Kamis, 05 Desember 2013

LAPORAN PRODUKSI TERNAK PERAH PEMERIKSAAN PEMALSUAN SUSU


 

Mohon dukungannya ya kakak, teman-teman, adik-adiku, untuk memajukan FAPET tercinta kita.
Saya mengunggah laporan ini agar dijadikan referensi dan mempermudah kalian dalam membuat laporan, jadi apa salahnya jika kalian semua membantu kami dengan memberikan suara kalian pada tanggal 20 Desember 2013 nanti.




LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM
PRODUKSI TERNAK PERAH
PEMERIKSAAN PEMALSUAN SUSU

OLEH :
NURSHOLEH
E10011128
D4




675467.jpeg
 









FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012






I. PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Susu biasanya berarti cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu dari mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yoghurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lain untuk konsumsi manusia.Semua orang di dunia ini membutuhkan susu untuk menopang kehidupannya. Baik dari bayi sampai orang yang sudah lanjut usia.
Ternak perah adalah ternak yang secara genetik mampu menghasilkan susu melebihi kebutuhan anaknya, misalnya sapi, kerbau, kambing dan lain-lain. Ternak perah mempunyai ciri-ciri khusus yang berhubungan langsung dengan produksi susu. Secara umum penelitian susu adalah pemeriksaan kesegaran dari pada kesegaran susu tersebut seperti uji warna, apakah warna susu tersebut mempunyai warna yang sesuai dengan susu asli, dan juga bau susu tersebut, kekentalannya dan juga rasa dari pada susu tersebut sehingga susu tersebut dapat di produksi tubuh dengan cara kontiniu. Dan seharusnya komponen susu tersebut seharusnya tidak dikurangi komponen-komponennya atau ditambah bahan-bahan lain sehingga mutu atau kualitas susu tersebut juga maksimal.
Pada umumnya bentuk Susu berupa cairan yang diproduksi oleh kelenjar ambing hewan mamalia betina dengan warna putih kekuning-kuningan yang tidak tembus cahaya, mempunyai rasa sedikit manis berasal dari laktosa dan bau yang khasberasal dari lemak susu, bersih, dan kosistensinya homogen tanpa ada bentuk gumpalan.
Susu murni merupakan bahan makanan yang sangat mudah terkontaminasi oleh bakteri karena komposisi itu sendiri yang mudah rusak apalagi dipanaskan pada suhu yang tinggi. Susu yang sudah terkontaminasi jika dikonsumsi oleh manusia sangat berpengaruh sekali di dalam sistem pencernaan  dan dapat menjadi toksik atau racun bagi tubuh manusia. Air susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai  gizi tinggi karena mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh manusia. Air susu merupakan air susu sapi yang tidak dikurangi ataupun tidak ditambahkan sesuatu apapun yang diperoleh dari hasil pemerahan. Komposisi air susu adalah air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, air susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya.
Komposisi utama susu terdiri dari protein, lemak, laktosa dan mineral. Sedangkan perbandingan susu manusia denagan susu sapi berbeda dlam kandungan protein, laktosa dan mineral. Pada susu sapi kandungan protein dan whey adalah 4:1. Susu domba lebih kaya lemak dan protein dari pada susu kambing. Susu sapi sebanding dengan susus kerbau.
Susu tersusun oleh zat-zat makanan dengan proporsi yang seimbang. Susu disusun oleh zat utama yang berupa air, protein, lemak, karbohidrat, mineral – mineral dan vitamin-vitamin. Susu terdiri dari air 87,9% dan bahan kering 12,1%. Susu adalah minuman bergizi yang mengandung protein 3,2% dan kaya akan mineral kalsium (143 mg/100 g susu). Dengan konsumsi yang masih relatif rendah ini, maka kontribusi susu terhadap intake protein asal ternak adalah 10%.
Susu kaya akan asam amino triptofan. Minum susu secara teratur akan meningkatkan tubuh memproduksi melatonin di malam hari. Melatonin adalah hormon yang sekaligus antioksidan yang membuat tubuh bisa beristirahat. Oleh karena itu minum susu di malam hari sangat dianjurkan agar tubuh kita bisa tidur dengan nyenyak dan keesokan harinya bisa melakukan aktivitas rutin.
1.2    Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum pemeriksaan pemalsuan susu ini adalah untuk mengetahui kemurnian suatu susu dengan melihat pembuktian penambahan air, penambahan santan secara mikroskopik, pembuktian penambahan pati secara kimia dan mikroskopik dan penambahan susu masak dengan uji storch dan penambahan formalin.
Manfaat dari praktikum ini yaitu, dengan adanya praktikum kita bisa mengetahui apakah susu tersebut murni atau sudah di palsukan.
.






















II. TINJAUAN PUSTAKA

Berat jenis susu normal adalah 1,0280 – 1,0320 dengan penambahan air pada susu maka berat jenis susu, kadar lemak,  dan bahan kering susu akan turun, setiap kenaikan atau penurunan suhu 10C maka dilakukan penyesuaian koefisien mutu susu. (Basya. 2000).
Dalam pembuktian pemalsuan susu yang ditambahkan pati maka dapat duji dengan mencapurkan larutan asam asetat, larutan lugol, dan tabung reaksi tersebut dipanaskan (Brody, 2002).
Dalam pemeriksaan pemalsuan susu dengan cara pembuktian penambahan pati bila positif mengandung pati maka filtrate warna menjadi biru, kemudian bila warna kuning berarti negatif dan bila berwarna hijau reaksi diragukan (Frandson, 2002).
Dalam pemeriksaan pemalsuan susu dengan cara pembuktian penambahan susu masak dengan uji Storch maka susu yang dipanaskan pada suhu 77-80 o C maka warnanya tetap berwarna putih (Golemen, 2003).
Apabila terjadinya penambahan air pada susu akan mengakibatkan berat jenis dan kadar lemaknya menjadi menurun sehingga mengakibatkan kualitas susu menjadi berkurang (Muhammad, W, 2001).
Dalam pembuktian susu tersebut maka susu tersebut akan tampak warna ungu jika direaksikan dengan asam klorida dan dipanaskan sampai mendidih (Mackenzie, 2002).
Santan memiliki kandungan lemak nabati yang tinggi dimana bentuk dan ukurannya tidak sama dengan lemak hewani jika terjadi pencampuran dari kandungan lemak tersebut, maka kadar lemak semula akan meningkat (Parrokasi, A, 2003).
Dengan penambahan air kedalam susu, maka berat jenis, kadar lemak dan bahan kering susu akan turun, sedangkan titik beku akan mendekati 0 ( nol ) (Partodihardjo, 2003).
Didalam susu mentah terdapat enzim Peroksida yang akan terurai oleh pemanasan diatas 75o C. Enzim ini akan membebaskan oksigen dari larutan Peroksida yang ditambahkan kedalam susu (Ressang dan Nasution, 2002 ).
Dengan adanya penambahan larutan HCL akan menyebabkan daya tahan pada bahan tersebut menurun ddikarenakan HCL atau dapat membunuh mikroorganisme yang hidup yang dapat menyebabkan perubahan pada bahan makanan yang sudah lama disimpan (Soeryono Soekanto, 2003).
Larutan formalin bisa menyebabkan daya tahan bahan makanan menjadi lama dikarenakan formalin tersebut dapat membunuh mikroorganisme yang terdapat pada bahan tersebut (Subangkit Mulyono, 2004).
Dalam pemeriksaan pemalsuan susu dengan cara pembuktian penambahan Formalin maka susu yang dicampurkan dengan asam klorida (HCl) dan dipanaskan sampai mendidih maka warnanya akan tampak menjadi warna ungu (Salisbury, 2003).
Dengan penambahan santan kedalam susu, berat jenis naik ( tetapi dapat juga turun ), kadar lemak naik dan angka Katalase naik. Dan akan terlihat adanya ukuran lemak yang heterogen, kadangkala disertai dengan sel tumbuhan yang dapat dikenali dengan sel yang tidak berdinding (Warmansya, 2001 ).








III. MATERI DAN METODA
3.1    Waktu dan Tempat
Pratikum produksi ternak perah dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 7 Desember 2012 pukul 08.00 WIB s/d selesai, bertempat Di Laboratorium Produksi Ternak Perah, Universitas Jambi.
3.2    Materi
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Laktodensimeter, Thermometer, Gelas Ukur 100 ml dan 250 ml, Labu Erlemeyer 250 ml dan 500 ml, Susu Segar 500 ml, Mikroskop, Gelas Objek, Larutan Asam Acetate, Larutan Lugol, Tabung Reaksi, Corong, Kertas Saring, Pipet 1 ml dan 10 ml, Bunsen, Larutan Paraphenildiamin 2%, Larutan Hydrogen Peroksida (0,2-1% ), Tabung Reaksi, Larutan Asam Klorida dan Penangas Air.

3.3    Metoda
Pembuktian penambahan air
Pertama-tama sampel susu dimasukkan kedalam labu erlemeyer 250 ml dan 500 ml, kemudian masukkan lagi sampel susu tersebut kedalam tabung reaksi yang berukuran 100 ml dan 250 ml, lalu masukkan laktodensimeter kedalam sampel susu untuk diukur berat jenisnya, dan terakhir pratikan mengukur suhu dari sampel susu dengan menggunakan thermometer dan kemudian catat hasil dari pengukuran berat jenis dan suhu sampel susu tersebut.
Pembuktian penambahan pati
Pertama-tama masukkan 10 ml sampel susu kedalam tabung reaksi dan kemudian tambahkan 0,5 ml asam acetate, lalu panaskan tabung yang berisi sampel susu tersebut setelah itu disaring dengan menggunakan kertas saring.
Masukkan 4 tetes lugol kedalam fitrase, dan kemudian lihat hasilnya apakah positif mengandung pati maka warna filtrate tersebut menjadi biru dan apabila berwarna kuning maka hasilnya negative sedangkan apabila hasinya berwarna hijau  maka hasilnya diragukan.
Pembuktian Penamabahan Susu Masak dengan Uji Storch
Pertama-tama masukkan sekitar 5 ml sampel susu kedalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 2 tetes larutan paraphenildiamin 2%. Setelah itu tambahakan 1-4 tetes larutan hydrogen peroksida.maka susu mentah dan susu yang belum mengalami pemanasan berubah menjadi biru sedangkan susu yang dipanaskan tetap berwarna putih.
Pembuktian Penambahan Formalin
Pertama-tama masukkan 2 ml sampel susu kedalam tabung reaksi lalu tambahkan 10 ml larutan asam klorida yang mengandung besi, setelah itu panaskan dan biarkan selama 1 menit dalam suhu mendidih. Apabila susu tersebut mengandung formalin maka akan tampak warna ungu.








IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Air susu merupakan air susu sapi yang tidak dikurangi ataupun tidak ditambahkan sesuatu apapun yang diperoleh dari hasil pemerahan. Komposisi air susu adalah air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, air susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya.bahan lain.  
Pengertian atau batasan mengenai kata ”susu” adalah susu hasil perahan sapi-sapi atau hewan menyusui lainnya yang susunya dapat diminum atau dapat digunakan sebagai bahan makanan, yang sehat, secara kontinyudan sekaligus, serta padanya tidak dikurangi komponen-komponennya atau ditambah bahan-bahan lain.
Pembuktian Penambahan Air
Pada Pembuktian Penambahan Air ini cara kerja (metode) nya adalah sebagai berikut: terlebih dahulu pembuktian penambahan air kedalam susu di lakukan melalui pengukuran berat jenis. Berat jenis normal susu bertkisar antara 1,0280-1,0320. dengan penambahan air atau whey, maka berat jenis akan turun.

pnmbhan air dgn pngukuran BJ.jpg
Gambar 1. Pengukuran BJ


Dan pada praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa susu tersebut telah terjadi penambahan air. Hal ini dapat diketahui oleh berat jenis susu tersebut adalah 1,010. Maka hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Partodihardjo (2003) yang berpendapat bahwa dengan penambahan air kedalam susu, maka berat jenis, kadar lemak dan bahan kering susu akan turun, sedangkan titik beku akan mendekati 0 ( nol ). Hal ini dipertegas oleh Muhammad, W, (2001) yang mengatakan bahwa apabila terjadinya penambahan air pada susu akan mengakibatkan berat jenis dan kadar lemaknya menjadi menurun sehingga mengakibatkan kualitas susu menjadi berkurang.

Pembuktian Penambahan Santan
santan dgn mikroskopik.jpg
Gambar 2. Pembuktian Penambahan Santan Secara Mikroskopik
Hasil yang didapat pada saat pembuktian penambahan santan secara mikroskopik adalah terlihat butir-butir lemak nabati lebih besar dari pada lemak susu.  Hal ini sesuai dengan pendapat Mazer, R.T( 2004 ) yang menyatakan bahwa air susu yang dihasilkan melalui suatu proses sekretarit sejati air susu awal pemerahan mengandung lemak kadar rendah. Kadar lemak susu tersebut mempunyai ukuran yang lebih homogen atau lebih kecil dari lemak nabati. Dan dipertegas oleh Parrokasi, A. (2003 ) yang menyatakan santan memiliki kandungan lemak nabati yang tinggi dimana bentuk dan ukurannya tidak sama dengan lemak hewani jika terjadi pencampuran dari kandungan lemak tersebut, maka kadar lemak semula akan meningkat.


Gambar 3. Pembuktian Penambahan Santan terlihat dari Mikroskop
Bersihkan gelas objek lalu teteskan satu tetes susu dan tutup dengan gelas penutup lihat dengan pembesaran objektif 10X dan 45X. Tampak dibawah mikroskop butir-butir lemak susu homogen, sedangkan butir-butir lemak nabati lebih besar dari lemak susu.

Pembuktian Penambahan Pati
Pada Pembuktian Penambahan Pati secara Kimia ini cara kerja (metode) nya adalah sebagai berikut: terlebih dahulu masukkan 10 ml sample susu kedalam tabung reaksi, tambahkan 0,5 ml asam asetat. Panaskan tabung dan kemudian sample susu disaring kedalam filtrate teteskan 4 tetes lugol. Apabila positif mengandung pati, maka warna filtrate menjadi biru. Bila berwarna kuning artinya negative. Apabila berwarna hijau reaksi diragukan.

pnambhan pati.jpg
Gambar 4. Tabung Reaksi Yang Dipanaskan

IMG1487A
Gambar 5. Hasil Uji Penambahan Pati
Gambar 6. Hasil Uji Penambahan Pati terlihat dari Mikroskop
Pada praktikum yang telah dilakukan didapat hasil pada tabung reaksi 1 dimana susu ditambahkan pati ,asam asetat dan larutan lugol setelah dipanaskan susu berubah warna menjadi biru sedangkan pada tabung reksi 2, susu yang tidak ditambahkan pati tetapi ditambahkan larutan lugol warnanya menjadi.. Secara mikroskopik pun tampak butir-butir amilum yang ditandai dengan inti yang konstan pada tabung ketiga. Maka hal tersebut sesuai dengan pendapat Frandson (2002) yang mengatakan bahwa dalam pemeriksaan pemalsuan susu dengan cara pembuktian penambahan pati bila positif mengandung pati maka filtrate warna menjadi biru, kemudian bila warna kuning berarti negatif . Dan juga sesuai dengan pendapat dari Brody (2002), yang menyatakan bahwa dalam pembuktian pemalsuan susu yang ditambahkan pati maka dapat duji dengan mencapurkan larutan asam asetat, larutan lugol, dan tabung reaksi tersebut dipanaskan.

Pembuktian Penambahan Susu Masak Dengan Uji Storch
Pada Pembuktian Penambahan Susu Masak dengan Uji Storch ini cara kerja (metode) nya adalah sebagai berikut: terlebih dahulu masukkan 5 ml sample susu kedalam tabung reaksi, tambahkan 2 tetes larutan paraphenildiamin 2%. Tambahkan 1-4 tetes lartutan hydrogen peroksida. Susu mentah dan susu yang belum mengalami pemanasan berubah warnanya menjadi biru. Susu yang dipanaskan pada 77-80 o C tetap berwarna putih.
uji storch lg pemanasan.jpg
Gambar 7. Pemanasan Uji Storch
Gambar 8. Hasil Uji Setelah dimasak

Maka pada tabung reaksi pertama terlihat adanya terjadi penambahan susu masak dengan Uji Storch. Karena setelah diproses atau dipanaskan pada suhu 77-80 o C ternyata susu tersebut tetap berwarna putih. Dan pada tabung reaksi 2, susu mentah yang belum mengalami pemanasan berubah warnanya menjadi biru setelah diteteskan1-4 tetes larutan hydrogen peroksida. Maka hal ini sesuai dengan pendapat Golemen (2003), yang menyatakan bahwa dalam pemeriksaan pemalsuan susu dengan cara pembuktian penambahan susu masak dengan uji Storch maka susu yang dipanaskan pada suhu 77-80 o C maka warnanya tetap berwarna putih.  Dan Slamet, S. (2002), Menyatakan bahwa kerusakan lemak yang utama adalah dikarenakan peristiwa oksidasi dan hidrolitik, baik secara enzimatis maupun non enzimatis dan juga terjadi perubahan cita rasa karena adanya pengaruh enzim peroksida yang menyebabkan terjadinya perubahan warna.

Pembuktian Penambahan Formalin
Pada Pembuktian Penambahan Formalin ini cara kerja (metode) nya adalah sebagai berikut: terlebih dahulu masukkan 2 ml sapel susu kedalam tabung reaksi, tambahkan 10 ml larutan asam klorida yang mengandung besi. panaskan dan  biarkan 1 menit dalam susu mendidih. Bila mengandung formalin, maka akan tampak warna ungu.
Gambar 9. Pemanasan Pada Pembuktian Penambahan Formalin

formalin.jpg

Gambar 10. Hasil Pemanasan Pada Pembuktian Penambahan Formalin

Setelah sample susu dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkkan 10ml larutan klorida yang mengandung besi dan dipanaskan lalu dibiarkan 1 menit, dalam suhu mendidih maka warna yang tampak pada sample tersebut adalah berwarna ungu. Namun pada percobaan yang kami lakukan warna ungu itu tidak muncul tetap saja berwarna kuning, pada tabung ke dua larutan yang tanpa formalin larutan berubah warna menjadi coklat, Sehingga kami menyimpulkan bahwa kami mengalami kesalahan dalam melakukan percobaan mulai dari pembuktian susu masak. Oleh karena itu lah hasilnya tidak diperoleh.
Larutan formalin adalah larutan yang keras, hal ini dikemukakan oleh Subangkit Mulyono. (2004), Larutan formalin bisa menyebabkan daya tahan bahan makanan menjadi lama dikarenakan formalin tersebut dapat membunuh mikroorganisme yang terdapat pada bahan tersebut.
Pada saat pembuktian penambahan formalin, Warna larutan tak berubah malah larutan yang tanpa menggunakan formalin warna berubah dari kuning menjadi coklat.
            Soeryono Soekanto. (2003), Menyatakan bahwa dengan adanya penambahan larutan HCL akan menyebabkan daya tahan pada bahan tersebut menurun dikarenakan HCL atau dapat membunuh mikroorganisme yang hidup yang dapat menyebabkan perubahan pada bahan makanan yang sudah lama disimpan. Berarti larutan asam klorida juga memiliki kasiat yang keras, sehingga harus diperhatikan, dapat memecah molekul komplek.





V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Setelah melakukan praktikum dapat diambil kesimpulan bahwas susu yang dicampur dengan bahan lain akan mengalami perubahan warna dan gizi yang terkandung dalam susu akan larut sehingga nutrisi susu hilang. Susu merupakan media pertumbuhan yang sangat baik, dimana kita dapat melakukan pembuktian yang telah ada seperti penambahan air, penambahan susu masak, penambahan pati dan penambahan formalin yang mana mendapat hasil yang berbeda-beda pula antara sampel susu satu dengan yang lain.
5.2 Saran
            Kami berharap semoga praktikum yang akan datang menjadi lebih baik, dan praktikan dapat menciptakan suasana yang kondusif demi kelancaran kegiatan praktikum.






DAFTAR PUTAKA
Aksi Agraris Kanisius. 2001. Penuntun Beternak Sapi Perah. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Allen D, Tilman. 2004. Pemeliharaan Ternak Sapi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Anonimus, 2007. Penuntun Kesehatan Masyarakat Veteriner (susu, daging dan telur).  
           Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Anonimus, 2007. Penuntun Kesehatan Masyarakat Veteriner (susu, daging dan telur).
           Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Bastianelli, D. and C.L. Bas. 2002. Evaluating the role of animal feed in food safety:
            Perspectives for action. Proceeding of the International Workshop on Food
            Safety Management in Developing Countries. CIRAD-FAO, Montpellier,
            France. p. 11-13.
Bearkley, 2000. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press,      
           Yogyakarta.
Cunningham, J.G. 2002. Textbook of Veterinary Physiology. 3rd Ed. W.B. Saunders
           Company, Philadelphia.
Davendra . (1983).  Produksi Sapi di Daerah Tropis . Universitas Udayana : Bali
Eckles, C.H., Combs and H. Macy. 1998. Milk and product. 4 th. Ed. Mc. Graw Hill
            Publishing Co. Ltd., New Delhi.
Nursholeh.2012.laporan praktikum tht komposisi susu. fakultas peternakan. Universitas Jambi

Raguarti. 2010. Produksi Ternak Perah. Fakultas Peternakan.Universitas Jambi.
Ressang dan Nasution.2000. Teknologi Dan Analisa.Ghalia Indonesia,Jakarta
Sarwono, B. 2003. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya, Yogyakarta.
Suhendar. Y., W.I. Dadang, T. Mardi, S. Riyanto, I.R. Palupi dan O. Sucahyo, 2008.
            Pasca Panen Lalai Kualitas Susu Terbengkalai. http://www.agrina-online.com.
Titiek F.D. dan S. Rahayu, 2007. Cemaran Mikroba pada Produk Pertanian, Penyakit
            yang Ditimbulkan dan Pencegahannya. Jurnal Litbang Pertanian, Vol.26
Winarno, F.G. 1996. Pangan, Gizi, Tekhnologi dan Konsumen. PT. Gramedia
             Pustaka Utama. Jakarta









 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar