Selasa, 08 Oktober 2013

LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PAKAN


LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM
ILMU TANAMAN PAKAN

PENGENALAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK, DAYA KECAMBAH, VIGORITAS, CARA PEMUPUKAN, SALINITAS, DAN INTENTITAS PEMOTONGAN


OLEH :
NURSHOLEH
E10011128
D




Description: Logo Unja Baru




FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013





KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis ucapkan atas nikmat yang Allah SWT berikan berupa rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan semester pratikum ilmu tanaman pakan.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi acuan kita bersama dalam mata kuliah ilmu tanaman pakan yang didasarkan pada praktikum  yang telah dilaksanakan supaya menjadi titik acuan dalam studinya yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari umumnya dan dunia peternakan khususnya.
Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif dan dapat memperbaiki laporan ini ke depannya sangat penulis harapkan.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun dan membuat laporan ini yang dalam hal ini tidak dapat penulis sebutkan.


                                                                                                

                                                                                               Jambi, Januari 2013


     Penulis




i
DAFTAR ISI
                                                                                                                     Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................           i
DAFTAR ISI.................................................................................................          ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................        iii
PENDAHULUAN........................................................................................           1
          Latar belakang......................................................................................           1
         Tujuan dan Manfaat Praktikum............................................................           2
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................           3
MATERI DAN METODA...........................................................................           7
         Waktu dan Tempat...............................................................................           7
         Materi...................................................................................................            7
         Metoda.................................................................................................            7  
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................          10  
PENUTUP....................................................................................................         19
         Kesimpulan..........................................................................................          19
         Saran....................................................................................................          19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN GAMBAR






ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pengamatan vigoritas………………………………………….…...            15
Tabel 2 Pengamatan pemupukan………………………………….….…….            16
Tabel 3 Pengamatan air tanah ………………………………………….…..             17
Tabel 4 Pengamatan pemotongan…………………………………….….....             18




PENDAHULUAN

Latar Belakang
     Hijaun dalam bidang peternakan sangat dibutuhkan dapat dikatakan bahwa  kebutuhan untuk ternak ruminansia itu muklak. Dibidang peternakan dalam hal ini sangat dibutuhkan dalam pengembangan peternakan yang modern dan berkompeten untuk bersaing dalam mencukupi kebutuhan daging sesuai dengan visi Indonesia swsembada daging 2014.
Dalam upaya peningkatan produksi ternak harus seiring dengan peningkatan kualitas pakan hijauan. Karena pakan hijauan dapat  juga berfungsi sebagai Bulk dan juga sebagai sumber karbohidrat,protein,vitamin dan mineral.Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami.Pada sumber hijauan makanan ternak sesuai dengan kapasitas tampung terhadap jumlah ternak,disamping itu perlu adanya pembuatan kebun rumput yang menyediakan berbagai jenis hijauan yang berkualitas tinggi demi ketersediaan sumber hijauan yang mencukupi.
Rumput dapat dikatakan sebagai salah satu tumbuh – tumbuhan darat yang paling berhasil. Rumput terdapat dalam semua tipe tempat tumbuh dan pada bermacam – macam keadaan. Mutu dan produktivitas hijauan di tentukan oleh sifat pembawaan dari hijauan dan dipengaruhi oleh perlakuan manusia itu sendiri. Dari pratikum ini, mahasiswa dapat belajar lebih banyak tentang bagaimana caranya memperlakukan tanaman dapat di gunakan sebagai bahan ternak – ternak yang dipelihara, memiliki mutu dan kualitas yang baik sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ternak. Rumput-rumputan  memiliki ciri-ciri berakar serabut, batang tidak bercabang, tulang daun sejajar jumlah bunga tiga atau kelipatannya. Leguminosa memiliki cirri-ciri yaitu berakar tunggang, batang bercabang, tulang daun menyirip dan tiga helai daun pada satu tangkai. Legum calopo merupakan salah satu rumput berumur pendek, membentuk,jumlah anakan sedikit, batang berwarna coklat tua,sedangkan rumput raja merupakan salah satu graminae yang berumur panjang,batang beruas, dan berakar serabut.
            Hijauan makanan ternak merupkan kelompok tanaman yang unggul dan berkualitas, sebagai kebutuhan utama makanan ternak yang mengandungan nutrient (gizi-gizi) yang lebih efisien dan bermanfaat terhadap ternak. Hijauan makanan ternak berasal daripada 2 bagaian komunitas besar yaitu kelompok rumput-rumputan (Graminae) dan kacang-kacangan (Leguminosa). Dalam penentuan keberadaan hijauan makanan ternak terdapat pengaruh besar yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan daripada produktifitasnya yaitu system penanamannya. Hingga saat ini banyak para ahli ingin menngusahakan system penanaman hijauan makanan ternak yang lebih unggul dan efisien serta tidak mengandung unsur genetik yang rendah sebagai penyedia hijauan makanan ternak yang terbaik.
           
Tujuan dan manfaat

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mempelajari hijauan tanaman yang lebih baik dengan sistem penanaman yang lebih efisien. Dan mahasiswa dapat mengetahui factor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu sendiri.
Adapunn manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui bagaimana membuat hijauan pakan ternak yang berkualitas dan dapat menunjang kebutuhan ternak tersebut.





