Selasa, 28 Juli 2015

PRODUKSI TERNAK UNGGAS

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ternak unggas merupakan jenis ternak yang paling banyak dikenal dan dipelihara masyarakat kerena menghasilkan produk pangan bergizi sebagai sumber protein hewani yang paling disukai, murah, dan terjangkau oleh masyarakat luas. Jenis unggas yang umum dipelihara adalah ayam, itik, puyuh, dan burung dara. Seiring dengan berkembangnya zaman, maka perlu meningkatkan pengetahuan tentang pengenalan jenis unggas, anatomi unggas dan identifikasi penyakit pada unggas serta pengetahuan dalam menyusun ransum yang diberikan untuk unggas. Pemeliharaan kesehatan unggas merupakan bagian dari usaha meningkatkan produksi ernak, produktifitas dan reprodukivitas ternak hanya dapat dicapai secara optimal apabila ternak dalam keadaan sehat.
Unggas merupakan salah satu jenis hewan yang banyak digemari oleh manusia. Unggas mempunyai berbagai macam jenis yang dapat menarik perhatian manusia untuk bisa memeliharanya. Selain itu ada juga yang berusaha untuk dijadikan sebagai hewan ternak. Unggas berkembang biak dengan bertelur. Telur unggas mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Pada unggas jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu.
Dalam bereproduksi, Unggas adalah dengan cara bertelur sehingga pada unggas ini memilki organ reproduksi yang berbeda dengan mamalia. Kelompok unggas merupakan hewan ovipar. Sehingga tidak memiliki alat kelamin luar. Walaupun demikian, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Pada unggas organ reproduksi jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens. Sedangkan pada betina terdiri dari satu ovarium dan satu ovidak. Dari organ reproduksi tersebut maka akan diketahui fungsi dari masing-masing bagian yang berbeda dengan yang ada pada mamalia. Oleh karena itu, pembuatan laporan  ini dibuat untuk menjelaskan tentang system reproduksi pada unggas.


Tujuan praktikum Produksi Ternak Unggas adalah untuk mengetahui bagian-bagian eksterior dan interior unggas jantan dan betina baik ayam maupun itik, yang meliputi sistem pernapasan, pencernaan, reproduksi dan urinari.   
Manfaat dari praktikum Produksi Ternak Unggas adalah dapat mengetahui anatomi dan fisiologi unggas, mengetahui perbedaan antara unggas jantan maupun unggas betina, dan mengetahui fungsi dari masing-masing alat reproduksinya.








