PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ternak unggas
merupakan jenis ternak yang paling banyak dikenal dan dipelihara masyarakat
kerena menghasilkan produk pangan bergizi sebagai sumber protein hewani yang
paling disukai, murah, dan terjangkau oleh masyarakat luas. Jenis unggas yang
umum dipelihara adalah ayam, itik, puyuh, dan burung dara. Seiring dengan
berkembangnya zaman, maka perlu meningkatkan pengetahuan tentang pengenalan
jenis unggas, anatomi unggas dan identifikasi penyakit pada unggas serta
pengetahuan dalam menyusun ransum yang diberikan untuk unggas. Pemeliharaan
kesehatan unggas merupakan bagian dari usaha meningkatkan produksi ernak,
produktifitas dan reprodukivitas ternak hanya dapat dicapai secara optimal
apabila ternak dalam keadaan sehat.
Unggas
merupakan salah satu jenis hewan yang banyak digemari oleh manusia. Unggas
mempunyai berbagai macam jenis yang dapat menarik perhatian manusia untuk bisa
memeliharanya. Selain itu ada juga yang berusaha untuk dijadikan sebagai hewan
ternak. Unggas berkembang biak dengan bertelur. Telur unggas mirip telur
reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Pada unggas jenis burung
seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang
bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air
panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari
daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu.
Dalam
bereproduksi, Unggas adalah dengan cara bertelur sehingga pada unggas ini
memilki organ reproduksi yang berbeda dengan mamalia. Kelompok unggas merupakan
hewan ovipar. Sehingga tidak memiliki alat kelamin luar. Walaupun demikian,
fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka.
Pada
unggas organ reproduksi jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens.
Sedangkan pada betina terdiri dari satu ovarium dan satu ovidak. Dari organ
reproduksi tersebut maka akan diketahui fungsi dari masing-masing bagian yang
berbeda dengan yang ada pada mamalia. Oleh karena itu, pembuatan laporan ini dibuat
untuk menjelaskan tentang system reproduksi pada unggas.
Tujuan
praktikum Produksi Ternak Unggas adalah untuk mengetahui bagian-bagian
eksterior dan interior unggas jantan dan betina baik ayam maupun itik, yang
meliputi sistem pernapasan, pencernaan, reproduksi dan urinari.
Manfaat dari
praktikum Produksi Ternak Unggas adalah dapat mengetahui anatomi dan fisiologi
unggas, mengetahui perbedaan antara unggas jantan maupun unggas betina, dan
mengetahui fungsi dari masing-masing alat reproduksinya.
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi
standar adalah pengelompokkan jenis-jenis ayam `berdasarkan buku yang
diterbitkan oleh perhimpunan Peternak Unggas Amerika Serikat, yaitu The
American Standard of Perfection. Berdasarkan buku tersebut, terdapat 11 kelas
ayam, namun yang dianggap penting hanya 4 kelas, yaitu kelas inggris, kelas
amerika, kelas mediterania, dan kelas asia (Suprijatna et al., 2008).
Organ
reproduksi pada unggas adalah ovarium dan oviduct untuk unggas
betina dan testis untuk unggas jantan. Pada unggas betina organ reproduksi
bagian kiri yang berkembang normal dan berfungsi dengan baik (Nesheim et al.,
1972), tetapi untuk bagian kanan mengalami rudimeter (Sarwono, 1988).
Organ
reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct. Pada ovarium
terdapat banyak folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari infudibulum,
magnum, ithmus, kelenjar kerabang telur dan vagina (Nalbandov, 1990). Secara
lengkap oviduct dan ovarium digambarkan oleh Nesheim et al.
(1979)
Ayam kelas inggris adalah sekelompok
ayam yang dibentuk dan dikembangkan di Inggris. Karakteristik ayam inggris
adalah bentuk tubuh besar, cuping berwarna merah, kulit putih, kerabang telur
coklat kekuningan, bulu merapat ke tubuh, dan termasuk tipe pedaging.
Bangsa-bangsa ayam yang termasuk kelas inggris antara lain Dorking, Autralorp,
Orpington, Sussex, dan Cornish (Suprijatna et al., 2008). Ciri-ciri umum kelas
inggris antara lain kulit telur berwarna coklat, kecuali bangasa ayam darling,
cuping telinga berwarna merah, cakar kaki tidak berbulu, kulit berwarna putih
kecuali bangsa ayam Cornish. Pada kelas ini terdapat bangsa ayam sebagai
berikut, bangsa ayam Cornish, dan bangsa ayam australorp (Yuwanta, 2004).
Ayam kelas amerika dikembangkan untuk tujuan dwiguna (dual purpose), yaitu
memproduksi telur dan daging. Tanda-tanda umum ayam amerika adalah warna kulit
terang, kerabang telur coklat kecuali telur ayam Lamona berwarna putih, cuping
telinga berwarna merah, shank berwarna kuning, dan tidak berbulu. Bangsa ayam
amerika yang terkenal adalah Plymouth Rock (PR), Rhode Island Red (RIR), Rhode
Island White (RIW), Wyandotte, New Hampshire (NH), White American, Dominique,
Java, Lamona, Jersey Black Giant, Buck Eye, dan Delawars (Yuwanta, 2004).
Karakteristik
kelas amerika adalah bentuk tubuh sedang, cuping telinga berwarna merah, bulu
mengembang, dan kulit berwarna putih.ciri khas lain kulit telur berwarna coklat
kekuningan, cakar tidak berbulu, dan terkenal sebagai tipe dwiguna.
Bangsa-bangsa ayam yang termasuk kedalam kelas ini adalah Plymouth Rock,
Wyandotte, Rhode Island Red (RIR), New Hampshire, dan Jersey (Suprijatna et
al., 2008).
Terdapat tiga
bangsa yang terkenal dalam kelas asia, misalnya Brahma (di India), Langshan
(dari China), dan Cochin (dari Shanghai, China). Tanda spesifik ayam asia
adalah bentuk badan besar, mempunyai sifat mengeram, cakar (shank) berbulu,
tulang besar dan kuat, cuping telinga merah, dan kerabang telur coklat
(Yuwanta, 2004). Ayam kelas asia dibentuk dan dikembangkan di wilayah Asia.
Contohnya Brahma, Langshan, dan Cochin China. Karakteristik ayam asia yaitu
bentuk tubuh besar, bulu merapat ke tubuh, cuping berwarna merah, dan kerabang
telur beragam coklat kekuningan sampai putih. Ciri khas lain dari kelas asia
ini adalah cakar berbulu, kulit berwarna putih sampai gelap, dan merupakan ayam
tipe pedaging (Suprijatna et al., 2008).
Kelompok ayam
ini dibentuk dan dikembangkan di sekitar negara dan pulau di Laut Tengah,
seperti Spanyol dan Italia. Karakteristik ayam kelas mediterania adalah bulu
mengembang, cuping telinga berwarna putih, kerabang telur berwarna putih, dan
merupakan tipe petelur. Bangsa-bangsa ayam yang termasuk kelas ini antara lain
Leghorn, Ancona, Spanish, Minorca, dan Andalusia (Suprijatna et al., 2008).
Kelas mediterania memiliki ciri-ciri umum antara lain ukuran badan relatif
kecil, cuping telinga berwarna putih, cakar tidak berbulu, telur banyak dan
berwarna putih, kulit berwarna putih kecuali leghorn dan ancona. Bangsa-bangsa
ayam yang termasuk kelas ini sebagai berikut bangsa ayam Leghorn, Ancona dan
Minorca (Yuwanta, 2004)
Semua zat yang berasal dari tumbuhan dan hewan terdiri
dari komponen kompleks yang tak dapat digunakan begitu saja, karena itu
memerlukan pemecahan agar menjadi komponen yang lebih sederhana.Fungsi utama
digesti adalah memecah molekul kompleks dan molekul besar dalam makanan
sehingga molekul itu dapat diserap dan digunakan tubuh. Penguraian komponen
kompleks menjadi komponen sederhana disebut hidrolisis (Tillman,. At al, 2001)
Sistem saluran pencernaan terdiri atas saluran yang
dilapisi oleh membran mukosa yang berhubungan dengan kulit luar, pada mulut dan
anus. Empat lapisan yang menyusun dinding saluran pencernaan dari luar ke dalam
adalahepitel squamous (di dalam bagian glandular dari perut serta kolon
sederhana), lamina propria (termasukmukosa dan sub mukosa muskularis),
otot-otot (seran lintang esophagus, otot halus, pada bagian selainnyaesofagus
yang umumnya bagian dalam sirkuler juga bagian luarlongitudinal), arah kaudal
terhadap diafragma serta yang menutupi sebagian besar saluran pencernaan (suatu
penutupserosa bagian luar yang disebut peritonium viseral) (Frandson,2000).
Saliva atau kelenjar ludah dalam jumlah sedikit
dikeluakan dalam mulut untuk
membantu menelan makanan untuk melicinkan makanan yang masuk menuju esophagus dan diteruskan ke tembolok (Akoso, 1998).
Organ pencernaan ayam
terdiri atas mulut, faring, esophagus, tembolok, lambung,kelenjar, lambung otot,
usus halus, usus buntu, usus besar, kloaka, dan alat asesoris yang berupahati,
limpa, dan pankreas (Anggorodi, 1994)
Kerongkongan atau
esophagus adalah saluran yangmenuju ke tembolok dan terus berlanjut ke
proventriculus.Bagian esophagus memilikikemampuan untuk mengembang sehingga
menjadi tembolok.Tembolok memiliki bentuk menyerupai kantung.Pakan
disimpan dalam tembolok untuk sementara, di sini terjadi pelunakandan
pencernaan pendahuluan yang dibantu oleh enzim. Pakan yang berupa serat kasar dan
biji- bijian tinggal di tembolok selama beberapa jam untuk proses
pelunakan dan pengasaman(Akoso, 1998)
Pencernaan pakan di
dalam perut kelenjar hanya kecil peranannya karena makananhanya tinggal
sebentar di dalam organ ini dalam waktu yang relatif singkat (Akoso, 1998).
Sebagian besar
pencernaan terjadi di dalam usus halus. Proses penyerapan makanan juga mulai
terjadi pada usus halus. Lapisan dalam usus halus mempunyai bangunan yang
berupa tonjolan-tonjolanyang berlipat-lipat, halus, dan jumlahnya sangat banyak,
yang disebut villi berfungsi memperluas permukaan absorbsi dari usus halus
(Akoso, 1998).
Proses pencernaan pada
unggas berlangsung sangat cepat, hanya memerlukanwaktu 2,5 jam untuk unggas
betina bertelur dan 8-12 jam pada ayam betina tidak bertelur,untuk perjalanan
dari mulut ke kloaka (Sarwono, 1993)
MATERI
DAN METODE
Waktu dan Tempat
Adapun
waktu pelaksanaan praktikum Sistem Pencernaan pada ternak ruminansia besardan
sisitem pencernan pada nggas ini di laksanakan
padahari jum’at tanggal 27 April 2012,di Kandang Peternakan Universitas
jambi.
Materi
Ternak ruminansia
besar(Sapi),praktikan,rumput,stetoskop,thermometer, kaos tangan, organ
pencernaan ayam,terpal 1x1 m, pisau,
.
3.3 Metoda
HASIL DAN PEMBAHASAN
Unggas adalah hewan dari keluarga burung yang memiliki
sayap, berbulu, berkaki dua, memiliki paruh dan berkembang biak dengan cara
bertelur. Contoh hewan unggas adalah, semua jenis burung, ayam, itik, angsa,
mentok, dan binatang sejenisnya.
Unggas merupakan hewan
yang bisa diternak untuk diambil manfaatnya. Misalnya, dagingnya, telurnya,
bulunya, suaranya (kicaunya), dan sebagainya. Unggas yang paling banyak
diternak adalah ayam pedaging, ayam telor dan itik. Ketiga jenis unggas ini
paling banyak memiliki peranan dalam hajat hidup manusia.
Unggas
merupakan salah satu jenis hewan yang banyak digemari oleh manusia. Unggas
mempunyai berbagai macam jenis yang dapat menarik perhatian manusia untuk bisa
memeliharanya. Selain itu ada juga yang berusaha untuk dijadikan sebagai hewan
ternak. Unggas berkembang biak dengan bertelur. Telur unggas mirip telur
reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Pada unggas jenis burung
seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang
bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air
panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari
daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu.
Dalam
bereproduksi, Unggas adalah dengan cara bertelur sehingga pada unggas ini
memilki organ reproduksi yang berbeda dengan mamalia. Kelompok unggas merupakan
hewan ovipar. Sehingga tidak memiliki alat kelamin luar. Walaupun demikian,
fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka.
Pada
unggas organ reproduksi jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens.
Sedangkan pada betina terdiri dari satu ovarium dan satu ovidak. Dari organ
reproduksi tersebut maka akan diketahui fungsi dari masing-masing bagian yang
berbeda dengan yang ada pada mamalia. Oleh karena itu, pembuatan makalah
sederhana ini dibuat untuk menjelaskan tentang system reproduksi pada unggas.
Sistem Reproduksi
Jantan
Sistem
reproduksi pada unggas dibedakan menjadi dua, yaitu reproduksi jantan dan
reproduksi betina. Reproduksi jantan terdiri dari :
Gambar
1. Alat Reproduksi Jantan
a. Testes
Testis ayam jantan terletak di rongga badan dekat
tulang belakang, melekat pada bagian dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi
oleh ligamentum mesorchium, berdekatan dengan aorta dan vena cavar, atau di
belakang paru-paru bagian depan dari ginjal. Meskipun dekat dengan rongga
udara, temperatur testis selalu 41o - 43o C karena spermatogenesis (pembentukan
sperma) akan terjadi pada temperatur tersebut.
Testis yang berjumlah sepasang, berbentuk oval atau
bulat, bagian permukaannya licin, terletak di sebelah ventral lobus renis
bagian paling kranial. Alat penggantung testes adalah mesorchium yang merupakan
lipatan dari peritoneum. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah tempat
untuk membuat dan menyimpan spermatozoa.
Ductus Diferenss
|
Testes
|
Gambar 2. Testes
Dari praktikum yang telah di laksanakan dapat
dilihat bahwa Testis ayam berbentuk biji buah buncis dengan warna putih krem.
Testis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin yang
lunak. Bagian dalam dari testid terdiri atas tubuli seminiferi (85% - 95% dari
volume testis), yang merupakan tempat terjadinya spermatogenesis, dan jaringan
intertitial yang terdiri atas sel glanduler (sel Leydig) tempat disekresikannya
hormon steroid, androgen, dan testosteron. Besarnya testis tergantung pada
umur, strain, musim, dan pakan.
Testis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas
di abdominal kearah punggung pada bagian anterior akhir dari ginjal dan
berwarna kuning terang. Pada unggas testis tidak seperti hewan lainnya yang
terletak di dalam skrotum (Nesheim et al., 1979). Fungsi testis
menghasilkan hormon kelamin jantan disebut androgen dan sel gamet jantan disebut
sperma (Nalbandov, 1990).
b. Saluran reproduksi
Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan
epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada saat masih
muda, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong
yang disebut glomere. Di Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen
berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus
ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian
menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter
ketika masuk kloaka.
Saluran deferens dibagi
menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang merupakan muara sperma dari testis,
serta bagian bawah yang merupakan perpanjangan dari saluran epididimis dan dinamakan
saluran deferens.
Saluran deferens ini
akhirnya bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang berseberangan dengan
urodium dan koprodeum. Di dalam saluran deferens, sperma mengalami pemasakan
dan penyimpanan sebelum diejakulasikan. Pemasakan dan penyimpanan sperma
terjadi pada 65% bagian distal saluran deferens.
c.
Epididimis
Epididimis berjumlah sepasang, berukuran kecil
terletak pada sisi dorsal testis, epididimis ini adalah berupa saluran yang di
lewati sperma dan menuju ke ductus deferens.
d.
Ductus
deferens
Ductus
deferens berjumlah sepasang. Pada hewan muda tampak halus, sedang pada hewan
tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter kemudian
bermuara pada urodaeum.berjumlah sepasang. Pada hewan muda tampak halus, sedang
pada hewan tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter
kemudian bermuara pada urodaeum.
e.
Alat kopulasi
Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang
mengalami rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12-18
cm. Pada papila ini juga diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan
sperma saat terjadinya kopulasi.
++ Mekanisme Spermatogenesis ++
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma
yang terjadi di epitelium (tubuli) seminiferi di bawh kontrol hormon
gonadotropin dan hipofisis (pituitaria bagian depan). Tubuli seminiferi ini
terdiri atas sel sertoli dan sel germinalis. Spermatogenesis terjadi dalam tiga
fase, yaitu fase spermatogenial, fase meiosis, dan fase spermiogenesis yang
membutuhkan waktu 13 - 14 hari.
Pada unggas duktus deferens berakhir pada suatu
lubang papila kecil yang terletak pada dinding dorsal kloaka. Papila kecil ini
merupakan rudimeter dari organ kopulasi (Nesheim et al., 1972).
Sistem Reproduksi Betina
Organ reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct. Pada
ovarium terdapat banyak folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari
infudibulum, magnum, ithmus, kelenjar kerabang telur dan vagina
(Nalbandov, 1990). Secara lengkap oviduct dan ovarium digambarkan oleh
Nesheim et al. (1979) seperti tampak pada gambar 3
Gambar 3. Alat Reproduksi Betina (gambar praktikum)
Gambar 4. Alat Reproduksi Betina (gambar literatur)
a. Ovarium
Ovarium yang berkembang
hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
Ovarium terletak pada daerah
kranial ginjal diantara rongga dada dan rongga perut pada garis punggung
sebagai penghasil ovum. Ovarium sangat kaya akan kuning telur atau yang disebut
yolk. Ovarium terdiri atas dua lobus besar yang banyak mengandung
folikel-folikel (Nalbandov, 1990). Ovarium biasanya terdiri dari 5 sampai 6
ovum yang telah berkembang dan sekitar 3.000 ovum yang belum masak yang
berwarna putih (Akoso, 1993).
Yolk merupakan tempat disimpannya sel benih (discus germinalis) yang
posisinya pada permukaan dipertahankan oleh latebra. Yolk
dibungkus oleh suatu lapisan membran folikuler yang kaya akan kapiler darah,
yang berguna untuk menyuplai komponen penyusun yolk melalui aliran darah
menuju discus germinalis. Ovum juga dibungkus oleh suatu membran
vitelina dan pada ovum masak membran vitelina dibungkus oleh membran folikel.
Bagian yolk mempunyai suatu lapisan yang tidak mengandung pembuluh
kapiler darah yang disebut stigma. Pada bagian stigma inilah akan
terjadi perobekan selaput folikel kuning telur, sehingga telur akan jatuh dan
masuk ke dalam ostium yang merupakan mulut dari infundibulum (Nesheim et al.,
1979).
Oviduk mempunyai
struktur yang kompleks untuk menghasilkan bahan sekitar 40 g (10 g padat dan 30
g air) dalam waktu sekitar 26 jam. Secara garis besar terdiri lapisan
perotoneal eksternal (serosa), lapisan otot longitudinal luar dan sirkuler
dalam, lapisan jaringan pengikat pembawa pembuluh darah dan syaraf, serta lapisan
mukosa yang melapisi seluruh duktus. Pada ayam muda mukosa bersifat sederhana
tanpa lekukan maupun lipatan. Pada saat mendekati dewasa kelamin serta mendapat
stimulus dari estrogen dan progresteron, maka oviduk menjadi sangat kompleks
dengan terbentuknya ikatan-ikatan primer, sekunder dan tersier. Pada puncak
aktivitas sekresinya, sel-sel menunjukkan bentuk variasinya dari kolumner
tinggi sipleks sampai kolumner transisional yang memiliki silia. Oviduk unggas
tidak dapat membedakan antara ovum dengan benda-benda asing, sehingga akan
tetap mensekresikan albumen, kerabang lunak dan kerabang keras disekitar benda
asing.
b. Saluran
reproduksi
Saluran
reproduksi oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang,
bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi
beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulum yang punya bagian terbuka
yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh
fimbre-fimbre. Di posteriornya dapat magnum yang berfungsi mensekresikan
albumin, selanjutnya
istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell
gland mempunyai fungsi untuk menghasilkan cangkang kapur.
c.
Infundibulum.
Infundibulum
adalah bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang sekitar 9 cm (North,
1978). Infundibulum berbentuk seperti corong atau fimbria dan menerima telur
yang telah diovulasikan. Pada bagian kalasiferos merupakan tempat terbentuknya
kalaza yaitu suatu bangunan yang tersusun dari dua tali mirip ranting yang
bergulung memanjang dari kuning telur sampai ke kutub-kutub telur (Nalbandov
1990).
Pada
bagian leher infundibulum yang merupakan bagian kalasiferos juga merupakan
tempat penyimpanan sperma, sperma juga tersimpan pada bagian pertemuan antara
uterus dan vagina. Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga saat
fertilisasi (Sastrodihardjo dan Resnawati, 1999).
Infundibulum selain tempat ovulasi juga merupakan tempat terjadinya
fertilasi. Setelah fertilasi, ovum akan mengalami pemasakkan setelah 15 menit
di dalam infundibulum, dan dengan gerak peristaltik ovum yang terdapat pada yolk
akan masuk ke bagian magnum (Nesheim et al., 1979).
d. Magnum
Magnum merupakan saluran kelanjutan dari oviduk
dan merupakan bagian terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dengan
magnum tidak dapat terlihat dari luar. Magnum mempunyai panjang sekitar 33
cm dan tempat disekresikan albumen telur. Proses perkembangan telur dalam
magnum sekitar 3 jam (North, 1978).
Albumen padat yang kaya akan mucin disekresikan oleh sel goblet
yang terletak pada permukaan mukosa magnum dan jumlah albumen yang disekresikan
sekitar 40 sampai 50% total albumen telur.
e. Ithmus
Setelah melewati infundibulum telur masuk ke
dalam Ithmus. Antara ithmus dan magnum terdapat garis pemisah yang nampak
jelas yang disebut garis penghubung ithmus-magnum (Nalbandov, 1990).
Panjang ithmus sekitar 10 cm dan merupakan
tempat terbentuknya membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak tersusun
dari serabut protein, yang berfungsi melindungi telur dari masuknya
mikroorganisme ke dalam telur (North, 1978). Membran sel yang terbentuk terdiri
dari membran sel dalam dan membran sel luar, di dalam ithmus juga disekresikan
air ke dalam albumen. Calon telur di dalam ithmus selama 1,25 jam
(Sastrodihardjo dan Resnawati, 1999).
Dua lapisan membran sel telur saling berhimpit dan ada bagian yang
memisah/melebar membentuk bagian yang disebut rongga udara (air cell), air
cell akan berkembang mencapi 1,8 cm. Rongga udara bisa digunakan untuk
mengetahui umur telur dan besar telur (North, 1978).
f. Uterus
Uterus merupakan bagian oviduk yang melebar dan
berdinding kuat. Di dalam uterus telur mendapatkan kerabang keras yang
terbentuk dari garam-garam kalsium. Uterus (shell gland) mempunyai
panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan merupakan tempat perkembangan telur paling
lama di dalam oviduk, yaitu sekitar 18 sampai 20 jam.
Selain pembentukan kerabang pada uterus juga
terjadi penyempurnaan telur dengan disekresikannya albumen cair, meneral,
vitamin dan air melalui dinding uterus dan secara osmosis masuk ke dalam
membran sel. Pada uterus terjadi penambahan albumen antara 20 sampai 25%.
Deposisi kalsium sudah terjadi sebagian kecil
di ithmus dan dilanjutkan di uterus. Deposisi terjadi pada bagian inner
shell, lapisan mammillary (berupa kristal kalsit) yang membetuk
lapisan material berongga. Komposisi komplit dari kerabang telur berupa kalsit
(CaCO3), dan sedikit sodium, potasium dan magnesium.
Formasi terbentuknya kerabang telur dengan
adanya ketersediaan ion kalsium dan ion carbonat didalam cairan uterus
yang akan membentuk kalsium karbonat. Sumber utama ion karbonat terbentuk
karena adanya CO2 dalam darah hasil metabolisme dari sel yang
terdapat pada uterus, dan dengan adanya H2O, keduanya dirombak oleh
enzim carbonic anhydrase (dihasilkan pada sel mukosa uterus) menjadi ion
bikarbonat yang akhirnya menjadi ion karbonat setelah ion hidrogen terlepas.
Beberapa hubungan antara kalsium dalam darah, CO2 dan ion bikarbonat
di dalam uterus dalam peristiwa pembentukan kerabang telur dapat dilihat pada
gambar 19. Untuk itu pada ayam petelur perlu diperhatikan bahwa kebutuhan
kalsium terutama harus disediakan pada pakan, karena jika kekurangan kalsium
akan mengambil dari cadangan kalsium pada tulang.
kak dapusnya kok nggak ada "-'
BalasHapusNumpang komentar ya gan,
BalasHapusSaya ingin memberitahukan informasi mengenai tentang Ayam-ayaman.
Bagi para Botoh pemula yang ingin belajar cara ternak ayam, merawat ayam, menjadi ayam lebih kuat.
Anda Bisa Mengunjungi Artikel Saya Dari tajenonline.com
Mengenal Dan Kelebihan Delapan Jenis Ayam Bangkok Suro
https://tajenonline.com/mengenal-dan-kelebihan-delapan-jenis-ayam-bangkok-suro/
Sabung Ayam Aduan Mengatasi Penyakit Tetelo
https://tajenonline.com/sabung-ayam-aduan-mengatasi-penyakit-tetelo/
Anda Juga Bisa Melakukan Chatting Langsung Di Whatsapp Kami +62-8122-222-995
Terima Kasih Sudah Membaca Komentar Saya