TINJAUAN PUSTAKA

Abidin (1987), Faktor-faktor yang dapat menyebabkan dormansi adalah adanya kulit biji yang keras, impermeabel, biji yang belum masak fisiologis, dan terdapatnya zat penghambat dalam biji.
Amrina, R. (2005) menyatakan bahwa proses penanaman hijauan makanan ternak berupa kelompok rumputan (graminaae) maupun leguminosa (kacang-kacangan) dengan efisiensi penanaman yang berbeda akan menunjukkan produksi tanamannya yang berbeda.
Anrodi (2000), menyatakan bahwa produksi hijauan dengan metode pemotongan akan lebih efisien dalam penambahan cabangan batang-batang tanaman yang baru, yang diproduksi dari anakan tanaman inang yang dipotong.
Burhan (2000), menyatakan bahwa perbandingan tanaman rumputan (graminae) dengan kacang-kacangan (leguminosa), yang bersumber sebagai hijauan makanan ternak terlihat pada intensitas pemotongannya, bahwa rumputan lebih besar memproduksi bagian batang tanaman, sedangkan leguminosa lebih besar memproduksi daunan tanaman tersebut.
Culito dan mayer (2009) yang menunjukkan bahwa keefektifan penggunan pupuk ada hubungannya dengan kandungan unsur haranya.
Denida (2008), menyatakan bahwa jika interval pemotongan diperpanjang, maka kandungan kualitas pertumbuhan  rumput, baik produksi batang, daun untuk kebutuhan makanan ternak akan menurun.
            Garber dkk (2005) bahwa setiap spesies tanaman ternak akan menberikan Respon yang berbeda terhadap tingkat cahaya yang diterimah. Pada umumnya tanaman C4 mampu  meningkatkan fotosintesis pada tingkat cahaya matahari penuh,sedangkan C3 telah mencapai kejenuhan sebelum mencapai matahari penuh.
George (2004) pupuk kandang(kotoran hewan)dan pergiliran tanaman yang melibatkan tanaman legum merupakan sarana untuk mengubah perladangan menjadi pertanian menetap didaerah iklim sedang.
George (2010) Tanaman legum tahunan membelit dan memanjat dengan batang utama yang lurus sepanjang sampai 10 m. Daun yang masih muda ditutupi bulu berwarna cokelat yang tebal. Daun besar, berdaun tiga (trifoliat) dan berbulu. Helai daun segi tiga-bulat dan panjang 2-20 cm dan lebar 2-15 cm dengan lobus kecil. Bunga kecil, merah ungu sampai ungu, dalam tandan berasal dari buku-buku ketiak. Tandan panjang 15-30 cm pada tangkai dengan panjang sekitar 12 cm. Buah polong lurus, atau sedikit lengkung, linear, 4-11 cm x 3-5 mm, ditutupi dengan tipis oleh bulu yang kaku dan berdekatan. Biji 3 mm x 2 mm, bulat dengan sudut bulat, berwarna cokelat sampai cokelat kehitaman. 10-20 biji/buah polong.
Hardianto (1995).menyatakan bahwa unsur hara nitrogen merupakan  salah satu unsur yang sangat banyak ditemukan oleh tanaman.Fungsi nitrogen didalam tanaman adalah untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan pembentukan protein.Kekurangan nitrogen pada tanaman umumnya menyebabkan terhambatnya pembentukan butir hijau daun,sehingga daun menjadi hijau muda sampai kekuning-kuningan dan bentuk daun lebih kecil(susetyo 1980).Sedangkan kelebihan nitrogen bagi tanaman menyebabkan tanaman lemah,mudah rontok dan menambah kepekaan terhadap penyakit(jumin 1991).
            Kartasapoetra (1989), Benih bermutu ditentukan oleh dua faktor yaitu genetik dan faktor fisik. Faktor genetik meliputi sifat-sifat tumbuh tanaman seperti produksi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, responsif terhadap kondisi lingkungan yang baik. Faktor fisik yang mempengaruhi mutu benih meliputi kemurnian, persen perkecambahan tinggi, bebas dari kotoran dan benih lainnya, ukuran benih seragam.
Kartopisno (2007) Menyatakan bahwa pemadatan tanah sering di akibatkan oleh penimpaan atas penumpukan butir air hujan, pengembalaan ternak dan penggunaan alat-alat berat.
Lembaga Biologi Nasional (2006), yang menyatakan bahwa Euchlena mexicana (rumput mexico), merupakan jenis tanaman yang mempunyai sifat perennial serta mempunyai ciri batang besar serta kasar yang dijadikan sebagai rumput potongan dan bahan untuk pembuatans silage.
Lubis (2003), yang menyatakan bahwa untuk menjamin pertumbuhan kembali (egrowth) yang optimal, yang dikandung gizi, defoliasi harus dilakukan pada periode tertentu yakni pada akhir vegetatif dan menjelang berbunga. Biasanya defoliasi dilakukan 40 hari sekali pada musim penghujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau. Kesemuanya itu bisa dilakukan bila pemeliharaan itu baik.
Mcilroy (2003), yang menyatakan bahwa hasil yang diperoleh juga sangat didukung dengan pemberian pupuk yang bertujuan untuk memberikan zat-zat makanan kepada tanaman agar zat-zat dalam tanah yang hilang atau dihisap bisa diganti, memperbaiki struktur tanah.
            Menurut Fitter dan Hay(2002)cahaya termasuk faktor  lingkungan yang penting, karena peranan yang mendasar dari fotosintesis didalam metabolisme tanaman. Secara fisilogis cahaya mempunyai pengaruh baik lansung maupun tidak langsung pengaruh pada metabolisme secara langsung melalui fotosintesis dan secara tidak lansung melalui pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Minson (2009), yang menyatakan bahwa hama/gulma yang ada pada tanaman yang kita pelihara akan memberikan pengaruh negative yaitu adanya persaingan karena keduanya berinteraksi. Hama/gulma sebagai pesaing akan berusaha mengalahkan pertumbuhan tanaman yang kita pelihara. Hama yang dari sifat aslinya adalah sebagai tumbuhan yang rakus merupakan sifat yang sangat menguntungkan dari adanya pesaingan.
Newton (2000).ia menyimpulkan bahwa tidak ada pola pergiliran tanaman yang melibatkan tanamana legum dan/atau tanaman pupuk hiajau yang berhasil mempertahankan pertanaman terus menerus didaerah perladangan.  
RRIM (2007) penanaman campuran antara legum dengan rumput dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hijauan.Purbayanti dkk.(2005) produksi bahan kering rumput gajah yang diintregasikan dengan legum lebih tinggi dibandingkan bila rumput gajahditanasm tanpa legum.
            Rusminandar (2009) bahwa Rumput Benggala membentuk rumpun yang tebal melalui akar rimpang yang pendek berserat kuat dan dalam batangnya tegak,rumput ini dapat tumbuh mencapai timggi 0,5 m.Susetyo (1980) Menyatakan bahwa Rumput Benggala mengandung 10,9 % protein, 32,9 % serat kasar 2,43 % lemak 12,5 % Abu dan 41,3 % BETN.
Sadjad (1994)Bila benih berkemampuan tinggi menghasilkan tanaman normal pada kondisi tersebut maka benih itu mempunyai vigor yang tinggi. Benih bervigor tinggi jika prosentase vigor lebih dari 70%.
Schroeder (2004).Tanah adalah hasil pengalihragaman bahan mineral dan organik yang berlangsung dimuka daratan bumi dibawa pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja selama waktu yang sangat panjang,dan maujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi tertakrifkan.
            Soedomo reksohadiprodjo (2001) Bagi kebanyakan cultivar tanaman, panjang siang hari atau panjang malam hari penting untuk terjadinya bunga dan adanya reaksi kekutan untuk berbunga.Stylo merupankan legum yang tidak tolerant terhadap naungan .Sillar (1967) menujukan bahwa penguragan sampai legum hanya mengalami 0.74 % dari panjang siang  hari menurunkan pertumbuhan tunas sebanyak 47 %,sedangkan naungan sampai menyebabkan peguran panjang siang hari sampai hanya 0,38 % akan menyebabkan kematian sebanyak 33%.
Sutopo (1988) Proses perkecambahan benih meliputi lima tahapan. Tahap pertama perkecambahan benih dimulai dari proses penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua yaitu kegiatan sel-sel dan naiknya tingkat respirasi benih. Tahap ketiga adalah penguraian bahan-bahan seperti protein, karbohidrat dan lemak menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan didaerah meristemmatik yang menghasilkan energi untuk kegiatan pembentukkan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh.
Van parijs(2009) Didaerah darau dizaire bagian timur mengembangkan suatu sistem untuk penggunaan pupuk kandang secara efektif .ia menemukan bahwa tanah penggembalaandengan luas hanya 3 ha dapat memenuhi kebutuhan pupuk kandang untuk pertanaman seluas 1 ha selama waktu tak terbatas.