TINJAUAN PUSTAKA
                Klasifikasi standar adalah pengelompokkan jenis-jenis ayam `berdasarkan buku yang diterbitkan oleh perhimpunan Peternak Unggas Amerika Serikat, yaitu The American Standard of Perfection. Berdasarkan buku tersebut, terdapat 11 kelas ayam, namun yang dianggap penting hanya 4 kelas, yaitu kelas inggris, kelas amerika, kelas mediterania, dan kelas asia (Suprijatna et al., 2008).    
            Organ reproduksi pada unggas adalah ovarium  dan oviduct untuk unggas betina dan testis untuk unggas jantan. Pada unggas betina organ reproduksi bagian kiri yang berkembang normal dan berfungsi dengan baik (Nesheim et al., 1972), tetapi untuk bagian kanan mengalami rudimeter (Sarwono, 1988).
          Organ reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct. Pada ovarium terdapat banyak folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari infudibulum, magnum, ithmus, kelenjar kerabang telur  dan vagina (Nalbandov, 1990). Secara lengkap oviduct dan ovarium digambarkan oleh Nesheim et al. (1979)
            Ayam kelas inggris adalah sekelompok ayam yang dibentuk dan dikembangkan di Inggris. Karakteristik ayam inggris adalah bentuk tubuh besar, cuping berwarna merah, kulit putih, kerabang telur coklat kekuningan, bulu merapat ke tubuh, dan termasuk tipe pedaging. Bangsa-bangsa ayam yang termasuk kelas inggris antara lain Dorking, Autralorp, Orpington, Sussex, dan Cornish (Suprijatna et al., 2008). Ciri-ciri umum kelas inggris antara lain kulit telur berwarna coklat, kecuali bangasa ayam darling, cuping telinga berwarna merah, cakar kaki tidak berbulu, kulit berwarna putih kecuali bangsa ayam Cornish. Pada kelas ini terdapat bangsa ayam sebagai berikut, bangsa ayam Cornish, dan bangsa ayam australorp (Yuwanta, 2004).
            Ayam kelas amerika dikembangkan untuk tujuan dwiguna (dual purpose), yaitu memproduksi telur dan daging. Tanda-tanda umum ayam amerika adalah warna kulit terang, kerabang telur coklat kecuali telur ayam Lamona berwarna putih, cuping telinga berwarna merah, shank berwarna kuning, dan tidak berbulu. Bangsa ayam amerika yang terkenal adalah Plymouth Rock (PR), Rhode Island Red (RIR), Rhode Island White (RIW), Wyandotte, New Hampshire (NH), White American, Dominique, Java, Lamona, Jersey Black Giant, Buck Eye, dan Delawars (Yuwanta, 2004).
Karakteristik kelas amerika adalah bentuk tubuh sedang, cuping telinga berwarna merah, bulu mengembang, dan kulit berwarna putih.ciri khas lain kulit telur berwarna coklat kekuningan, cakar tidak berbulu, dan terkenal sebagai tipe dwiguna. Bangsa-bangsa ayam yang termasuk kedalam kelas ini adalah Plymouth Rock, Wyandotte, Rhode Island Red (RIR), New Hampshire, dan Jersey (Suprijatna et al., 2008).
Terdapat tiga bangsa yang terkenal dalam kelas asia, misalnya Brahma (di India), Langshan (dari China), dan Cochin (dari Shanghai, China). Tanda spesifik ayam asia adalah bentuk badan besar, mempunyai sifat mengeram, cakar (shank) berbulu, tulang besar dan kuat, cuping telinga merah, dan kerabang telur coklat (Yuwanta, 2004). Ayam kelas asia dibentuk dan dikembangkan di wilayah Asia. Contohnya Brahma, Langshan, dan Cochin China. Karakteristik ayam asia yaitu bentuk tubuh besar, bulu merapat ke tubuh, cuping berwarna merah, dan kerabang telur beragam coklat kekuningan sampai putih. Ciri khas lain dari kelas asia ini adalah cakar berbulu, kulit berwarna putih sampai gelap, dan merupakan ayam tipe pedaging (Suprijatna et al., 2008).
Kelompok ayam ini dibentuk dan dikembangkan di sekitar negara dan pulau di Laut Tengah, seperti Spanyol dan Italia. Karakteristik ayam kelas mediterania adalah bulu mengembang, cuping telinga berwarna putih, kerabang telur berwarna putih, dan merupakan tipe petelur. Bangsa-bangsa ayam yang termasuk kelas ini antara lain Leghorn, Ancona, Spanish, Minorca, dan Andalusia (Suprijatna et al., 2008). Kelas mediterania memiliki ciri-ciri umum antara lain ukuran badan relatif kecil, cuping telinga berwarna putih, cakar tidak berbulu, telur banyak dan berwarna putih, kulit berwarna putih kecuali leghorn dan ancona. Bangsa-bangsa ayam yang termasuk kelas ini sebagai berikut bangsa ayam Leghorn, Ancona dan Minorca (Yuwanta, 2004)



            Semua zat yang berasal dari tumbuhan dan hewan terdiri dari komponen kompleks yang tak dapat digunakan begitu saja, karena itu memerlukan pemecahan agar menjadi komponen yang lebih sederhana.Fungsi utama digesti adalah memecah molekul kompleks dan molekul besar dalam makanan sehingga molekul itu dapat diserap dan digunakan tubuh. Penguraian komponen kompleks menjadi komponen sederhana disebut hidrolisis (Tillman,. At al, 2001)
            Sistem saluran pencernaan terdiri atas saluran yang dilapisi oleh membran mukosa yang berhubungan dengan kulit luar, pada mulut dan anus. Empat lapisan yang menyusun dinding saluran pencernaan dari luar ke dalam adalahepitel squamous (di dalam bagian glandular dari perut serta kolon sederhana), lamina propria (termasukmukosa dan sub mukosa muskularis), otot-otot (seran lintang esophagus, otot halus, pada bagian selainnyaesofagus yang umumnya bagian dalam sirkuler juga bagian luarlongitudinal), arah kaudal terhadap diafragma serta yang menutupi sebagian besar saluran pencernaan (suatu penutupserosa bagian luar yang disebut peritonium viseral) (Frandson,2000).
Saliva atau kelenjar ludah dalam jumlah sedikit dikeluakan dalam mulut untuk membantu menelan makanan untuk melicinkan makanan yang masuk menuju esophagus dan diteruskan ke tembolok (Akoso, 1998).
            Organ pencernaan ayam terdiri atas mulut, faring, esophagus, tembolok, lambung,kelenjar, lambung otot, usus halus, usus buntu, usus besar, kloaka, dan alat asesoris yang berupahati, limpa, dan pankreas (Anggorodi, 1994)
            Kerongkongan atau esophagus adalah saluran yangmenuju ke tembolok dan terus berlanjut ke proventriculus.Bagian esophagus memilikikemampuan untuk mengembang sehingga menjadi tembolok.Tembolok memiliki bentuk menyerupai kantung.Pakan disimpan dalam tembolok untuk sementara, di sini terjadi pelunakandan pencernaan pendahuluan yang dibantu oleh enzim. Pakan yang berupa serat kasar dan biji- bijian tinggal di tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman(Akoso, 1998)
            Pencernaan pakan di dalam perut kelenjar hanya kecil peranannya karena makananhanya tinggal sebentar di dalam organ ini dalam waktu yang relatif singkat (Akoso, 1998).
Sebagian besar pencernaan terjadi di dalam usus halus. Proses penyerapan makanan juga mulai terjadi pada usus halus. Lapisan dalam usus halus mempunyai bangunan yang berupa tonjolan-tonjolanyang berlipat-lipat, halus, dan jumlahnya sangat banyak, yang disebut villi berfungsi memperluas permukaan absorbsi dari usus halus (Akoso, 1998).
Proses pencernaan pada unggas berlangsung sangat cepat, hanya memerlukanwaktu 2,5 jam untuk unggas betina bertelur dan 8-12 jam pada ayam betina tidak bertelur,untuk perjalanan dari mulut ke kloaka (Sarwono, 1993)




















MATERI DAN METODE
Waktu dan Tempat
Adapun waktu pelaksanaan praktikum Sistem Pencernaan pada ternak ruminansia besardan sisitem pencernan pada nggas ini di laksanakan  padahari jum’at tanggal 27 April 2012,di Kandang Peternakan Universitas jambi.
Materi
Ternak ruminansia besar(Sapi),praktikan,rumput,stetoskop,thermometer, kaos tangan, organ pencernaan ayam,terpal 1x1 m, pisau, .
3.3  Metoda















HASIL DAN PEMBAHASAN
Unggas adalah hewan dari keluarga burung yang memiliki sayap, berbulu, berkaki dua, memiliki paruh dan berkembang biak dengan cara bertelur. Contoh hewan unggas adalah, semua jenis burung, ayam, itik, angsa, mentok, dan binatang sejenisnya.
Unggas merupakan hewan yang bisa diternak untuk diambil manfaatnya. Misalnya, dagingnya, telurnya, bulunya, suaranya (kicaunya), dan sebagainya. Unggas yang paling banyak diternak adalah ayam pedaging, ayam telor dan itik. Ketiga jenis unggas ini paling banyak memiliki peranan dalam hajat hidup manusia.
Unggas merupakan salah satu jenis hewan yang banyak digemari oleh manusia. Unggas mempunyai berbagai macam jenis yang dapat menarik perhatian manusia untuk bisa memeliharanya. Selain itu ada juga yang berusaha untuk dijadikan sebagai hewan ternak. Unggas berkembang biak dengan bertelur. Telur unggas mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Pada unggas jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu.
Dalam bereproduksi, Unggas adalah dengan cara bertelur sehingga pada unggas ini memilki organ reproduksi yang berbeda dengan mamalia. Kelompok unggas merupakan hewan ovipar. Sehingga tidak memiliki alat kelamin luar. Walaupun demikian, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Pada unggas organ reproduksi jantan berupa testes, epididimis dan ductus deferens. Sedangkan pada betina terdiri dari satu ovarium dan satu ovidak. Dari organ reproduksi tersebut maka akan diketahui fungsi dari masing-masing bagian yang berbeda dengan yang ada pada mamalia. Oleh karena itu, pembuatan makalah sederhana ini dibuat untuk menjelaskan tentang system reproduksi pada unggas.
Sistem Reproduksi Jantan
Sistem reproduksi pada unggas dibedakan menjadi dua, yaitu reproduksi jantan dan reproduksi betina. Reproduksi jantan terdiri dari :

