganik yang merupakan abu,
setelah melalui proses pembakaran dalam tanur.
4.
Bahan Pakan
Asal Limbah Pertanian / Agroindustry
Adapun
pengelompokan bahan pakan yang merupakan bahan pakan asal limbah pertanian /
agroindustry pada tabel dibawah ini
No.
|
Nama Limbah
|
Asal Limbah
|
Bentuk
|
Warna
|
Bau
|
1
|
Tongkol jagung
|
Jagung
|
Tongkol
|
Kuning
|
Menyerupai jagung
|
2
|
Klobot
|
Jagung
|
Kelopak
|
Kuning
|
Apek
|
3
|
Bagase
|
Tebu
|
Serat
|
Kuning kehijauan
|
Menyerupai tebu
|
4
|
Pelepah sawit
|
Sawit
|
Batang
|
Cream
|
Menyerupai tebu
|
5
|
Ampas Tahu
|
Tahu/Kedele
|
Lembek
|
Putih
|
Menyerupai tahu
|
Bahan pakan asal limbah pertanian adalah dimana hasil
dari pengolahan pertanian / agroindustri yang masih memiliki arti atau
kandungan zat makanan yang dapat di manfaatkan. Bahan baku limbah (By-Product Feedstuffs) adalah
bahan-bahan yang diperoleh dari proses komersial dan proses tersebut dilakukan
untuk menghasilkan hasil utama dari bahan baku yang lain, satu dengan istilah
lainnya bahan baku itu merupakan hasil sampingan dari suatu proses pengolahan
bahan. Limbah sering memberikan sumbangan yang cukup besar dalam penyediaan
bahan baku terrnak.
Hal diatas sesuai dengan pendapat Syafrial (2005)
Nilai nutrisi limbah bervariasi dari bahan yang bergizi tinggi serta mengandung
protein dan energi yang mudah dicerna sampai kepada produk yang sedikit nilai
nutrisinya seperti sekam padi dan kerabang kacang tanah
Menurut Sukria 2001
dalam bukunya yang diterbitkan dari IPB-Press limbah dapat dikelompokkan
kedalam beberapa kategori, yaitu:
a)
High
Roughage By-Produck Feed. Kelas ini memiliki kandungan atau
nilai nutrisi yang rendah, yang termasuk dalam kelas ini adalah sekam padi,
sekam kedele, sekam kacang tanah, cottonseed
hulls, janggel jagung, jerami, nutshells,
dan lain-lain.
b)
Limbah sumber energi dan protein. Limbah ini biasanya berasal dari industri pengolahan
makanan manusia, yaitumolase, limbah dari wet
milling dan browing industries.
c)
Waste Product. Biasanya berasal dari pengolahan komersial seperti pabrik, sampah kota,
dan lain-lain.
Beberapa
kendala dalam pengembangan energi terbarukan adalah ketersediaan bahan,
keamanan supply, harga, kemudahan penanganan dan
penggunaannya.Faktor-faktor eksternal seperti pengembangan teknologi, subsidi,
isu-isu lingkungan dan perundang-undangan memainkan peranan dalam pengembangan
energi terbarukan Koopmans, 2008.Dengan
mempertimbangkan potensi limbah pertanian dan penggunaannya di pedesaan,
penelitian-penelitianenergi terbarukan dalam hal pengelolaan konservasi energi
dan penggunaan secaraefisien adalah penting untuk dilakukan untuk mendukung
pembangunan pertanianberkelanjutan. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui
potensi limbah jagung, produkturunannya sebagai sumber bio energi dan potensi
lain limbah jagung sebagai bahan baku industri.diantaranya adalah untuk pakan
ternak, dalam hal ini pemerintah telah mencanangkan program pengembangan peternakan
secara terintegrasi (Crop Livestock System/ CLS). Oleh karena itu, optimasi
pemanfaatan limbah jagung sangat diperlukan untuk mendapatkan keuntungan yang
optimal. Untuk memperkirakan potensi riil energy limbah jagung, penggunaan
tongkol jagung untuk keperluan bahan bakar sekitar 90% sedangkan limbah batang
dan daun sekitar 30% dari potensi yang ada. Sumber energi terbarukan yang
berasal dari komoditas jagung di Indonesia belum dimanfaatkan secara
optimal.Studi mengenai pengembangan potensi sumber energi terbarukan yang
berasal dari komoditas jagung telah dilakukan di berbagai negara.Potensi
pemanfaatan dan pengembangan sumber energi terbarukan tersebut sangat banyak
bukan hanya untuk pakan ternak.sehingga jagung merupakan bahan komersil.
Jagung memiliki banyak kegunaan, diantaranya yaitu: daun sebagai
hijauan pakan ruminansia, biji jagung sebagai sumber energi ternak unggas,
sedangkan limbah jagung lainnya seperti kulit jagung, bonggol jagung dan dedak
jagung dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pemanfaatan tongkol jagung
untuk pakan ternak melalui proses fermentasi dengan cara mencampur tongkol
jagung dengan bakteri trikoderma dan gula pasir Prasetyo, 2002; Ditjen.
Peternakan, 2003.Sebuah perusahaan di Iowa, AS berhasil memanfaatkan tongkol
jagung sebagai berbagai produk yang ramah lingkungan. Tongkol memiliki
sifat-sifat seperti salah satu bagiannya keras dan sebagian bersifat menyerap (absorbent),
juga sifatsifat yang merupakan gabungan beberapa sifat, seperti: tidak terjadi
reaksi kimia bila dicampur dengan zat kimia lain (inert), dapat terurai
secara alami dan ringan sehingga tongkol jagung berupakan bahan ideal campuran
pakan, bahan campuran insektisida dan pupuk. Serta dapat digunakan sebagai alas
hewan peliharaan karena alami, bersih dan dapat mengurangi bau tidak
sedap.Beberapa ragi seperti Candida polymorpha dan Pichia miso secara
aerob dapat merubah D-xylose mejadi xylitol sebagai produk utamanya dengan
efisiensi konversi mencapai 90%.Penemuan ini membanggakan karena xylitol adalah
suatu gula alkohol yang merupakan pemanis alami yang terdapat dalam jumlah
kecil pada berbagai varietas buah-buahan dan sayuran.Xylitol tidak membentuk
asam dan digunakan sebagai gula substitusi bagi penderita diabetes.Xylitol
sering dipakai sebagai bahan permen karet dan pasta gigi. Macam-macam gula
dalam residu tongkoljagung (% berat kering) adalah xylose: 65, arabinose: 10
dan glukose: 25 Lachke,(2002).
5.
Hijauan
Pakan Ternak
Hijauan
pakan ternaksangat banyak ragamnya, antara lain rumput gajah, rumput
meksiko,rumput raja, rumput setaria, rumput mutiara, rumput benggala, rumput
lapang, rumput kumpai, rumput kaliandra, legume callopo (callopogonium
muconoides), lamtoro (Leucaena
leuchepala), rumput teki.
No
|
Nama Hijauan
|
Gambar Literatur
|
1
|
Rumput Gajah (Pennisetum
purpureum)
|
|
|
|
|
2
|
Rumput Meksiko (Euchalena
Mexicana)
|
|
|
|
|
3
|
Rumput Raja
(….)
|
|
|
|
|
4
|
Rumput Staria (Setaria
sphacelata)
|
|
|
|
|
5
|
Rumput Mutiara
|
|
|
|
|
6
|
Rumput Benggala
|
|
|
|
|
7
|
Rumput Kumpai
|
|
|
|
|
8
|
Rumput Kaliandra
|
|
|
|
|
9
|
Legum Callopo (Callopogonium
muconoides)
|
|
|
|
|
10
|
Lamtoro (Leucaena
leuchepala)
|
|
|
|
|
11
|
Rumut Teki
|
|
|
|
|
1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Pennisetum purpureum disebut juga Rumput Gajah (Indonesia). Rumput ini
berasal dari Afrika daerah tropik, perennial dan dapat tumbuh setinggi
3-4,5 m. Berkembang dengan rhizoma yang panjangnya dapat mencapai 1 m. Panjang
daun 16–90 cm dan lebar daun 8–35 mm. Kultur teknis rumput ini adalah bahan
tanam berupa pols dan stek, interval pemotongan 40-60 hari, responsif terhadap
pupuk nitrogen, campuran dengan legum seperti Centro dan Kudzu,
produksinya 100-200 ton/ha/th (segar), 15 ton/ha/th bahan kering (BK), renovasi
4-8 tahun (Reksohadiprojo, 1994).
Klasifikasi Pennisetum purpureum
Phyllum
: Spermatophyta
SubPhyllum
: Angiospermae
Classis : Monocotyledoneae
Ordo
: Glumiflora
Familia
: Gramineae
SubFamilia
: Panicurdeae
Genus
: Pennisetum
Species
: Pennisetum purpureum
2. Rumput Meksiko (Euchalena Mexicana)
Nama latin rumput meksiko ini adalah
Euchalena Mexicana. Rumput meksiko
ini berasal dari Amerika tengah dan meksiko. Rumput ini memiliki bentuk
perennial, dengan tinggi 2,5 – 4 meter, mempunyai batang tegak, tahan terhadap
naungan. Pada curah hujan yang cukup maka pertumbuhan rumput ini akan baik.
Rumput meksiko ini dapat ditanam dengan cara stek ataupun sobekan rumput.
Selain rumput potong juga dapat dibuat silase.Rumput meksiko ini mengandung HCN,
sebelum diberikan ke ternak, haruslah di layukan terlebih dahulu.
Adapun
Klasifikasi rumput meksiko ini adalah :
Subclass : Commelinidae
Order : Cyperales
3.
Rumput Raja (Pannisetum purpopoides)
Rumput raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak
berumpun-rumpun, ketinggian dapat mencapai kurang lebih 4 m, batang tebal dan
keras, daun lebar agak tegak, dan ada bulu agak panjang pada daun helaian dekat
liguna. Permukaan daun luas dan tidak berbunga kecuali jika di tanam di daerah
yang dingin.Rumput raja dapat di tanam di daeah yang subur di dataran rendah
sampai dataran tinggi, dengan curah hujan tahunan lebih dari 1.000 mm.
Produksi hijauan rumput raja dua kali lipat dari
produksi rumput gajah, yaitu dapat mencapai 40 ton rumput segar/hektar sekali
panen atau setara 200-250 ton rumput segar/hektar/tahun. Mutu hijauan rumput
raja lebih tinggi jika dibandingkan dengan rumput gajah Hawai ataupun rumput
Afrika.
Klasifikasi king grass
Divisi : Angiospermae
Klass : Monocotyledoneae
Ordo : Graminales
Family
:
Graminaceae
Genus
:
Pannisetum
Spesies
: Pannisetum purpopoides
4.
Rumput Setaria (Setaria sphacelata)
Setaria sphacelata atau setaria
memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Dapat tumbuh didaerah dataran tinggi mulai dari 1000m diatas permukaan laut. Setaria dapat dikembangbiakan dengan cara merecah akarnya. Cirri khas dari rumput ini yaitu pada bawah batangnya berwarna merah, rumput ini juga dapat bersimbiosis dengan mikroba yang dapat memfiksasi nitrogen.
Dapat tumbuh didaerah dataran tinggi mulai dari 1000m diatas permukaan laut. Setaria dapat dikembangbiakan dengan cara merecah akarnya. Cirri khas dari rumput ini yaitu pada bawah batangnya berwarna merah, rumput ini juga dapat bersimbiosis dengan mikroba yang dapat memfiksasi nitrogen.
Adapun klasifikasi rumput setaria
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Order : Cyperales
Family : Poaceae
Genus : Setaria P. Beauv
Species : Setaria sphacelata
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Order : Cyperales
Family : Poaceae
Genus : Setaria P. Beauv
Species : Setaria sphacelata
Rumput
setaria sering juga disebut sebagai rumput setaria lampung. Rumput setaria
tumbuh tegak, berumpun lebat, tinggi dapat mencapai 2 m, berdaun halus dan
lebar berwarna hijau gelap, berbatang lunak dengan warna merah keungu-unguan,
pangkal batang pipih, dan pelepah daun pada pangkal batang tersusun seperti
kipas.
Rumput
setaria sangat cocok di tanam di tanah yang mempunyai ketinggian 1200 m dpl,
dengan curah hujan tahunan 750 mm atau lebih, dapat tumbuh di berbagai jenis
tanah, dan tahan terhadap genangan air. Pembiakan dapat di lakukan dengan
memisahkan rumpun dan menanamnya dengan jarak 60 x 60 cm. Pemupukan di lakukan
pada tanaman berumur kurang lebih dua minggu, dengan pupuk urea 100 kg/hektar
lahan, dan sebulan sekali di tambah dengan 100 kg urea/hektar.
Produksi
hijauan rumput setaria dapat mencapai 100 ton rumput segar/hektar/tahun.
Komosisi rumput setaria (dasar bahan kering) terdiri atas; abu 11,5%, ekstrak
eter (EE) 2,8%, serat kasar (SK) 32,5%, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN)
44,8%, protein ksar (PK) 8,3% dan total digestible nutrients (TDN) 52,88%.
5. Rumput Mutiara (Hedyotis
corymbosa)
Rumput
tumbuh rindang berserak, agak lemah, tinggi 15 – 50 cm, tumbuh subur pada tanah
lembab di sisi jalan, pinggir selokan, mempunyai banyak percabangan.Batang
bersegi, daun berhadapan bersilang, tangkal daun pendek/hampir duduk, panjang
daun 2 – 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah.Ujung daun mempunyal
rambut yang pendek. Bunga keluar
dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk
2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm. Buah built,
ujungnya pecah-pecah.
Adapun klasifikasi Rumput
mutiara (Hedyotis corymbosa) adalah sebagai berikut :
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Hedyotis
Spesies : Hedyotis corymbosa L
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Hedyotis
Spesies : Hedyotis corymbosa L
6.
Rumput Benggala (Panicum
maximum)
Panicum maximum disebut juga rumput benggala berasal dari Afrika
tropik dan sub tropik. Ciri-cirinya bersifat perennial, batang tegak, kuat, dan
membentuk rumpun. Akarnya membentuk serabut dalam, buku dan lidah daun berbulu.
Warna bunga hijau atau keunguan
(Tumbuh pada daerah dataran rendah sampai pegunungan 0–1200 m di atas permukaan
laut. Produksi Panicum maximum yang dihasilkan mencapai 100–150
ton/ha/th dalam bahan segar. Panen pertama dilakukan setelah 2–3 bulan setelah
penanaman (Sutopo, 1985).
Klasifikasi Panicum maximum :
Divisi :
Angiospermae
Klass :
Monocotyledoneae
Ordo
: Graminales
Family :
Graminaceae
Genus :
Panicum
Spesies :
Panicum maximum
7.
Rumput
Kumpai (Hymenachne
amplexicaulis)
Bahan
baku lokal yang banyak terdapat di Sumatra Selatan yang dapat digunakan sebagaisalah satu bahan baku pakan adalah rumput kumpai ( H.amplexicaulis). Rumput kumpai(H.amplexicaulis) dapat dijadikan bahan baku pakan ikan nila
karena kemampuan ikan nila untuk memanfaatkan tanaman air dan pakan
hijauan cukup baik. Menurut Risanti (2008), rumput kumpaimengandung beberapa
nutrisi penting seperti karbohidrat (44,19%), protein (14,06%) dan lemak (0,27%).Penelitian terhadap rumput kumpai
telah banyak dilakukan namun menggunakan dosis yangsama. Menurut Tanbiyaskur
(2008), rumput kumpai dapat meningkatkan pertumbuhan ikan niladengan dosis 15% /kg pakan. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut maka dilakukan penelitian lanjutanuntuk mengetahui pengaruh peningkatan proporsi
rumput kumpai pada pakan ikan nila sampaidengan dosis 35% /kg pakan.
Menurut Hertampf dan Pascual (2000), penambahan bahan rumput-rumputan memungkinkan sampai dengan 35% /kg pakan
Adapun klasifikasi Rumput
mutiara (Hedyotis corymbosa) adalah sebagai berikut :
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Hedyotis
Spesies : Hedyotis corymbosa L
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Hedyotis
Spesies : Hedyotis corymbosa L
8. Rumput Kaliandra (Calliandra callothyrus)
Tinggi
tanaman (pohon) kaliandra dapat mencapai 8 m. tanaman kaliandra dapat tumbuh di
dataran rendah hingga ketinggian 1500 m dpl, toleran terhadap tanah yang kurang
subur, dapat tumbuh cepat dan berbintil akar sehingga mampu menahan erosi tanah
dan air.
Manfaat
kaliandra pada makana ternak adalah sebagai bank protein. Penanaman kaliandra
pada tanah-tanah yang kurang produktif dapat menekan pertumbuhan gulma. Selain
itu tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman penahan erosi dan penyubur
tanah.
Daun
kaliandra mudah dikeringkan dan dapat dibuat sebagai tepung makanan ternak
kambing. Kaliandra mengandung protein kasar 22,4%, lemak 4,1%, energi kasar
46,30 kkal/kg, SDN 24,0%, lignin 1995,0%, Ca 1,6% dan P 0,2%.
Ada
baiknya sewaktu pemberian makanan kepada ternak di berikan secara campur. Hal
ini bertujuan agar kandungan yang berada di dalam masing-masing tanaman dapat
saling melengkapi, sehingga kambing akan merasa tercukupi kandungan gizi maupun
proteinnya. Selain itu juga akan meminimalkan kambing merasa bosan makan
apabila di sajikan dalam satu jenis tanaman saja secara berulang-ulang.
Kambing
akan memilih daun yang dia paling sukai terlebih dahulu, setelah daunan yang
disukainya habis, maka kambing baru akan menyantap rumputan jenis yang lain.
Adapun
klasifikasi dari rumput kaliandra adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Calliandra
Spesies : Calliandra callothyrus
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Calliandra
Spesies : Calliandra callothyrus
9. Legum Callopo (Callopogonium muconoides)
Tanaman ini
tumbuh menjalar dan bisa memanjang sampai 30-50 cm. Tanaman ini beradaptasi
pada tanah yang basah dan tidak tahan terhadap kekeringan.Batang dan daun yang
muda berbulu, berwarna coklat keemasan.Bentuk daun bulat dan berkelompok 3
dalam satu tangkai.Bunganya kecil berwarna ungu.Jenis legum ini kurang disukai
oleh ternak karena daun dan batangnya berbulu.Biasa ditanam dengan biji dengan
kebutuhan 6-9 Kg/ha.Dapat ditanam dengan rumput Rhodes dan Brachiaria.
Klasifikasi Callopogonium
muconoides
Divisi :
Spermatophyta
Klass : Dicotyledoneae
Ordo : Leguminales
Family :
Leguminaceae
Genus : Callopogonium
Spesies : Callopogoniummuconoides
10. Lamtoro (Leucaena leuchepala)
Tanaman legum berkayu yang berumur panjang ini
tingginya bisa mencapai 10 m. Berasal dari Amerika tengah (Meksiko) dan Amerika
Selatan. Berakar dalam, daun menyirip ganda, anak daun ellips agak oval dan
kecil. Warna daun hijau tua agak kelabu. Tumbuh baik pada tanah sedang sampai
berat dengan ketinggian tempat 700-1.200 m dpl dan curah hujan berkisar
700-1.650 mm/tahun. Jenis legum ini bisa dijadikan sebagai sumber protein bagi
ternak.
Adapun klasifikasi Leucaena
leucocephalaadalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Klass : Dicotyledoneae
Ordo : Leguminales
Family :
Leguminaceae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena
leucocephala
11. Rumput teki (Cyperus rotundus)
Teki
merupakan rumput semu menahun dengan tinggi 10-95 cm. Batang rumputnya
berbentuk segitiga dan tajam.Daunnya berjumlah 4-10 helai yang terkumpul pada
pangkal batang membentuk roset akar dengan pelepah daun tertutup tanah.Helaian
daun berbentuk pita bersilang sejajar.Permukaan atas berwarna hijau mengkilas
dengan panjang daun 10-30 cm dan lebar 3-6 cm.