MATERI DAN METODA

Waktu dan tempat
Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai daya kecambah, vigoritas dan pemupukan, dilaksanakan mulai hari Jum,at  30 Oktober - 14 Desember 2012, yang bertempat di Farm, Lokasi Rumah Kaca Fakultas Peternakan, Universitas Jambi.

Materi
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum Ilmu Tanaman Pakan ini adalah beberapa hijauan makanan ternak berupa: rumput gajah, rumput setaria, legume sentro, legume calopo, rumput gajah yang berdekatan tumbuhnnya 3 buah, legume stylo yang berdekatan tumbuhnya 3 buah, gulma dengan legume dan rumput yang tumbuh bersamaan, pupuk kandang, tanah ayakan dan tanah tanpa ayakan, dan air secukupnya untuk penyinaran.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, ember, mistar, timbangan,  plastik polibet, gunting, alat penyiram tanaman, tali plastik, ayakan, pisau, alat-alat tulis untuk pengamatan tanaman dan pengambilan data.

Metoda
Adapun cara kerja yang digunakan dalam praktikum Dasar Tanaman Pakan  ini adalah:
  1. Daya Kecambah
            Adapun cara kerja yang digunakan dalam proses praktikum daya kecambah adalah menanam 30 butir benih yang sudah disediakan oleh dosem pengajar dan kemudian menanam di atas kapas yang sudah diberi air.
Biarkan selama 10 hari dan lihatlah parameter seperti tumbuh atau tidak benih tersebut dan jika tumbuh, tumbuhnya normal ataupun tidak.

  1. Vigoritas
Adapun cara kerja untuk praktikum vigoritas ini adalah kita diharuskan untuk menanam benih 15 butir di atas tanah yang miskin akan unsur hara. Kami melakukan praktikum ini bertujuan untuk melihat seberapa besar kekuatan tanah dan kemudian di bandingkan dengan hasil penanaman dengan cara daya kecambah diatas.
  1. Pemupukan
Adapun cara kerja dari praktikum pemupukan ini adalah kita mencampurkan tanah sebanyak 5 kg dengan ½ kg pupuk kandang untuk ulangan pertama dan mencampurkan tanah 5 kg 1 kg pupuk kandang untuk ulangan kedua.
Setelah itu tanam lah tanaman sesuai dengan yang diperintahkan dan amati pertumbuhan tanaman tersebut setiap minggunya.
  1. Ketersediaan Air Tanah
            Adapun cara kerja yang dilakukan dalam praktikum penanaman berdasarkan ketersediaan air tanah ini yaitu menyediakan 2 buah tanaman rumput ataupun legume sebagai anakan dari tanaman di lahan bebas, sample tersebut ditanam pada media tanam polibet 1 buah dan pada media tanam plastik tanpa ada rongga udara pada tanah, tanaman diamati dengan penyediaan air pada kuantitas 500 ml, 750 ml dan 1000 ml. Setelah itu pada setiap minggunya dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan sampel tanaman tersebut. Kemudian hasil pengamatan simpulkan dalam laporan saudara.
  1. Penanaman Berdasarkan Intensitas Pemotongan  
            Adapun cara kerja dalam praktikum intensitas pemotongan ini yaitu pertama setiap praktikan mencari rumput dan legume yang tumbuhanya berdekatan sebanyak 3 buah dengan kategori tanaman yang sama di lahan tanpa pengelolalaan, kemudian rumput+ gulma, dan legume+ gulma yang tumbuhnya berdekatan. Setelah itu membersihkan areal sekitar sample yang akan diamati, setelah itu seluruh sample dipotong dengan intensitas potong masing-masing. Seperti untuk rumput dipotong 5 cm, 10 cm, dan 15 cm dari permukaan tanah, kemudian untuk Legum dipotong 10 cm , 15 cm, dan 20 cm dari permukaan tanah.  Sedangkan untuk rumput+ gulma, rumput dipotong 10 cm, 15 cm dan 20 cm dan gulma untuk keseluruhannya 5 cm dari permukaan tanah, kemudian untuk Legum dipotong 10 cm, 15 cm dan 20 cm, serta gulma 5 cm dari permukaan tanah untuk setiap intensitas pemotongan legume tersebut. Setelah itu tanaman yang akan diamati terhadap pertumbuhannya akan diberi galur ataupun tanda, dan tanaman diamati setiap minggunya terhadap pertumbuhannya, data pengamatan dicatat, setelah itu hasil pengamatan simpulkan dalam laporan saudara.
  1. Pemupukan
            Adapun cara kerja dalam kegiatan pemupukan ini yaitu penyediaan pupuk terhadap tanaman berupa pupuk KCL, TSP, dan SP36. Pupuk tersebut diberikan terhadap tanaman sebanyak 2 ST pada permukaan larikan tanah. Pertumbuhan tanaman diamati setiap minggunya lewat kualitas pemberian pupuknya. Hasil pengamatan simpulkan dalam laporan saudara.











HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengenalan Jenis Hijauan Makanan Ternak (HMT)
            Hijauan makanan ternak merupakan factor lingkungann yang sangat mendukung dalam pengembanga ternak ruminansia . dalam pelaksaan pengenalan hijauan makanan ternak mahsiswa harus mengetahui hijauan apa saja yang dapat di dijadikan makanan ternak secara morfologi maaupun fisiologi nya. Hal ini sesuai dengan pendapat Parning, (2000).hijauan sbagai bahan makanan ternak bias di berikan dalam dua bentuk yakni hijauan segar dan hijaun kering hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa hijauan makanan ternak mengandung berbagai sumber sperti sumber protein, sumber vitamin, sumber karbohidrat, sumber  mineral. Dan dinyatakan oleh pendapat Murvinno  (2005) semakin tinggi serat kasar bagi ternak semakin merugikan tapi semakin tinggi serat kasar bagi tumbuhan semakin menguntungkan.
            Yang termasuk kelompok makanan hijauan yaitu bangsa rumput (graminae),leguminose,dan hijauan dari tumbuh-tumbuhan lainnya seperti daun nangka,daun waru,dan lain sebagainya.kelompok makanan hijauan ini biasanya di sebut makanan kasar.hijauan sbagai bahan makanan ternak bias di berikan dalam dua bentuk yakni hijauan segar dan hijaun kering hal ini sesuai dengan pendapat Yullen (2007), yang menyatakan bahwa hijauan makanan ternak mengandung berbagai sumber sperti sumber protein, sumber vitamin, sumber karbohidrat, sumber  mineral. Dan dinyatakan oleh pendapat Murvinno  (2005) semakin tinggi serat kasar bagi ternak semakin merugikan tapi semakin tinggi serat kasar bagi tumbuhan semakin menguntungkan.
Hijauan Makanan Ternak yang digunakan sebagai bahan praktikum  yakni rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput setaria (Setaria sphacelata),  legum sentro (Centro pubescens), dan legum Calopo (Calopogonium mucunoides).

Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Adapun Klasifikasi dari Rumput Gajah adalah sebagai berikut :                                                    
Kingdom        : Plantae                                       
Subkingdom  : Tracheobionta
Super Divisi   : Spermatophyta  
Divisi             : Magnoliophyta
Kelas              : Liliopsida
Sub Kelas       : Commelinidae
Ordo               : Poales
Famili             : Poaceae
                   Genus             : Pennisetum 
                     Spesies           : Pennisetum purpureum
   Ciri-ciri dari pada rumput gajah (Pennisetum purpureum) adalah  memiliki akar serabut, tergolong dalam graminae, batangnya beruas-ruas, atau memiliki buku-buku batang, daunnya panjang dan melengkung, pada permukaan daun terdapat bulu-bulu. Rumput ini berasal dari Afrika daerah tropik, perennial dan dapat tumbuh setinggi 3-4,5 m. Berkembang dengan rhizoma yang panjangnya dapat mencapai 1 m. Panjang daun 16–90 cm dan lebar daun 8–35 mm. Kultur teknis rumput ini adalah bahan tanam berupa pols dan stek, interval pemotongan 40-60 hari, responsif terhadap pupuk nitrogen, campuran dengan legum seperti Centro dan Kudzu, produksinya 100-200 ton/ha/th (segar), 15 ton/ha/th bahan kering (BK), renovasi 4-8 tahun (Reksohadiprojo, 1994).

Rumput setaria (Setaria sphacelata)
Adapun Klasifikasi dari Rumput setaria adalah sebagai berikut :                                                   
Kingdom       : Plantae
Subkingdom  : Tracheobionta
Super Divisi  : Spermatophyta
 Divisi            : Magnoliophyta                                   
Kelas              : Liliopsida
Sub Kelas      : Commelinidae
Ordo              : Poales
Famili            : Poaceae
Genus            : Setaria
Spesies           : Setaria sphacelata
            Ciri-ciri dari pada Rumput setaria (Setaria Anceps/spacelata) adalah : berakar serabut, daun panjang dan melengkung, termasuk graminae, memiliki batasan daun diantara pucuk daun yang melengkung dan berwarna hijau.
Setaria sphacelata atau setaria memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Dapat tumbuh didaerah dataran tinggi mulai dari 1000m diatas permukaan laut. Setaria dapat dikembangbiakan dengan cara merecah akarnya. Ciri khas dari rumput ini yaitu pada bawah batangnya berwarna merah, rumput ini juga dapat bersimbiosis dengan mikroba yang dapat memfiksasi nitrogen.

Legum sentro ( Centro pubescens)                                                                                                  
Adapun Klasifikasi dari Legum Sentro adalah sebagai berikut :                                                   
Diviso        : Spermatophyta                    
Subdiviso   : Angiospermae 
Class            : Dicotyledoneae
Ordo            : Rosales
Subordo       : Rosinae     
famili           : Leguminosaseae
genus           : Centro
Spesies        : Centro pubescens
            Ciri – ciri dari pada Legum sentro ( Centro pubescens adalah ; berakar serabut, tergolong dalam leguminosa (kacang-kacangan), bentuk batang bercabang, dan strukturnya keras, dan terdapat pembungkus batang, berdaun tiga agak keci-kecil, dan memiliki tangkai dau juga memiliki bunga berwarna kuning.
Legum Calopo (Calopogonium mucunoides)
Adapun Klasifikasi dari Legum Calopo adalah sebagai berikut :                                                   
Diviso        : Spermatophyta                   
Subdiviso   : Angiospermae 
Class           : Dicotyledoneae
Ordo            : Rosales
Subordo      : Rosinae      
famili           : Leguminosaseae
genus           : Calopogonium
Spesies        : Calopogonium mucunoides
Ciri – ciri dari pada Legum Calopo (Calopogonium mucunoides)adalah ; berakar serabut, tergolong dalam leguminosa (kacang-kacangan), bentuk batang bercabang, dan strukturnya keras, dan terdapat pembungkus batang, berdaun tiga, dan memiliki tangkai dau juga memiliki bunga berwarna kuning.

Penanaman Berdasarkan Daya Kecambah
Berdasarkan hasil pengamatan setelah kami melakukan penanaman benih jagung dan leguminosa, ternyata pada hari kedua, kami sudah mendapatkan hasil yakni tumbuhnya bibit jagung dan keudian di ikuti pada keesokan harinya yakni pertumbuhan leguminosanya. Disini kami mengamati cepat tumbuhnya tanaman tersebut, dan kami nantinya akan membandingkan dengan cepat tumbuhnya tanaman jagung dan leguminosa pada vigoritas, dan ternyata memang cepat yang pada vigoritas dari pada daya kecambah, tapi uka dihitung dari tingginya, pada daya kecambah lebih memiliki tinggi yang bagus dibandingkan dengan vigoritas. Disinim karena pada daya kecambah, kami tidak memberikan pupuk pada tanaman tersebut. Mcilroy (2003), yang menyatakan bahwa hasil yang diperoleh juga sangat didukung dengan pemberian pupuk yang bertujuan untuk memberikan zat-zat makanan kepada tanaman agar zat-zat dalam tanah yang hilang atau dihisap bisa diganti, memperbaiki struktur tanah.
Biji merupakan suatu organisasi yang teratur rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Walaupun banyak hal yang terdapat pada biji, tetapi baik mengenai jumlah, bentuk maupun strukturnya, mempunyai satu fungsi dan tujuan yang sama yaitu menjamin kelansungan hidupnya(Anonim,2009).
Kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan disebut vigor benih (Sutopo, 2008). Bila benih berkemampuan tinggi menghasilkan tanaman normal pada kondisi tersebut maka benih itu mempunyai vigor yang tinggi. Benih bervigor tinggi jika prosentase vigor lebih dari 70% (Sadjad, 2004).
Kriteria kecambah yang abnormal adalah kecambah yang tidak mempunyai akar primer, jaringan hipokotil banyak yang rusak sehingga mengganggu pertumbuhan, tidak mempunyai kotiledon bagi tanaman dikotil, plumula berputar dan hipokotil membengkok (Kamil, 1983).Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Daya kecambah biji erat hubungannya dengan pemasakan biji, dalam kehidupan seari-hari sering dibayangkan bahwa perkecambahan biji adalah suatu peristiwa atau proses pada biji yang terjadi sesudah panen atau biji berkecambah setelah biji tersebut masak. Akan tetapi biji bisa berkecambah jauh sebelum tercapai kemasakan fisiologis atau sebelum tercapai berat kering maksimum.
Proses perkecambahan benih merupakan kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Dan yang menjadi factor-faktornya ialah : tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansai,dan penghambat perkecambahan. Benih dapat berkecambah apabila dalam keadaan sehat atau terbebas dari pathogen yang berupa bakteri , virus, kotoran dll atau dengan kata lain benih tersebut dalam kondisi optimum.  Informasi tetang daya kecambah benih itu sendiri yang ditentukan di Laboratorium adalah kondisi yang optimum karena keadaan yang suboptimum dapat mengakibatkan turunnya persentase perkecambahan serta lemahnya pertumbuhan selanjutnya. Secara ideal, semua benih harus memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi, sehingga apabila ditanam pada kondisi lapangan yang beraneka ragam akan tetap tumbuh sehat dan kuat serta dapat berproduksi tinggi dengan kualitas baik, diaman vigor benih dicerminkan oleh dua informasi tetang viabilitas. Masing-masing berisi tentang kekuatan tumbuh dan daya simpan. Kedua nilai fisiologis ini menempatkan benih pada kemungkinan kemampuannya untuk tumbuuh menjadi tanaman normal meskipun keadaan biofisik lapangan produksi suboptimum / sesudah benih melapaui suatu periode simpan yang lama( Lita Sutopo,2008 ).

Penanaman berdasarkan Vigoritas
Tabael 1. Hasil pengamatan

Waktu pengamatan hari ke-
benih yang tumbuh

Jagung
colopogonium
javanicus
1
-
-
-
2
-
-
-
3
-
-
-
4
1
0
0
5
0
0
0
6
1
0
0
7
1
0
0
8
1
1
0
9
1
0
1
    10
           1
           0
        0
 Total
           6
1
        1






Dapat kita ketahui bahwa kekuatan vigorotas yang kami amati dapat kami simpulkan bahwa benih yang kami gunakan mempunyai daya vigor yang lemah di karena kurang unsur hara dari tanah. Sesuai dengan pendapat kartsapoetra 2006, Vigor fisiologi dapat dilihat antara lain dari indikasi tumbuh akar dari plumula atau koleptilnya, ketahanan terhadap serangan penyakit dan warna kotiledon dalam efeknya terhadap Tetrazolium Test. (Kartasapoetra,2006).
Pada hakekatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi, artinya dari benih yang bervigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang tinggi. Vigor benih yang tinggi dicirikan antara lain tahan disimpan lama, tahan terhadap serangan hama penyakit, cepat dan merata tumbuhnya serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang sub optimal. Pada umumnya uji vigor benih hanya sampai pada tahapan bibit. Karena terlalu sulit dan mahal untuk mengamati seluruh lingkaran hidup tanaman. Oleh karena itu digunakan kaidah korelasi misal dengan mengukur kecepatan berkecambah sebagai parameter vigor, karena diketahui ada korelasi antara kecepatan berkecambah dengan tinggi rendahnya produksi tanaman. Rendahnya vigor pada benih dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor genetis, fisiologis, morfologis, sitologis, mekanis dan mikrobia ( Lita Sutopo,2008 ).

Penanaman berdasarkan faktor Sistem Pemupukan
Tabel 2. Hasil pengamatan
Hari/minggu
Tinggi tanaman
Banyak daun
Bakal anakan
1
18
5
2
2
20
8
5
3
24
14
3
4
26
12
2
5
28
25
3
6
30
18
1
7
31
17
3
8
33
23
1
9
37
29
1
Jumlah
151
21

Dari data di atas bahwa system pemupukan mempunyai banyak mamfaat dalam pertumbuhan dan perkembangan hijauan yang baru kita tanam dengan system pemupukan, sesuai dengan pendapat Culito dan mayer (2009) yang menunjukkan bahwa keefektifan penggunan pupuk ada hubungannya dengan kandungan unsur haranya.
Selain penanaman dengan mengamati pada intensitas pemotongan juga melalui proses pemupukan pada tanaman. Pemupukan merupakan proses penambahan pupuk yang terkandung unsur organik dan anorganik terhadap tanah dalam mengubah unsur ataupun proses reaksi didalam tanah yang lebih baik, dengan tujuan untuk penggemburan tanah dalam pertumbuhan tanaman. Bentuk pupuk yang digunakan pada evaluasi penanaman yang lebih baik dapat berupa pupuk organik berupa: KCL, TSP, SP36. Kami disini menggunakan pupuk kandang untuk tanaman yang kami uji ketersediaan airnya, dan menggunakan pupuk urea untuk tanamn yang kami uji ketersediaan airnya. Norman (2002), yang menyatakan bahwa pemupukan N pada rumput memberikan N hanya 10 % dari jumlah yang diberikan, kepada ternak. Pemupukan N pada rumput yang unggul akan memberikan N sebanyak 40 % sampai 70 % kepada ternak. Ternyata rumput alam tidak efisien dalam memberikan N pupuk kepada ternak.  Wilshon D. Jenwer (2005), yang menyatakan bahwa penggunaan pupuk organic akan memberikan keuntungan yaitu penghematan tenaga kerja, karena pupuk buatan yang harus dikerjakan biasanya lebih sedikit dan menaburkan zat makanan tanaman dapat dilakukan dalam satu kali kerja.
Hijauan makanan ternak yang unggul cukup efisien dalam pertumbuhan dan perkembangannya denga segala factor yang mempengaruhinya. Baik factor negtip untuk produktifitas yang rendah maupun factor baik untuk produktifitas yang tinggi. Sepertihalnya tanaman bermuda dengan puncak produksinya yang tinggi, selain faktr pemupukan, juga terdapat factor yang mempengaruhi hasil produktifitasnya, yaitu factor ekologi. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat  Rismunandar ( 2006 ), yang menyatakan bahwa walaupun rumput mudah menyesuaikan diri terhadap lingkungan faktor ekologi yang cocok bagi setiap jenis masih tetap menentukan produktipitas.
           
Penanaman dengan faktor Salinitas (Ketersediaan Air Tanah)
Reaksi – reaksi kimia di dalam tanah hanya akan terjadi apabila terdapat air. Dalam hal pengolahan tanah, air tanah juga berfungsi untuk mempermudah dalam mengolah tanah, mengendalikan perubahan suhu, dan apabila menggenang dapat menghambat pertumbuhan gulma.
Dalam pertumbuhan tanaman untuk produksi yang lebih baik, system penyediaan air sangat mempengaruhi, baik sebagai bagian untuk metabolisme utama tanaman juga sebagai cadangan untuk aktifitas utama sel didalam tanaman. Efek umunya tanaman dengan ketersediaan air yang jarang akan menyebabkan tanaman sering layu, struktur kerdil ataupun beranting banyak, daun kuning dan perlahan menjelang kering, dan biasanya umur tanaman akan pendek.
Beberapa cara yang digunakan untuk menentukan kadar air tanah, antara lain : cara gravimetrik, tegangan dan hisapan, hambatan listrik, dan cara pembauran neutron.
       Tabel 3.  Hasil pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman dengan salinitas air.
NO
Hal yang diamati
Minggu Pertama
Minggu Kedua
1
Tinggi tanaman
15 cm
19 cm
2
Pertumbuhan tanaman
Baik
Lebih Baik

Keterangan :  Tanaman yang ditanam adalah Rumput Raja. Dan ternyata setelah kami menanam tanaman ini, ternyata pertumbuhan Rumput Raja ini sangat baik.
            Sesuai dengan pendapat Subandri (2007), yang menyatakan bahwa air dari bahan pangan memiliki tiga bentuk yaitu air terikat, air bebas, dan air terikat secara kimia. Kadar airnya dapat dinyatakan dalam dua cara berdasarkan bahan kering dan berdasarkan bahan kering dan berdasarkan bahan basah.

Penanaman Berdasarkan faktor Intensitas Pemotongan
Intensitas pada pengamatan ini sangat mempengaruhi pertumbuhan dan daun yang tumbuh dan berkembang pada saat itu.
Tabel 4. Hasil pengamatan
Hari/minggu
Intensitas pemotongan dengan pupuk urea
5cm/3 sendok
10cm/2 sendok
15cm/1 sendok
Respon
tinggi
daun
anakan
tinggi
daun
anakan
tinggi
daun
anakan
1
15
2
0
12
2
0
16
2
0
2
19
2
0
14
2
0
17
2
0
3
21
3
0
15
2
0
18
2
0












  Dari pengamatan diatas dapat kita ketahui bahwa repon yang sangat menghasilkan pertumbuhan dan menguntungkan adalah dengan intensitas pemotongan yang tinggi.
Sesuai dengan pendapat susmono 2004, yang menyatakan bahwa dalam efisiensi pertumbuhan hijauan makanan ternak yang dilakukan dengan metode pemotongan yang tinggi sehingga hijauan tersebut dapat mengatasi penguapan air sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung sempurna.



PENUTUP
Kesimpulan
Dari praktikum yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa hijauan makann ternak banyak factor yang mempengaruhi nya sehingga kita harus benar-benar mrngetahui semua keadaan itu di lapangan. Pertumbuhan dan perkembangan rumput dan legum salah satunya dipengaruhi oleh iklim, keadaan tanah, kandungan air dalam tanah dan keadaan hama dan penyakit serta gulma. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk kebutuhan produktivitas ternak maka  dalam pengolaan tanaman untuk ternak harus kita lakukan pemupukan baik pupuk organik maupun anorganik.

Saran
Setelah terlaksanannya praktikum saya mengharapkan agar para praktikan dapat mengerjakannya atau mengembangkan ilmu ini dilingkungan sekitar tempat mereka tinggal sehingga ilmu ini dapat bermanfaat untuk masyarakat dan agar peternakan dapat dipandang lebih baik dimata masyarakat








iii

 
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, B.S. 1987. Dasar pengetahuan Ilmu Tanaman. PT Angkasa, Bandung.

Anwar, S. Karno, F. Kusmiyati dan Sumarsono.  2003.  Pengembangan  Tanaman Rumput Pakan Unggul yang Toleran terhadap Tekanan Aluninium dan Salinitas.  Laporan Hibah Bersaing. Dikti. Jakarta.
Agraris. 2009. Kawanan Berternak. Kanisus. Yogyakarta
Amrin.2005. Ilmu Gizi Dan Makanan Ternak. Angkasa. Bandung.
Aphani, 2001.  Kembali ke Pupuk Organik.  Kanwil Deptan Sumsel.  Sinartani. No. 2880.

Buckman, H. O. Dan N. C. Brady.  1982.   Ilmu Tanah (Terjemahan Soegiman).  Penerbit Bhatara Karya Aksara, Jakarta.

Dewi Hoediati,  Sumarsono dan D. W. Widjajanto.  1998.  Pengaruh pupuk kandang dan inokulasi rhizobium terhadap pertumbuhan kembali lamtoro gung (Leucaena leucochepala) setelah pemotongan pertama.  J. Pastura 2(1) : 1-5.

Haryadi, S. S. Dan S. Yahya.  2008.  Fisiologi Stres Lingkungan.  PAU-IPB, Bogor.

Haswanto, A. J. Sumarsono dan E. D. Purbayanti.  1998.  Pengaruh aras pupuk kandang pada beberapa jenis tanah terhadap penampilan lamtoro gung (Leucaena leucochepala) pada defoliasi kedua. J. Pastura 2(1) : 10-15.

Kamil, M. 1983. Tingkat Kesuburan Tanah untuk Pertanian Tropika. CV Rajawali, Jakarta.
Kerley, S.J., and Darvis, S.C. 2006. Preliminary studies of the impact of excreted N on cycling and uptake of N in pasture systems using natural abundance stable isotopic discrimination. Plant and Soil 178: 287-294

Maeschner,  2006.  Mineral Nutrition of Higher Plant.  Cad. Press Inc., London.

Nursholeh, 2012. Laporan semester ilmu tanaman pakan.fapet-unja, Jambi

Kusmiyati, F., E. D. Purbayanti, dan W. Slamet.  2000.  Pengaruh pemupukan kalsium dan nitrogen terhadap produksi dan kualitas hijauan rumput makanan ternak pada tanah salin.  Laporan Penelitian Dosen Muda. Dikti, Jakarta.
.
Mashima, S. I., Matsumoto, N. and Kenjiro, O. 2009. Nitrogen flow associated with agricultural practices and environmental risk in Japan. Soil Sci. Plant Nutr., 45: 881-889

Matsushita, K., Miyauchi, N., and Yamamuro, S. 2000. Kinetics of 15N-labelled nitrogen from co-compost made from cattle manure and chemical Fertilizer in a paddy field. Soil Sci. Plant Nutr., 46 (2): 355-363

Sadjad, S.D. 1994. Teknologi Pembenihan Hijauan. PT Angkasa, Bandung.
            Sastra Pradja, S.S, Affrisiani dan H. Sutarno. 1983. Makanan Ternak.   
            Lembaga Biologi Nasional. LIPI, Jakarta.

Sanchez Pedro A.2003.Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika.Penerbit ITB.Bandung.

Setyati, S.H. 1996. Pengantar Agronomi. Departemen Agronomi, Fakultas
            Peternakan, IPB, Bogor.

Soegiri, et al. 1982. Penuntun Produksi Benih Hijauan Makanan Ternak. Dirjen
            Peternakan, Jakarta.

Sutopo, A. 1988. Teknologi Benih. CV Rajawali, Jakarta.
Tissacuitzz.blogspot.com/2010/12/laporan-ilmu-tanaman-pakan.html

1 komentar: