Mohon dukungannya ya kakak, teman-teman, adik-adiku, untuk memajukan FAPET tercinta kita.
Saya mengunggah laporan ini agar dijadikan referensi dan mempermudah kalian dalam membuat laporan, jadi apa salahnya jika kalian semua membantu kami dengan memberikan suara kalian pada tanggal 20 Desember 2013 nanti.
Saya mengunggah laporan ini agar dijadikan referensi dan mempermudah kalian dalam membuat laporan, jadi apa salahnya jika kalian semua membantu kami dengan memberikan suara kalian pada tanggal 20 Desember 2013 nanti.
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM
PRODUKSI
TERNAK PERAH
PEMERIKSAAN
PEMALSUAN SUSU
OLEH
:
NURSHOLEH
E10011128
D4
![]() |
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2012
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Susu
biasanya berarti cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu dari mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang
(biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yoghurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lain untuk konsumsi manusia.Semua
orang di dunia ini membutuhkan susu untuk menopang kehidupannya. Baik dari bayi
sampai orang yang sudah lanjut usia.
Ternak perah adalah ternak yang secara
genetik mampu menghasilkan susu melebihi kebutuhan anaknya, misalnya sapi,
kerbau, kambing dan lain-lain. Ternak perah mempunyai ciri-ciri khusus yang
berhubungan langsung dengan produksi susu. Secara umum penelitian susu adalah
pemeriksaan kesegaran dari pada kesegaran susu tersebut seperti uji warna,
apakah warna susu tersebut mempunyai warna yang sesuai dengan susu asli, dan
juga bau susu tersebut, kekentalannya dan juga rasa dari pada susu tersebut
sehingga susu tersebut dapat di produksi tubuh dengan cara kontiniu. Dan
seharusnya komponen susu tersebut seharusnya tidak dikurangi
komponen-komponennya atau ditambah bahan-bahan lain sehingga mutu atau kualitas
susu tersebut juga maksimal.
Pada umumnya bentuk Susu berupa cairan
yang diproduksi oleh kelenjar ambing hewan mamalia betina dengan warna putih
kekuning-kuningan yang tidak tembus cahaya, mempunyai rasa sedikit manis berasal
dari laktosa dan bau yang khasberasal dari lemak susu, bersih, dan
kosistensinya homogen tanpa ada bentuk gumpalan.
Susu murni merupakan bahan makanan yang sangat mudah terkontaminasi oleh bakteri karena
komposisi itu sendiri yang mudah rusak apalagi dipanaskan pada suhu yang
tinggi. Susu yang sudah terkontaminasi jika dikonsumsi oleh manusia sangat berpengaruh sekali di dalam sistem
pencernaan dan dapat menjadi toksik atau
racun bagi tubuh manusia. Air susu merupakan bahan makanan yang mempunyai
nilai gizi tinggi karena mengandung
zat-zat yang diperlukan oleh tubuh manusia. Air susu merupakan air susu sapi
yang tidak dikurangi ataupun tidak ditambahkan sesuatu apapun yang diperoleh
dari hasil pemerahan. Komposisi air susu adalah air, protein, lemak, karbohidrat,
vitamin, air susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya.
Komposisi utama susu terdiri dari protein, lemak, laktosa dan mineral.
Sedangkan perbandingan susu manusia denagan susu sapi berbeda dlam kandungan
protein, laktosa dan mineral. Pada susu sapi kandungan protein dan whey adalah
4:1. Susu domba lebih kaya
lemak dan protein dari pada susu kambing. Susu sapi sebanding dengan susus kerbau.
Susu tersusun oleh zat-zat makanan dengan proporsi
yang seimbang. Susu disusun oleh zat utama yang berupa air, protein, lemak,
karbohidrat, mineral – mineral dan vitamin-vitamin. Susu terdiri dari air 87,9%
dan bahan kering 12,1%. Susu adalah
minuman bergizi yang mengandung protein 3,2% dan kaya akan mineral kalsium (143
mg/100 g susu). Dengan konsumsi yang masih relatif rendah ini, maka kontribusi
susu terhadap intake protein asal ternak adalah 10%.
Susu kaya
akan asam amino triptofan. Minum
susu secara teratur akan meningkatkan tubuh memproduksi melatonin di malam
hari. Melatonin adalah hormon yang sekaligus antioksidan yang membuat tubuh
bisa beristirahat. Oleh karena itu minum susu di malam hari sangat dianjurkan
agar tubuh kita bisa tidur dengan nyenyak dan keesokan harinya bisa melakukan
aktivitas rutin.
1.2
Tujuan dan
Manfaat
Tujuan praktikum pemeriksaan pemalsuan susu ini adalah
untuk mengetahui kemurnian suatu susu dengan melihat pembuktian penambahan air,
penambahan santan secara mikroskopik, pembuktian penambahan pati secara kimia
dan mikroskopik dan penambahan susu masak dengan uji storch dan penambahan
formalin.
Manfaat dari praktikum ini yaitu, dengan adanya
praktikum kita bisa mengetahui apakah susu tersebut murni atau sudah di
palsukan.
.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Berat jenis susu normal adalah 1,0280 – 1,0320 dengan penambahan air pada
susu maka berat jenis susu, kadar lemak,
dan bahan kering susu akan turun, setiap kenaikan atau penurunan suhu 10C
maka dilakukan penyesuaian koefisien mutu susu. (Basya. 2000).
Dalam pembuktian
pemalsuan susu yang ditambahkan pati maka dapat duji dengan mencapurkan larutan
asam asetat, larutan lugol, dan tabung reaksi tersebut dipanaskan (Brody,
2002).
Dalam pemeriksaan pemalsuan susu dengan cara pembuktian penambahan pati
bila positif mengandung pati maka filtrate warna menjadi biru, kemudian bila warna
kuning berarti negatif dan bila berwarna hijau reaksi diragukan (Frandson,
2002).
Dalam pemeriksaan pemalsuan susu dengan cara pembuktian penambahan susu
masak dengan uji Storch maka susu yang dipanaskan pada suhu 77-80 o
C maka warnanya tetap berwarna putih (Golemen, 2003).
Apabila terjadinya penambahan air pada susu akan mengakibatkan berat
jenis dan kadar lemaknya menjadi menurun sehingga mengakibatkan kualitas susu
menjadi berkurang (Muhammad, W, 2001).
Dalam pembuktian susu
tersebut maka susu tersebut akan tampak warna ungu jika direaksikan dengan asam
klorida dan dipanaskan sampai mendidih (Mackenzie, 2002).
Santan memiliki kandungan lemak nabati yang tinggi dimana bentuk dan
ukurannya tidak sama dengan lemak hewani jika terjadi pencampuran dari
kandungan lemak tersebut, maka kadar lemak semula akan meningkat (Parrokasi, A,
2003).
Dengan penambahan air kedalam
susu, maka berat jenis, kadar lemak dan bahan kering susu akan turun, sedangkan
titik beku akan mendekati 0 ( nol ) (Partodihardjo, 2003).
Didalam susu mentah terdapat
enzim Peroksida yang akan terurai oleh pemanasan diatas 75o C. Enzim
ini akan membebaskan oksigen dari larutan Peroksida yang ditambahkan kedalam
susu (Ressang dan Nasution, 2002 ).
Dengan adanya penambahan larutan HCL akan menyebabkan daya tahan pada
bahan tersebut menurun ddikarenakan HCL atau dapat membunuh mikroorganisme yang
hidup yang dapat menyebabkan perubahan pada bahan makanan yang sudah lama
disimpan (Soeryono Soekanto, 2003).
Larutan formalin bisa menyebabkan daya tahan bahan makanan menjadi lama
dikarenakan formalin tersebut dapat membunuh mikroorganisme yang terdapat pada
bahan tersebut (Subangkit Mulyono, 2004).
Dalam pemeriksaan pemalsuan susu dengan cara pembuktian penambahan
Formalin maka susu yang dicampurkan dengan asam klorida (HCl) dan dipanaskan
sampai mendidih maka warnanya akan tampak menjadi warna ungu (Salisbury, 2003).
Dengan penambahan santan
kedalam susu, berat jenis naik ( tetapi dapat juga turun ), kadar lemak naik
dan angka Katalase naik. Dan akan terlihat adanya ukuran lemak yang heterogen,
kadangkala disertai dengan sel tumbuhan yang dapat dikenali dengan sel yang
tidak berdinding (Warmansya, 2001 ).
III. MATERI DAN METODA
3.1
Waktu dan Tempat
Pratikum produksi ternak perah
dilaksanakan pada hari Jumat
tanggal 7 Desember 2012 pukul
08.00 WIB s/d selesai,
bertempat Di Laboratorium Produksi Ternak Perah, Universitas Jambi.
3.2 Materi
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah Laktodensimeter, Thermometer, Gelas Ukur 100 ml dan 250 ml, Labu
Erlemeyer 250 ml dan 500 ml, Susu Segar 500 ml, Mikroskop, Gelas Objek, Larutan
Asam Acetate, Larutan Lugol, Tabung Reaksi, Corong, Kertas Saring, Pipet 1 ml
dan 10 ml, Bunsen, Larutan Paraphenildiamin 2%, Larutan Hydrogen Peroksida (0,2-1%
), Tabung Reaksi, Larutan Asam Klorida dan Penangas Air.
3.3 Metoda
Pembuktian penambahan air
Pertama-tama
sampel susu dimasukkan kedalam labu erlemeyer 250 ml dan 500 ml, kemudian
masukkan lagi sampel susu tersebut kedalam tabung reaksi yang berukuran 100 ml
dan 250 ml, lalu masukkan laktodensimeter kedalam sampel susu untuk diukur
berat jenisnya, dan terakhir pratikan mengukur suhu dari sampel susu dengan
menggunakan thermometer dan kemudian catat hasil dari pengukuran berat jenis
dan suhu sampel susu tersebut.
Pembuktian penambahan pati
Pertama-tama masukkan 10 ml sampel susu kedalam tabung
reaksi dan kemudian tambahkan 0,5 ml asam acetate, lalu panaskan tabung yang
berisi sampel susu tersebut setelah itu disaring dengan menggunakan kertas
saring.
Masukkan
4 tetes lugol kedalam fitrase, dan kemudian lihat hasilnya apakah positif
mengandung pati maka warna filtrate tersebut menjadi biru dan apabila berwarna
kuning maka hasilnya negative sedangkan apabila hasinya berwarna hijau maka hasilnya diragukan.
Pembuktian Penamabahan Susu Masak dengan Uji Storch
Pertama-tama
masukkan sekitar 5 ml sampel susu kedalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 2
tetes larutan paraphenildiamin 2%. Setelah itu tambahakan 1-4 tetes larutan
hydrogen peroksida.maka susu mentah dan susu yang belum mengalami pemanasan
berubah menjadi biru sedangkan susu yang dipanaskan tetap berwarna putih.
Pembuktian Penambahan Formalin
Pertama-tama
masukkan 2 ml sampel susu kedalam tabung reaksi lalu tambahkan 10 ml larutan
asam klorida yang mengandung besi, setelah itu panaskan dan biarkan selama 1
menit dalam suhu mendidih. Apabila susu tersebut mengandung formalin maka akan
tampak warna ungu.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Air susu merupakan air susu
sapi yang tidak dikurangi ataupun tidak ditambahkan sesuatu apapun yang
diperoleh dari hasil pemerahan. Komposisi air susu adalah air, protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, air susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya.bahan
lain.
Pengertian atau batasan mengenai kata
”susu” adalah susu hasil perahan sapi-sapi atau hewan menyusui lainnya yang
susunya dapat diminum atau dapat digunakan sebagai bahan makanan, yang sehat,
secara kontinyudan sekaligus, serta padanya tidak dikurangi komponen-komponennya
atau ditambah bahan-bahan lain.
Pembuktian
Penambahan Air
Pada Pembuktian Penambahan Air ini cara kerja (metode) nya adalah sebagai
berikut: terlebih dahulu pembuktian penambahan air kedalam susu di lakukan
melalui pengukuran berat jenis. Berat
jenis normal susu bertkisar antara 1,0280-1,0320. dengan penambahan air atau
whey, maka berat jenis akan turun.

Gambar 1.
Pengukuran BJ
Dan pada praktikum yang telah
dilakukan didapatkan hasil bahwa susu tersebut telah terjadi penambahan air.
Hal ini dapat diketahui oleh berat jenis susu tersebut adalah 1,010. Maka hal
tersebut sesuai dengan pendapat dari Partodihardjo (2003) yang berpendapat
bahwa dengan penambahan air kedalam susu, maka berat jenis, kadar lemak dan
bahan kering susu akan turun, sedangkan titik beku akan mendekati 0 ( nol ).
Hal ini dipertegas oleh Muhammad, W, (2001) yang mengatakan bahwa apabila terjadinya penambahan air pada
susu akan mengakibatkan berat jenis dan kadar lemaknya menjadi menurun sehingga
mengakibatkan kualitas susu menjadi berkurang.
Pembuktian Penambahan Santan

Gambar 2. Pembuktian Penambahan Santan Secara Mikroskopik
Hasil yang didapat pada saat pembuktian penambahan santan secara
mikroskopik adalah terlihat butir-butir lemak nabati lebih besar dari pada
lemak susu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Mazer, R.T( 2004 ) yang menyatakan bahwa air susu yang dihasilkan melalui suatu proses sekretarit sejati
air susu awal pemerahan mengandung lemak kadar rendah. Kadar lemak susu
tersebut mempunyai ukuran yang lebih homogen atau lebih kecil dari lemak
nabati. Dan dipertegas oleh Parrokasi, A. (2003 ) yang menyatakan santan
memiliki kandungan lemak nabati yang tinggi dimana bentuk dan ukurannya tidak
sama dengan lemak hewani jika terjadi pencampuran dari kandungan lemak
tersebut, maka kadar lemak semula akan meningkat.






Gambar 3.
Pembuktian Penambahan Santan terlihat
dari Mikroskop
Bersihkan gelas objek lalu
teteskan satu tetes susu dan tutup dengan gelas penutup lihat dengan pembesaran
objektif 10X dan 45X. Tampak dibawah mikroskop butir-butir lemak susu homogen,
sedangkan butir-butir lemak nabati lebih besar dari lemak susu.
Pembuktian
Penambahan Pati
Pada Pembuktian Penambahan Pati secara Kimia ini cara kerja (metode) nya
adalah sebagai berikut: terlebih dahulu masukkan 10 ml sample susu kedalam
tabung reaksi, tambahkan 0,5 ml asam asetat. Panaskan tabung dan kemudian sample susu disaring kedalam filtrate teteskan
4 tetes lugol. Apabila positif mengandung pati, maka warna filtrate menjadi
biru. Bila berwarna kuning artinya negative. Apabila berwarna hijau
reaksi diragukan.

Gambar
4. Tabung Reaksi Yang Dipanaskan

Gambar 5. Hasil Uji Penambahan Pati

Gambar 6. Hasil Uji Penambahan Pati terlihat dari Mikroskop
Pada praktikum yang telah dilakukan didapat hasil pada tabung reaksi 1
dimana susu ditambahkan pati ,asam asetat dan larutan lugol setelah dipanaskan
susu berubah warna menjadi biru sedangkan pada tabung reksi 2, susu yang tidak
ditambahkan pati tetapi ditambahkan larutan lugol warnanya menjadi.. Secara mikroskopik pun tampak
butir-butir amilum yang ditandai dengan inti yang konstan pada tabung ketiga.
Maka hal tersebut sesuai dengan pendapat Frandson (2002) yang mengatakan bahwa dalam
pemeriksaan pemalsuan susu dengan cara pembuktian penambahan pati bila positif
mengandung pati maka filtrate warna menjadi biru, kemudian bila warna kuning
berarti negatif . Dan juga sesuai dengan pendapat dari Brody (2002), yang
menyatakan bahwa dalam
pembuktian pemalsuan susu yang ditambahkan pati maka dapat duji dengan
mencapurkan larutan asam asetat, larutan lugol, dan tabung reaksi tersebut
dipanaskan.
Pembuktian
Penambahan Susu Masak Dengan Uji Storch
Pada Pembuktian Penambahan Susu Masak dengan Uji Storch ini cara kerja
(metode) nya adalah sebagai berikut: terlebih dahulu masukkan 5 ml sample susu
kedalam tabung reaksi, tambahkan 2 tetes larutan paraphenildiamin 2%. Tambahkan 1-4 tetes lartutan hydrogen
peroksida. Susu mentah dan susu yang belum mengalami pemanasan berubah warnanya
menjadi biru. Susu yang dipanaskan pada 77-80 o C tetap berwarna
putih.

Gambar 7. Pemanasan Uji Storch

Gambar 8. Hasil Uji Setelah dimasak
Maka pada tabung reaksi
pertama terlihat adanya terjadi penambahan susu masak dengan Uji Storch. Karena
setelah diproses atau dipanaskan pada suhu 77-80 o C ternyata susu tersebut tetap berwarna
putih. Dan pada tabung reaksi 2, susu mentah yang belum mengalami
pemanasan berubah warnanya menjadi biru setelah diteteskan1-4 tetes larutan
hydrogen peroksida. Maka hal ini sesuai dengan pendapat Golemen (2003), yang menyatakan bahwa dalam pemeriksaan
pemalsuan susu dengan cara pembuktian penambahan susu masak dengan uji Storch
maka susu yang dipanaskan pada suhu 77-80 o C maka warnanya tetap
berwarna putih. Dan Slamet, S. (2002), Menyatakan bahwa
kerusakan lemak yang utama adalah dikarenakan peristiwa oksidasi dan
hidrolitik, baik secara enzimatis maupun non enzimatis dan juga terjadi
perubahan cita rasa karena adanya pengaruh enzim peroksida yang menyebabkan
terjadinya perubahan warna.
Pembuktian Penambahan Formalin
Pada Pembuktian Penambahan Formalin ini cara kerja (metode) nya adalah
sebagai berikut: terlebih dahulu masukkan 2 ml sapel susu kedalam tabung
reaksi, tambahkan 10 ml larutan asam klorida yang mengandung besi. panaskan
dan biarkan 1 menit dalam susu mendidih.
Bila mengandung formalin, maka akan
tampak warna ungu.

Gambar 9. Pemanasan Pada Pembuktian Penambahan Formalin

Gambar 10. Hasil Pemanasan Pada
Pembuktian Penambahan Formalin
Setelah sample susu dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkkan
10ml larutan klorida yang mengandung besi dan dipanaskan lalu dibiarkan 1
menit, dalam suhu mendidih maka warna yang tampak pada sample tersebut adalah
berwarna ungu. Namun pada percobaan yang kami lakukan warna ungu itu tidak
muncul tetap saja berwarna kuning, pada tabung ke dua larutan yang tanpa
formalin larutan berubah warna menjadi coklat, Sehingga kami menyimpulkan bahwa
kami mengalami kesalahan dalam melakukan percobaan mulai dari pembuktian susu
masak. Oleh karena itu lah hasilnya tidak diperoleh.
Larutan formalin adalah larutan yang keras, hal ini dikemukakan oleh
Subangkit Mulyono. (2004), Larutan formalin bisa menyebabkan daya tahan bahan
makanan menjadi lama dikarenakan formalin tersebut dapat membunuh
mikroorganisme yang terdapat pada bahan tersebut.
Pada saat pembuktian penambahan formalin, Warna larutan tak berubah malah
larutan yang tanpa menggunakan formalin warna berubah dari kuning menjadi
coklat.
Soeryono
Soekanto. (2003), Menyatakan bahwa dengan adanya penambahan larutan HCL akan
menyebabkan daya tahan pada bahan tersebut menurun dikarenakan HCL atau dapat
membunuh mikroorganisme yang hidup yang dapat menyebabkan perubahan pada bahan
makanan yang sudah lama disimpan. Berarti larutan asam klorida juga memiliki
kasiat yang keras, sehingga harus diperhatikan, dapat memecah molekul komplek.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum dapat diambil kesimpulan bahwas susu yang dicampur dengan
bahan lain akan mengalami perubahan warna dan gizi yang terkandung dalam susu
akan larut sehingga nutrisi susu hilang. Susu merupakan media
pertumbuhan yang sangat baik, dimana kita dapat melakukan pembuktian yang telah
ada seperti penambahan air, penambahan susu masak, penambahan pati dan
penambahan formalin yang mana mendapat hasil yang berbeda-beda pula antara
sampel susu satu dengan yang lain.
5.2 Saran
Kami berharap semoga praktikum yang
akan datang menjadi lebih baik, dan praktikan dapat menciptakan suasana yang
kondusif demi kelancaran kegiatan praktikum.
DAFTAR
PUTAKA
Aksi Agraris Kanisius. 2001. Penuntun
Beternak Sapi Perah. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Allen D, Tilman. 2004. Pemeliharaan
Ternak Sapi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Anonimus,
2007. Penuntun Kesehatan Masyarakat Veteriner (susu, daging dan telur).
Fakultas Kedokteran Hewan.
Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Anonimus,
2007. Penuntun Kesehatan Masyarakat Veteriner (susu, daging dan telur).
Fakultas Kedokteran Hewan.
Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Bastianelli,
D. and C.L. Bas. 2002. Evaluating the role of animal feed in food safety:
Perspectives for action. Proceeding of the International Workshop
on Food
Safety Management in Developing Countries. CIRAD-FAO, Montpellier,
France. p. 11-13.
Bearkley,
2000. Ilmu
Makanan Ternak Dasar.
Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Cunningham, J.G. 2002. Textbook of Veterinary Physiology.
3rd Ed. W.B. Saunders
Company,
Philadelphia.
Davendra . (1983). Produksi
Sapi di Daerah Tropis . Universitas Udayana : Bali
Eckles, C.H., Combs and H. Macy. 1998. Milk and product. 4
th. Ed. Mc. Graw Hill
Publishing Co.
Ltd., New Delhi.
Nursholeh.2012.laporan praktikum tht komposisi
susu. fakultas peternakan. Universitas Jambi
Raguarti. 2010. Produksi
Ternak Perah. Fakultas Peternakan.Universitas Jambi.
Ressang dan
Nasution.2000. Teknologi Dan Analisa.Ghalia
Indonesia,Jakarta
Sarwono,
B. 2003. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya, Yogyakarta.
Suhendar.
Y., W.I. Dadang, T. Mardi, S. Riyanto, I.R. Palupi dan O. Sucahyo, 2008.
Pasca Panen Lalai Kualitas Susu
Terbengkalai. http://www.agrina-online.com.
Titiek F.D. dan S. Rahayu, 2007.
Cemaran Mikroba pada Produk Pertanian, Penyakit
yang Ditimbulkan dan
Pencegahannya. Jurnal Litbang Pertanian, Vol.26
Winarno, F.G. 1996. Pangan, Gizi,
Tekhnologi dan Konsumen. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar