PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia memiliki organ ± organ tertentu yang memiliki fungsi penting untuk kelangsungan hidupnya, tanpa organ
tersebut manusia tidak dapat hidup. Organ yangmemiliki fungsi penting untuk
kelangsungan hidup manusia disebut organ vital. Organvital tersebut sebagian
besar terdapat pada bagian dalam tubuh, dilindungi oleh rangkatubuh manusia. Organ vital seperti organ
otak merupakan bagian
dari sistem saraf yang membentuk sistem koordinasi tubuh pada manusia; organ lambung,
usus halus, dan usus besar merupakan bagian dari sistem pencernaan, yang
berfungsi mencerna makanan yang kitamakan, mengubahnya dari bentuk kasar
menjadi bentuk halus, sehingga dapat diasorbsioleh usus halus, dan hasil
metabolisme makanan tersebut dapat diedarkan ke seluruhtubuh oleh darah. Jantung adalah organ vital terpenting yang
berfungi memompa darah ke seluruhtubuh yang
membentuk sistem peredaran darah dalam tubuh bersama pembuluh daraharteri dan
pembuluhdarah vena.Selain organ ± organ yang telah disebutkan di atas
masih ada lagi organ vital yangmembentuk sistem di dalam tubuh yang memiliki
fungsi penting untuk kelangsunganhidup
manusia.Dalam praktikum anatomi fisiologi manusia, mahasiswa dikenalkan
mengenaiorgan ± organ dalam melalui alat peraga.
Denyut nadi dan tekanan darah merupakan hal yang amat penting
dalam bidang kesehatan pada umumnya dan khususnya di bidang Kedokteran, karena
denyut nadi maupun tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dapat dipakai
sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang.
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah
terhadap satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus
adekuat, yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan daya dorong terhadap darah dan
tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan beban kerja tambahan bagi
jantung. Tekanan sistol adalah tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri
sewaktu darah dipompa kedalam pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel.
Sedangkan tekanan diastol adalah tekanan terendah yang terjadi di arteri
sewaktu darah mengalir keluar pembuluh-pembuluh hilir tersebut sewaktu
relaksasi ventrikel. Tekanan arteri ini akan berubah tergantung pada volume
darah dalam pembuluh dan daya regang dinding pembuluh darah.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dengan memasukkan
kanula kedalam pembuluh darah arteri dan dimonitor dengan alat pendeteksi
tekanan darahnya. Cara ini tidak lazim digunakan karena tidak mudah
pelaksanaannya. Cara tidak langsung dengan menggunakan alat sphygmomanometer,
yang lebih nyaman dan mudah dilakukan setiap saat.
Denyut nadi dan tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh
berbagai faktor di antaranya adalah perubahan posisi tubuh dan aktivitas fisik.
Dengan mengamati serta mempelajari hasil pengaruh perubahan
posisi tubuh dan aktivitas fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah, kita
akan memperoleh sebagian gambaran mengenai sistem kardiovaskuler seseorang.
Tujuan
dan Manfaat
Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak
yang berjudul fisiologi kardiovaskuler ini adalah mempelajari cara pengukuran
tekanan darah secara tidak langsung. Untuk mendengar bunyi jantung. Untuk
menentukan kemampuan fisik (kesehatan) seseorang dengan menilai kesanggupan
jantung dan paru-parunya melalui frekuensi dengan nadi setelah melakukan suatu
latihan/ kegiatan.
Adapun
manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui cara pengukuran
tekanan darah, mendengarkan bunyi jantung, menentukan kemampuan fisik
masing-masing praktikan.
MATERI DAN METODA
Waktu dan Tempat
Praktikum
Mingguan Anatomi dan Fisiologi Ternak yang berjudul Fisiologi Kardiovaskular
ini dilakukan pada hari Rabu Mei 2012 pukul 14.00 WIB, 16bertempat di
Laboratorium Fakultas Peternakan, Universitas Jambi.
Materi
Adapun alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah praktikan, sphygmomanometer, stetoskop,
cuff, manometer merkuri, arloji tangan, bangku setinggi 50 cm, treadmill dan
stopwatch.
Metoda
Adapun cara atau metoda yang digunakan pada praktikum pemeriksaan
tekanan darah ini adalah Cuff dililitkan pada lengan atas dan stetoskop
ditempelkan dibagian cuff tepat pada pembuluh darah lengan, cuff dipompa sampai
kira-kira diatas tekanan sistolik. Tekanan pada cuff yang tinggi ini akan
menyebabkan aliran pada arteri terhenti, kemudian secara perlahan tekanan pada cuff dikurangi.
Dengan demikian, pada saatnya akan membuka aliran arteri. Pada saat ini aliran
darah akan mengalir cepat dan tiba-tiba, sehingga akan menghasilkan suatu
getaran atau suara (disebut tekanan sistolik darah) yang bisa didengarkan
dengan stetoskop. Pada penurunan tekanan cuff selanjutnya masih akan tetap
terdengar getaran atau suara sampai pada suatu saat akan berhenti sama sekali.
Pada saat berhentinya suara tersebut disebut tekanan diastolic darah.
Adapun cara kerja pada
praktikum bunyi jantung adalah letakan stetoskop di dada bagian kiri. Dengarkan
menggunakan stetoskop denganrkan suara jantung teman saudara.
Cara kerja pada test
kemampuan fisik pengiraan kemampuan VO2 max (ml/kg/min) dengan cara
praktikan berlari selama 12 menit untuk menempuh jarak tertentu menurut
kemampuannya.
Test Schneider
dilakukan dengan cara pratikan berbaring/ bersandar selama 5 menit, kemudian
ukur denyut nadi dan ulangi sampai 2 kali. Berdiri santai selama 2 menit kemudian
ukur denyut nadi sama seperti di atas. Kemudian lakukan kegiatan sebagai
berikut : berdiri diatas kursi yang tingginya 45 -50 cm. selama 2 menit,
setelah itu berdiri dengan satu kaki yang dilakukan secara berantian selama 3
menit, hitung denyut nadi selama 15 detik, untuk mendapatkan denyut nadi
permenit maka denyut nadi yang diukur selama 15 detik harus di kali 4, hasil
perhitungan denyut nadi cocokan dengan skor dalam tabel skor Schneider,
bagaimanakah status fisiologis pratikan berdasarkan hasil skor Schneider.
Test Harvard Step
dengan caara lambat dilakukian dengan cara pratrikan melakukan kegiatan naik
turu bangku dengan irama 30 kali dalam 1 menit (satu kali naik turun bangku 2
detik). Percobaan ini tidak boleh lebih dari 5 menit (gunakan waktu maksimal 5
menit). Sesudah latihan ini, pratika duduk dan denyut nadinya dihitung
berturut-turut selama 30 detik, yaitu dari 1 menit sampai 1 menit lebih 30
detik dan 3 menit sampai 3 menit lebih 30 detik. Selanjutnya kemampuan fisik
pratikan dihitung.
Harvard Step dengan
cara cepat dilakukan dengn cara seperti padacara lamba, tetapi disini hanya di
tetapkan bilangan nadi berhitung satu kali saja, yaitu selama 30 detik setelah
percobaan selesai dari 1 menit sampai 1 menit 30 detik.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pemeriksaan Tekanan Darah
Tekanan
darah pada pembuluh darah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor dasar yang
mempengaruhinya adalah cardiac output, total tahanan perifer pembuluh darah di
arteriola, volume darah, dan viskositas darah. Dengan faktor tersebut, tubuh
kita melakukan kontol agar tekanan darah menjadi normal dan stabil. Pengaturan
pembuluh darah yang bekerja dalam mengontrol tekanan darah yaitu pengaturan
lokal, saraf dan hormonal.
Sistem peredaran darah atau sistem
kardiovaskular adalah suatu
sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel.
Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan
sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian
dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)
dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh
metabolisme setiap sel
dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia
dan fisiologis
cairan tubuh.
Gambar 1.
Penampang jantung
Gambar 2. Sistem
peredaran darah
Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan.
Jantung adalah satu otot
tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga
torakik, di balik tulang dada. Struktur jantung
berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru,
namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium,
yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada
jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari
gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan
jantung.
Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang
meliputi daerah jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping. Dua
garis pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di
mana dinding pemisah di antara serambi & bilik jantung.
Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot
menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa
ini sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga
yang dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung
terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.
Gambar 3. Bagian
– bagian jantung
Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik
karena bilik harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas
dan memerlukan gaya yang lebih besar untuk mensuplai peredaran darah besar,
khususnya pembuluh aorta,
untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah.
Tiap serambi dan bilik pada masing-masing belahan jantung
disambungkan oleh sebuah katup. Katup di antara serambi kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis
atau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau katup
bikuspidalis (katup berdaun dua).
Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan terisi
darah (disebut diastol).
Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung
(disebut sistol). Kedua serambi
mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan
berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak
karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena
berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi
darah, ia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan melalui katup
trikuspidalis.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis menuju
ke paru-paru.
Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (pembuluh kapiler) yang
mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen, melepaskan
karbondioksida dan selanjutnya dialirkan kembali ke jantung.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena
pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan
jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner karena
darah dialirkan ke paru-paru.
Darah
dalam atrium kiri akan didorong menuju ventrikel kiri melalui katup
bikuspidalis/mitral, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati
katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya
oksigen ini disirkulasikan ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru. dan sebagainya.
Andrajati,
Retnosari dkk., (2008) Kontrol lokal (intrinsik) adalah perubahan-perubahan di
dalam suatu jaringan yang mengubah jari-jari pembuluh, sehingga alirah darah ke
jaringan tersebut berubah melalui efek terhadap otot polos arteriol jaringan.
Kontrol lokal sangat penting bagi otot rangka dan jantung, yaitu
jaringan-jaringan yang aktivitas metabolik dan kebutuhan akan pasokan darahnya
sangat bervariasi, dan bagi otak, yang aktivitas metabolik keseluruhannya dan
kebutuhan akan pasokan darah tetap konstan. Pengaruh-pengaruh lokal dapat bersifat
kimiawi atau fisik.
Anonim
(2008), Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada
dinding pembuluh darah, dan merupakan salah satu tanda-tanda vital utama. Pada
setiap detak jantung, tekanan darah bervariasi antara tekanan maksimum
(sistolik) dan minimum (diastolik). Tekanan darah dikarenakan oleh pemompaan
jantung dan resistensi pembuluh darah, berkurang sebagai sirkulasi darah
menjauh dari jantung melalui arteri. Tekanan darah memiliki penurunan terbesar
dalam arteri kecil dan arteriol, dan terus menurun ketika bergerak melalui
darah kapiler dan kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Gravitasi, katup
dalam pembuluh darah, dan memompa dari rangka kontraksi otot, adalah beberapa
pengaruh lain pada tekanan darah di berbagai tempat di dalam tubuhTekanan darah
dinilai dalam dua hal, sebuah tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi
maksimal jantung dan tekanan rendah diastolik atau tekanan istirahat.
Muttaqin
Arif, (2009), Kontraksi atrium ikut mendorong darah ke dalam ventrikel, tetapi
sekitar 70% pengisian ventrikel terjadi secara pasif selama diastolik.
Kontraksi otot atrium yang melingkari orifisium vena kava superior dan inferior
dan vena pulmonaris mempersempit lubang orifisium tersebut, dan kelembaman
darah di dalamnya, tetapi selama sistolik atrium terjadi sedikit regurgitasi
darah ke dalam vena.
Wilson
(2005), Setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik
yang saling terkait. Gelombang rangsang listrik tersebar melalui nodus SA
melalui sistem konduksi menuju miokardium untuk merangsang konduksi otot.
Rangsangan listrik ini disebut depolarisasi dan diikuti perubahan listrik
kembali yang disebut repolarisasi. Respon mekaniknya adalah sistolik (kontraksi
otot) dan diastolik (relaksasi otot). Aktivitas listrik sel yang dicatat secara
grafik melalui elektroda intrasel memperlihatkan bentuk khas yang disebut
potensial aksi. Dua jenis potensial aksi utama –respon cepat dan respon lambat-
digolongkan berdasarkan kekuatan depolarisasi primer, baik saluran Na+ cepat
atau saluran Ca++ lambat. Potensial aksi respon cepat ditemukan pada sel otot
atrium dan ventrikel serta serabut Purkinje. Potensial aksi respon lambat pada
nodus SA dan AV. Nodus SA, nodus AV, dan serabut Purkinje mampu melakukan eksitasi
sendiri (automatisasi). Nodus SA merupakan pacemaker jantung yang dominan
dengan kecepatan intrinsik 60 sampai 100 dpm. Kecepatan intrinsik nodus AV dan
serabut Purkinje masing-masing secara berurutan adalah 40 sampai 60 dpm dan 15
sampai 40 dpm.
Wilson
(2005) Aliran darah melalui perifer dipengaruhi oleh mekanisme pengaturan
instrinsik dan ekstrinsik. Mekanisme pengaturan ekstrinsik yang utama adalah
saraf simpatis. Pengaturan intrinsik aliran darah diatur oleh keadaan jaringan
lokal dan sangat penting dalam optimasi aliran darah ke otak dan jantung.
Aliran darah melalui pembuluh darah bergantung pada variabel yang berlawanan:
perbedaan tekanan antara dua ujung pembuluh dan resistensi terhadap aliran.
Hubungan variabel ini paling baik diyunjukkan dengan hukum Ohm: Q = ΔP / R.
Berdasarkan hukum Ohm, aliran darah atau curah jantung, merupakan fungsi
perbedaan tekanan dalam sistem pembuluh darah (MAP dikurang RAP), dan keadaan
pembuluh resisten. Dilatasi arteriol menyebabkan penurunan resistensi dan peningkatan
aliran darah. Sebaliknya, kontriksi arteriol meningkatkan peningkatan
resistensi dan penurunan aliran darah.
Permulaan
sistolik ventrikel ditandai dengan menutupnya katup mitralis dan trikuspidalis.
Otot ventrikel pada mulanya hanya sedikit memendek, tetapi tekanan
intraventrikel meningkat secara tajam sewaktu miokardium menekan darah di dalam
ventrikel. Periode kontraksi ventrikel isovolumetrik (isovolumik, isometrik)
ini berlangsung selama 0,05 detik, sampai tekanan di ventrikel kanan dan kiri
melebihi tekanan di aorta (80 mmHg; 10,6 kPa) dan arteri pulmonaris (10 mmHg)
dan katup aorta dan pulmonaris terbuka. Selama kontraksi isovolumetrik, katup
AV menonjol ke dalam atrium, menyebabkan peningkatan tekanan atrium yang kecil
tetapi tajam. Saat katup aorta dan pulmonalis terbuka, dimulailah fase
penyemprotan ventrikel (ejeksi ventrikel). Penyemprotan mula-mula berlangsung
cepat, kemudian melambat seiring dengan kemajuan sistolik.
Tekanan
intraventrikel meningkat sampai maksimum dan kemudian sedikit menurun sebelum
sistolik ventrikel berakhir. Tekanan ventrikel kiri puncak adalah sekitar 120
mmHg, dan tekanan ventrikel kanan puncak adalah sekitar 125 mmHg atau lebih
kecil. Pada akhir sisolik, tekanan aorta sebenarnya adalah melebihi tekanan
ventrikel, tetapi untuk jangka waktu yang singkat momentum tetap mendorong
darah. Katup AV tertarik ke bawah oleh kontraksi otot ventrikel, dan tekanan
atrium turun. Saat istirahat, jumlah darah yang disemprotkan oleh setiap
ventrikel per denyut adalah 70-90 mL. Volume ventrikel diastolik akhir adalah
sekitar 130 mL. Dengan demikian, sekitar 50 mL darah tetap berada di setiap
ventrikel pada akhir sistolik (volume ventrikel sistolik-akhir), dan fraksi
semprotan (ejection fraction), persen volume ventrikel diastolik-akhir yang
disemprotkan setiap kali denyutan, adalah sekitar 60 %. Fraksi semprotan
merupakan indeks fungsi ventrikel yang bermanfaat. Besaran ini dapat diukur
dengan menyuntikan sel darah merah berlabel radionuklida, melakukan pencitraan
jumlah darah jantung pada akhir diastolik dan akhir sistolik (angiokardiografi
radionuklida seimbang), dan kemudian menghitung fraksi semprotan.
Tekanan ventrikel yang sudah turun semakin cepat turun. Ini adalah periode protodiastolik setelah otot ventrikel berkontraksi penuh. Periode ini berlangsung sekitar 0,04 detik. Periode ini berakhir saat momentum darah yang disemprotkan dikalahkan dan katup aorta dan pulmonalis menutup sehingga timbul getaran di darah dan dinding pembuluh darah. Setelah katup menutup, tekanan terus turun dengan cepat selama periode relaksasi ventrikel isovolumetrik. Relaksasi isovolumetrik berakhir saat tekanan ventrikel turun di bawah tekanan atrium dan katup AV membuka dan ventrikel terisi. Mula-mula pengisian ventrikel berlangsung cepat, kemudian melambat sewaktu kontraksi jantung berikutnya mendekat. Tekanan atrium tetap meningkat setelah akhir sistolik ventrikel sampai katup AV membuka, dan kemudian turun dan secara perlahan kembali meningkat sampai sistolik atrium berikutnya.
Muttaqin Arif (2009), Katup mitralis dan trikuspidalis antara atrium dan ventrikel terbuka pada akhir diastol, sedangkan katup aorta dan pulmonalis tertutup. Darah mengalir ke dalam jantung sepanjang diastolik, mengisi atrium dan ventrikel. Kecepatan pengisian berkurang seiring dengan mengembangnya ventrikel, dan terutama saat kecepatan denyut jantung lambat, daun katup atrioventrikel (AV) bergeser ke arah posisi tertutup. Tekanan di ventrikel tetap rendah.
Tekanan ventrikel yang sudah turun semakin cepat turun. Ini adalah periode protodiastolik setelah otot ventrikel berkontraksi penuh. Periode ini berlangsung sekitar 0,04 detik. Periode ini berakhir saat momentum darah yang disemprotkan dikalahkan dan katup aorta dan pulmonalis menutup sehingga timbul getaran di darah dan dinding pembuluh darah. Setelah katup menutup, tekanan terus turun dengan cepat selama periode relaksasi ventrikel isovolumetrik. Relaksasi isovolumetrik berakhir saat tekanan ventrikel turun di bawah tekanan atrium dan katup AV membuka dan ventrikel terisi. Mula-mula pengisian ventrikel berlangsung cepat, kemudian melambat sewaktu kontraksi jantung berikutnya mendekat. Tekanan atrium tetap meningkat setelah akhir sistolik ventrikel sampai katup AV membuka, dan kemudian turun dan secara perlahan kembali meningkat sampai sistolik atrium berikutnya.
Muttaqin Arif (2009), Katup mitralis dan trikuspidalis antara atrium dan ventrikel terbuka pada akhir diastol, sedangkan katup aorta dan pulmonalis tertutup. Darah mengalir ke dalam jantung sepanjang diastolik, mengisi atrium dan ventrikel. Kecepatan pengisian berkurang seiring dengan mengembangnya ventrikel, dan terutama saat kecepatan denyut jantung lambat, daun katup atrioventrikel (AV) bergeser ke arah posisi tertutup. Tekanan di ventrikel tetap rendah.
Sebetulnya tekanan darah seseorang itu konstan adanya, namun
tekanan darah mudah dipengaruhi oleh : psikis, elastisitas alat peredaran
darah, keadaan jantung, keadaan buah pinggang (organ ekskresi), kandungan zat
dalam plasma (glukosa, kolesterol, dsb), tekanan sistolik dan tekanan diastolik
(maksimum-minimum) serta suhu badan.
Adapun di bawah ini
adalah alat untuk mengukur tekanan darah atau sphygmomanometer.

Gambar
4. Spygmomanometer
Tekanan darah sangat berpengaruh pada distribusi darah di
dalam seluruh jaringan tubuh. Dan sebaliknya juga berpengaruh terhadap aliran darah
ke pusat sirkulasi darah (jantung). Pada vertebrata tingkat tinggi, manusia,
pengukuran tekanan darah dilakukan di daerah humerus distal, baik sinistra
maupun dekstra. Bagi probandus posisi duduk atau terlentang santai.
Dari hasil praktikum yang
berjudul mengukur tekanan darah dapat kami simpilkan bahwa jika kita memompa
cuff maka cuff akan berisi udara sehingga menggelembung dan akan menutup arteri
radialis sehingga menyebabkan aliran darah berhenti. Setelah itu kurangi
tekanan udara pada cuff dan aliran darah akan lancer kembali.
Bunyi Jantung
Pada praktikum bunyi jantung ini
praktikan mendengarkan bunyi jantung dengan cara menempelkan stetoskop pada
dinding dada, maka akan terdengar suara jantung kita. Ada dua macam suara yang
ditimbulkan oleh jantung kita, yaitu “Lub, dub”.
Bunyi
lub terjadi saat penutupan katup atrioventrikularis karena vibrasi pd dinding
ventrikel & arteri dimulai pd awal kontraksi/ sistol ventrikel ketika
tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium.
Bunyi
dub terjadi saat penutupan katup semilunar; dimulai pd awal relaksasi/ diastol
ventrikel akibat tekanan ventrikel kiri & kanan lebih rendah dari tekanan
di aorta & arteri pulmonal.
S3
disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel krn darah masuk ke ventrikel scr
tiba-tiba pd saat pembukaan atrioventikel, pd akhir pengisian cepat ventrikel.
S3 sering terdengar pd anak dgn dinding toraks yang tipis atau penderita gagal
ventrikel.
S4
terjadi akibat osilasi darah & rongga jantung yg ditimbulkan oleh kontraksi
atrium. Jarang tjd pd individu normal.
Dibawah
ini adalah gambar posisi stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung.

Gambar
5. gambar posisi stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung.
Suara
jantung abnormal akibat adanya arus turbulen di dlm rongga jantung &
pembuluh darah. Arus turbulen umumnya terjadi karena kelainan katup, yaitu:
stenosis (katup tidak dapat membuka secara sempurna) atau insufisiensi katup
(katup tidak dapat menutup secara sempurna). Murmur diastol setelah bunyi “dub”
akibat stenosis katup atrioventrikularis
atau insufisiensi katup semilunar. Murmur sistol setelah “lub” akibat
insufisiensi katup atrioventrikularis atau stenosis katup semilunar.

Gambar 6.
Macam-macam bentuk katub jantung
Gambar
di bawah ini merupakan bentuk katub jantung yang berfungsi sebagai pengatur
keluar masuknya darah dalam tubuh.
Test Kemampuan Fisik
Kemampuan
fisik (physical fitness) adalah
kesanggupan atau ketahanan seseorang untuk melakukan kerja otot dengan
memuaskan di bawah kondisi khusus. Kempampuan fisik seseorang sangat tergantung
pada komponen-komponen dari system transport oksigen, pernafasan,
kardiovaskuler, darah, otot, dan system enzim di dalam tubuh. Selain itu, kemampuan
fisik seseorang juga ditentukan oleh genetic, konsumsi makanan sehari-hari,
oekerjaan sehari-hari, latihan-latihan yang dilakukan dan factor-faktor lain.
Kondisi fisik ini dapat diperbaiki dengan latihan-latihan tertentu. Penentuan
fisik seseorang dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan faali alat
pernafasan, faali jantung (frekuensi dani dan tekanan darah), kemampuan kerja
otot, kerja yang dihasilkan dan lain-lain.
Pada
orang yang sedang atau sesudah melakukan aktivitas olah raga, darah yang keluar
dari jantung ( cardiac output = volume darah yang dipompakan oleh setiap ventrikel
per menit )meningkat dengan cepat, sehingga mengakibatkan frekuensi denyut
jantung menguat. Sebagai akibat lebih lanjut adalah terjadinya peningkatan
tekanan darah karena tekanan darah merupakan produk dari cardiac output.
Pada
praktikum pengiraan kemampuan VO2 max (ml/kg/min)
dengan cara praktikan berlari selama 12 menit untuk menempuh jarak tertentu
menurut kemampuannya.
Kami melakukan test
berlari ini di GOR Paduka Berhala, Kabupaten Tanjung Jabung Timur sejauh 1,4
kilometer, setelah waktu mencukupi kami berhenti dan menhitung detak jantung,
yang kami dapat adalah 362 kali.
Dari jarak lari yang
ditempuh diatas, maka kemampuan kami untuk adalah sangat buruk, karena <
1,61 kilometer setelah waktu tercukupi. Dan dapat dijelaskan pada table dibawah
ini.
Jarak (Km)
|
VO2
max (ml/kg/menit)
|
Tingkat
kemampuan (umur < 40)
|
< 1,61
|
<
25.0
|
Sangat Jelek
|
Tabel 1. Tingkat
kemampuan Aerobik untuk berlari selama 12 menit dan VO2
max (ml/kg/menit).
Test
Schneider
Pada data hasil percobaan yang kami lakukan dimulai dari
bersandar selama 5 menit, kemudian santai, dan saat beraktifitas.
a. Pengukuran Denyut Nadi ketika bersandar
Setelah
dilakukan praktikum dengan bersandar selama 5 menit, kemudian di ukur denyut
nadi. Pada pengukuran denyut nadi 5 menit pertama didapat 93 kali dengan skor
0. Pada pengukuran denyut nadi 5 menit kedua didapat 83 kali dengan skor 1.
b. Pengukuran Denyut Nadi ketika berdiri
santai
Setelah
dilakukan praktikum dengan berdiri santai selama 2 menit, kemudian di ukur
denyut nadi. Pada pengukuran denyut nadi 2 menit pertama didapat 90 kali dengan
skor 1. Pada pengukuran denyut nadi 2 menit kedua didapat 89 kali dengan skor
1.
c. Pengukuran Denyut Nadi ketika melakukan
aktifitas
Pada praktikum kali ini berdiri berdiri
diatas kursi yang tingginya 45 -50 cm. selama 2 menit, setelah itu berdiri
dengan satu kaki yang dilakukan secara berantian selama 3 menit, hitung denyut
nadi selama 15 detik, untuk mendapatkan denyut nadi permenit maka denyut nadi
yang diukur selama 15 detik harus di kali 4, hasil perhitungan denyut nadi
cocokan dengan skor dalam tabel skor Schneider, bagaimanakah status fisiologis
pratikan berdasarkan hasil skor Schneider.
Setelah melakukan percobaan di atas
maka hitung denyut nadi selama 15 detik dan didapatkan 21. Setelah
didpatkanhasilnya maka dikali dengan 4, dan mendapatkan hasil 84 dengan skor 3.
Setelah
dilakukan Test Schneider dengan beberapa percobaan pengukuran, maka didapatkan
hasil Pengukuran Denyut Nadi ketika bersandar mendapatkan 1 skor. Pengukuran Denyut
Nadi ketika berdiri santai mendapat skor 2. Pengukuran Denyut Nadi ketika melakukan
aktifitas 3. Jadi jumlah total skor yang didapat adalah 6 skor, dan kemampuan
fisiknya adalah buruk.
Test Harvard Step
Dari percobaan Harvard Step Test, kita dapat menentukan
indeks kesanggupan badan seseorang dalam melakukan aktivitas otot. Melalui cara
perhitungan yang telah dijelaskan diatas, terlihat dengan jelas bahwa indeks
kesanggupan badan sangat bergantung dari lama orang tersebut mampu terus
menerus naik-turun bangku dan frekuensi denyut nadinya segera setelah ia
melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama ia mampu bertahan naik-turun bangku
dan semakin cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke frekuensi normal, maka
semakin baik pula kesanggupannya.
Pada prinsipnya olahraga diharapkan dapat meningkatkan
kapasitas fungsional individu dan menurunkan kebutuhan oksigen otot jantungyang
diperlukan pada tingkatan latihan fisik, baik pada orang sehat maupun orang
sakit. Pada latihan fisik akan terjadi dua perubahan pada sistem kardiovaskular
yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi aliran darah dari organ yang
kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung dilakukan dengan
meningkatan isi sekuncup dan denyut jantung.
Kesanggupan badan seseorang dinyatakan dengan Indeks
Kesanggupan Badan (IKB) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus di atas.
Semakin besar nilai dari IKB seseorang maka kesanggupan badannya semakin baik.
1.
Cara
lambat :

Penilaiannya :
< 55 = keanggupan kurang
55-64 =
kesanggupan sedang
65-79 =
kesanggupan cukup
80-89 =
kesanggupan baik
> 90 = kesanggupan amat baik
Praktikan
(Nursholeh) melakukan naik turun bangku
selama 5 menit. Respon yang diperoleh dari kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut
Frekuensi denyut nadi pertama =
110 kali/menit
Frekuensi denyut nadi kedua =
99 kali/ menit
Frekuensi denyut nadi =
80 kali/menit
Setelah dilakukan
penjumlahan angka indeks kemampuan (AIK) saya adalah 51,90 jadi kemampuan fisik saya termasuk kurang.
2.
Cara
cepat

Penilaiannya :
<
50 = kurang
50-80
= sedang
>80
= baik
Adapun
perhitungan digunakan dengan cara cepat yaitu 5,5 dikali dengan 110 (denyut
nadi yang terhitung pada 30 detik pertama) dan mendapatkan hasil 49,58. Jadi kemampuan
fisik saya adalah buruk.
Adapun tabel
di bawah ini adalah Indeks Kesanggupan Badan (IKB) dengan menggunakan cara
lambat dan cara cepat.
Nama
|
Waktu
percobaan
(detik)
|
Frekuensi
denyut nadi selama 30 detik pada menit
ke-
|
Indeks
Kesanggupan Badan (IKB)
|
Keterangan
IKB
|
||||
1
|
2
|
3
|
Cara
lambat
|
Cara
cepat
|
Cara
lambat
|
Cara
cepat
|
||
Nursholeh
|
240
|
110
|
99
|
80
|
51,90
|
49,58
|
Kurang
|
Buruk
|
Tabel 2. Perhitungan IKB cara
lambat dan cara cepat
3. Menggunakan table Harvard step
Lamannya percobaan yang dilakukan = 3’30’. Bilangan
nadi dari 1 menit sampai 1 menit 30 detik = 51,90. Menurut lajur bersangkutan
(mendatar dan tegak) pada table diperoleh AIK = 51,90, ini berarti kemampuan
fisik saya buruk.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil Posisi
tubuh mempengaruhi kenaikan denyut nadi secara nyata. Tekanan darah pada posisi
duduk lebih rendah bila dibandingkan tekanan darah pada posisi berbaring, namun
demikian tekanan darah pada posisi berdiri lebih tinggi dari tekanan darah pada
kedua posisi sebelumnya. Hal ini diakibatkan karena pengaruh gravitasi dan
mekanisme barroreseptor. Pada latihan fisik terjadi peningkatan baik pada
denyut nadi maupun tekanan darah. Hal ini merupakan mekanisme kompensasi dari
jantung bagi pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh, juga untuk membuang
sisa-sisa metabolik tubuh.
Saran
Semoga
semua mahasiswa yang mengikuti praktikum ini agar dapat melaksanakannya sebaik
mungkin dan penuh ketenangan, supaya praktikum ini dapat berjalan degan lancar
dan tepat waktu.
DAFTAR
PUSTAKA
Andrajati,
Retnosari dkk. Penuntun Praktikum Anatomi
Fisiologi Manusia. Depok: Departemen Farmasi FMIPA UI, 2008.
Uchenk.2008.Laporan Fisiologi Harvard.in www.uchenk-korzlet01.blogspot.
com.Last Update Senin, 12 Juli 2010.
Firhazona.2008.Tes Harvard.in www.musfirahmad.blogspot.com.Last Update
Senin, 12 Juli 2010.
Nursholeh. 2011. Laporan Anatomi Fisiologi Ternak. Nursholeh fapet
unja.blogspot.com.Jambi
Williams, Lippincott.2004.Medical Physiology.Edisi
2.Indiana:Indiana Universty
School of Medicine Indianapolis
Prohealt.2008.Fisiologi Otot dan Jantung.in www.puskesmas-oke.blogspot.com.
Last Update Senin, 12 Juli 2010.
Ganong, William
F.2008.Fisiologi Kedokteran.Edisi
20.Jakarta:EGC.
Guyton, Arthur.2006.Text Book of Medical Physiology.Edisi
11.Cina:Elsevier
Saunders.
(bagi yang mengambil laporan
saya, mohon disusun daftar pustakanya menurut abjad)
“untuk adek-adek ku Fakultas
Peternakan Universitas Jambi, jika kalian ingin bertanya mengenai kuliah
Laporan dan lain-lain hubungi saja ke
HP : 0815 3215 6677
FB : Nur Enda Wijoyo
Diningrat
Twitter : @nurkotabaru
LAMPIRAN
1.
Test Harvad Cara Lambat
:




2.
Test Harvad Cara Lambat
:




Tidak ada komentar:
Posting Komentar