Rumput
teki tumbuh liar di tempat terbuka atau sfikit terlindung dari sinar matahari
seperti di tanah kosong, tegalan, lapangan rumput, dipinggir jalan atau di
lahan pertanian.Tumbuhan ini terdapat pada ketinggian 2-3000 meter di atas
permukaan laut. Tumbuhan ini secgai gulma yang susah diberantas.
(http://wong168.wordpress.com).
Adapun
klasifikasi rumput teki (Cyperus rotundus
L.) sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L.
Kingdom : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L.
12.
Bahan palsuan pakan
Adapun bahan
palsuan yang di temukan yaitu batu bata giling dan serbuk gergaji. Dimana kedua
bahan ini memiliki tekstur yang hampir sama. Akan tetapi ada hal yang sulit
untuk dipalsukan yaitu bau yang pasti berbeda, hal ini sesuai dengan teori Antonio. A. (2001) yang menyatakan bahwa bahan-bahan pemalsu pakan
merupakan bahan-bahan yang bentuk, tekstur, hampir sama dengan bahan pakan yang
dipalsukan akan tetapi satu hal yang sulit untuk dipalsukan yaitu bau.
No
|
Nama bahan
|
Warna
|
Bentuk
|
Digunakan palsuan pakan
|
1
|
Serbuk gergaji
|
Kuning
|
Kasar
|
Dedak padi
|
2
|
Pasir
|
Caklat
|
Butiran
|
Tepung kulit kerang
|
3
|
Serbuk batu bata
|
Merah
|
Halus
|
Tepung darah
|
4
|
Sekam
|
Coklat
|
Butiran
|
Dedak
|
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa
batu bata geling dan serbuk gergaji kayu jika dilihat terkstur dan warnannya
akan mirip dengan bahan pakn musalanya serbuk gergaji kayu mirip dengan dedak
padi, kemiripan inilah bahan pakan tersebut dicampurkan kedalam ransum. Akan
tetapi ada hal yang sulit untuk dipalsukan yaitu bau yang pasti berbeda, hal
ini sesuai dengan teori Parrakkasi.A. (1999) yang menyatakan
bahwa bahan-bahan pemalsu pakan merupakan bahan-bahan yang bentuk, tekstur,
hampir sama dengan bahan pakan yang dipalsukan akan tetapi satu hal yang sulit
untuk dipalsukan yaitu bau.
13.
Pengenalan
Obat-obatan
Supaya sehat dan
dapat tumbuh dengan baik maka ayam perlu diberi obat.Adapun macam-macam obat
dan fungsinya di tumjukan pada tabel di bawah ini.
1
|
Nama Obat : Therapy
|
|
Kegunanan :
|
|
Bentuk dan Warna : Bubuk dan Kuning
|
|
Cara pemakaian :
|
|
Kandungan bahan : Oxytetracycline Hcl (100 g)
Vitamin A dan K
Ampolium
|
|
Produsen : Medion – Bandung – Indonesia
|
|
|
2
|
Nama Obat = Vita
Chicks
|
|
Kegunaan :
1.
Mempercepat
pertumbuhan dan mengurangi angka kematian
2.
Mengatasi
Stress
3.
Mencegah
kekurangan vitamin
|
|
Bentuk = bubuk
Warna = orange
|
|
Cara pemakaian :
Umur 0-2 minggu setiap hari
takaran A
3-4 minggu setiap hri
takaran B
5 – dewasa selama
gangguan takaran A
|
|
Kandungan bahan :
Bacitracin MD, Vit (A,
D3, E, K3, B1, B2, B6,
B12, C), nicotine acid, Ca-D-Pantotthenate
|
|
Produsen = Medion-Bandung
|
|
|
3
|
Nama Obat : Neo Bro
|
|
kegunaan :
1.
Mempercepat
pertumbuhan broiler
2.
Mengurangi
angka kematian
3.
Meningkatkan
efisiensi penggunaan ransum
|
|
Bentuk = bubuk
Warna = orange
|
|
Cara pemakaian :
Umur 0-6 minggu : 1 gram tiap 2 liter air minum atau 1 gram tiap kg
ransum
6-9
minggu : 1 gram tiap 3 liter air minum atau 1 gram tiap 1,5 kg ransum
|
|
Kandungan bahan :
Methionin, sodium
salycylate, Vit (A, D3, E,
K3, B1, B2, B6, B12,
C), Ca-D-Pantotthenate, nicotinamide, zine, mangahere, magnesium, copper,
cobait
|
|
Produsen = Medion – Bandung
|
|
|
4
|
Nama Obat :
Trimezyn-S
|
|
Kegunaan :
1.
Untuk
mengatasi korisa
2.
Coli
bacilsosis
3.
CRD
4.
Kolera
5.
Pullorum
|
|
Bentuk = bubuk
Warna = Kuning
|
|
Cara pemakaian :
Tiap 1 gram untuk 1-2 liter air
minum, diberikan selama 3-5 hari berturut-turut.
|
|
Kandungan bahan : sel faisazine, trime throprim
|
|
Produsen = Medion-Bandung
|
|
|
|
|
5
|
Nama Obat : Dexynet
|
|
Kegunaan : Untuk mengurangi angka kematian
|
|
Bentuk = serbuk halus
Warna = kuning
|
|
Rasa : bau seperti pur
|
|
Produsen = Medion - Indonesia
|
|
|
6
|
Nama Obat = Coxy
|
|
Kegunaan : Untuk mengobati Koksidiosis dan Kolera
|
|
Cara pemakaian :
-
Konsidiosis
=> 5 gram tiap 1 liter air minum, pemberian secara 3-2-3, 3 hari dengan
obat, 2 hari tanpa obat dan 3 hari lagi dengan obat.
-
Koleras
=. 3,75 gram tiap 1 liter air minum diberikan selama 6 hari berturut-turut.
|
|
Bentuk = bubuk
Warna = merah
|
|
Kandungan bahan = sosium sulfa quino xaline, vit (A,K)
|
|
Produsen = Medion – Bandung
|
|
|
7Nama
Obat : Multivit
|
Kegunaan :
|
Bentuk dan Warna : Bubuk dan Orange
|
Cara Pemakaian :
Unggas : Segera larutkan ke dalam 10 ltr air minum selama 3-5 hari
berturut-turut
|
Kandungan Bahan : Vitamin A, D3, B2, K3, C
|
Produsen : PT
Pyridium – Bandung - Indonesia
|
V. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil praktikum Bahan
Pakan dan Formulasi Ransum yang berjudul pengenalan bahan pakan dan alat-alat
laboraturium, analisis proksimat, formulasi ransum dan mencampur ransum dapat
ditarik suatu kesimpulan yaitu perlu praktikan pahami bahwa selama praktikan
mengikuti praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum praktikan dapat memahami
jenis-jenis bahan pakan serta termasuk
sumber apa bahan pakan tersebut.
5.2
Saran
Setelah terlaksanannya
praktikum saya mengharapkan agar para praktikan dapat mengerjakannya atau
mengembangkan ilmu ini dilingkungan sekitar tempat mereka tinggal sehingga ilmu
ini dapat bermanfaat untuk masyarakat dan agar peternakan dapat dipandang lebih
baik dimata masyarakat
DAFTAR
PUSTAKA
|
Anggorodi.
R. 1997. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.
Antonio. A. 2001.Bahan Pemalsuan
Pakan.Erlangga.Yogjakarta
Hendalia,
et.al. 2008. Biokimia Nutrisi. Fapet UNJA. Jambi.
Mozeys,
2003.Ilmu Makanan Ternak Dasar.Gajah
Mada University.Yogyakarta.
Nurhayati,
et.al. 2008. Nutrisi Ternak Unggas. Fapet UNJA. Jambi.
Parning, Mika,
Marlan. 2000. Penuntun Belajar Bahan
Pakan dan Formulasi Ransum. Yudistira. Jakarta.
Parrakkasi.a.
1995.Ilmu Gizi dan Makanan Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
Tobing.L.R.
1991. Kimia Organik Pangan. Depdikbud.
Jakarta.
Trobos.
2007. Pasar Menganga Bibit Langka. PT. PWI. Jakarta.
Trobos.
2008. Tuna Budidaya Jepang Mengancam. PT. PWI. Jakarta.
16
|