Gambar 1. Alat Reproduksi Jantan
a.    Testes
Testis ayam jantan terletak di rongga badan dekat tulang belakang, melekat pada bagian dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh ligamentum mesorchium, berdekatan dengan aorta dan vena cavar, atau di belakang paru-paru bagian depan dari ginjal. Meskipun dekat dengan rongga udara, temperatur testis selalu 41o - 43o C karena spermatogenesis (pembentukan sperma) akan terjadi pada temperatur tersebut.
Testis yang berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukaannya licin, terletak di sebelah ventral lobus renis bagian paling kranial. Alat penggantung testes adalah mesorchium yang merupakan lipatan dari peritoneum. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah tempat untuk membuat dan menyimpan spermatozoa.


Ductus Diferenss
Testes

Gambar 2. Testes
Dari praktikum yang telah di laksanakan dapat dilihat bahwa Testis ayam berbentuk biji buah buncis dengan warna putih krem. Testis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin yang lunak. Bagian dalam dari testid terdiri atas tubuli seminiferi (85% - 95% dari volume testis), yang merupakan tempat terjadinya spermatogenesis, dan jaringan intertitial yang terdiri atas sel glanduler (sel Leydig) tempat disekresikannya hormon steroid, androgen, dan testosteron. Besarnya testis tergantung pada umur, strain, musim, dan pakan.
Testis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di abdominal kearah punggung pada bagian anterior akhir dari ginjal dan berwarna kuning terang. Pada unggas testis tidak seperti hewan lainnya yang terletak di dalam skrotum (Nesheim et al., 1979). Fungsi testis menghasilkan hormon kelamin jantan disebut androgen dan sel gamet jantan disebut sperma (Nalbandov, 1990).

b.   Saluran reproduksi
Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada saat masih muda, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Di Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
Saluran deferens dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang merupakan muara sperma dari testis, serta bagian bawah yang merupakan perpanjangan dari saluran epididimis dan dinamakan saluran deferens.
Saluran deferens ini akhirnya bermuara di kloaka pada daerah proktodeum yang berseberangan dengan urodium dan koprodeum. Di dalam saluran deferens, sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum diejakulasikan. Pemasakan dan penyimpanan sperma terjadi pada 65% bagian distal saluran deferens.

c.    Epididimis
Epididimis berjumlah sepasang, berukuran kecil terletak pada sisi dorsal testis, epididimis ini adalah berupa saluran yang di lewati sperma dan menuju ke ductus deferens.

d.   Ductus deferens
Ductus deferens berjumlah sepasang. Pada hewan muda tampak halus, sedang pada hewan tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter kemudian bermuara pada urodaeum.berjumlah sepasang. Pada hewan muda tampak halus, sedang pada hewan tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter kemudian bermuara pada urodaeum.

e.    Alat kopulasi
Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang mengalami rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12-18 cm. Pada papila ini juga diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat terjadinya kopulasi.

++ Mekanisme Spermatogenesis ++

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma yang terjadi di epitelium (tubuli) seminiferi di bawh kontrol hormon gonadotropin dan hipofisis (pituitaria bagian depan). Tubuli seminiferi ini terdiri atas sel sertoli dan sel germinalis. Spermatogenesis terjadi dalam tiga fase, yaitu fase spermatogenial, fase meiosis, dan fase spermiogenesis yang membutuhkan waktu 13 - 14 hari.
Pada unggas duktus deferens berakhir pada suatu lubang papila kecil yang terletak pada dinding dorsal kloaka. Papila kecil ini merupakan rudimeter dari organ kopulasi (Nesheim et al., 1972).
Sistem Reproduksi Betina
Organ reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct. Pada ovarium terdapat banyak folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari infudibulum, magnum, ithmus, kelenjar kerabang telur  dan vagina (Nalbandov, 1990). Secara lengkap oviduct dan ovarium digambarkan oleh Nesheim et al. (1979) seperti tampak pada gambar 3
Gambar 3. Alat Reproduksi Betina (gambar praktikum)
Gambar 4. Alat Reproduksi Betina (gambar literatur)
a.    Ovarium
Ovarium yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
Ovarium terletak pada daerah kranial ginjal diantara rongga dada dan rongga perut pada garis punggung sebagai penghasil ovum. Ovarium sangat kaya akan kuning telur atau yang disebut yolk. Ovarium terdiri atas dua lobus besar yang banyak mengandung folikel-folikel (Nalbandov, 1990). Ovarium biasanya terdiri dari 5 sampai 6 ovum yang telah berkembang dan sekitar 3.000 ovum yang belum  masak yang berwarna putih (Akoso, 1993).
Yolk merupakan tempat disimpannya sel benih (discus germinalis) yang posisinya pada permukaan  dipertahankan oleh latebra. Yolk dibungkus oleh suatu lapisan membran folikuler yang kaya akan kapiler darah, yang berguna untuk menyuplai komponen penyusun yolk melalui aliran darah menuju discus germinalis. Ovum juga dibungkus oleh suatu membran vitelina dan pada ovum masak membran vitelina dibungkus oleh membran folikel. Bagian yolk mempunyai suatu lapisan yang tidak mengandung pembuluh kapiler darah yang disebut stigma. Pada bagian stigma inilah akan terjadi perobekan selaput folikel kuning telur, sehingga telur akan jatuh dan masuk ke dalam ostium yang merupakan mulut dari infundibulum (Nesheim et al., 1979).
Oviduk mempunyai struktur yang kompleks untuk menghasilkan bahan sekitar 40 g (10 g padat dan 30 g air) dalam waktu sekitar 26 jam. Secara garis besar terdiri lapisan perotoneal eksternal (serosa), lapisan otot longitudinal luar dan sirkuler dalam, lapisan jaringan pengikat pembawa pembuluh darah dan syaraf, serta lapisan mukosa yang melapisi seluruh duktus. Pada ayam muda mukosa bersifat sederhana tanpa lekukan maupun lipatan. Pada saat mendekati dewasa kelamin serta mendapat stimulus dari estrogen dan progresteron, maka oviduk menjadi sangat kompleks dengan terbentuknya ikatan-ikatan primer, sekunder dan tersier. Pada puncak aktivitas sekresinya, sel-sel menunjukkan bentuk variasinya dari kolumner tinggi sipleks sampai kolumner transisional yang memiliki silia. Oviduk unggas tidak dapat membedakan antara ovum dengan benda-benda asing, sehingga akan tetap mensekresikan albumen, kerabang lunak dan kerabang keras disekitar benda asing.
b.   Saluran reproduksi
Saluran reproduksi oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulum yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya dapat magnum yang berfungsi mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland mempunyai fungsi untuk menghasilkan cangkang kapur.

c.    Infundibulum.
Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang sekitar 9 cm (North, 1978). Infundibulum berbentuk seperti corong atau fimbria dan menerima telur yang telah diovulasikan. Pada bagian kalasiferos merupakan tempat terbentuknya kalaza yaitu suatu bangunan yang tersusun dari dua tali mirip ranting yang bergulung memanjang dari kuning telur sampai ke kutub-kutub telur (Nalbandov 1990).


Pada bagian leher infundibulum yang merupakan bagian kalasiferos juga merupakan tempat penyimpanan sperma, sperma juga tersimpan pada bagian pertemuan antara uterus dan vagina. Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga saat fertilisasi (Sastrodihardjo dan Resnawati, 1999).
Infundibulum selain tempat ovulasi juga merupakan tempat terjadinya fertilasi. Setelah fertilasi, ovum akan mengalami pemasakkan setelah 15 menit di dalam infundibulum, dan dengan gerak peristaltik ovum yang terdapat pada yolk akan masuk ke bagian magnum (Nesheim et al., 1979).
d.   Magnum
Magnum merupakan saluran kelanjutan  dari oviduk dan merupakan bagian terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dengan magnum tidak dapat terlihat dari luar. Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm  dan tempat disekresikan albumen telur. Proses perkembangan telur dalam magnum sekitar 3 jam (North, 1978).
Albumen padat yang kaya akan mucin disekresikan oleh sel goblet yang terletak pada permukaan mukosa magnum dan jumlah albumen yang disekresikan sekitar 40 sampai 50% total albumen telur.
e.    Ithmus
Setelah melewati infundibulum telur masuk ke dalam Ithmus. Antara ithmus dan magnum  terdapat garis pemisah yang nampak jelas yang disebut garis penghubung  ithmus-magnum (Nalbandov, 1990).
Panjang ithmus sekitar 10 cm dan merupakan tempat terbentuknya membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak tersusun dari serabut protein, yang berfungsi melindungi telur dari masuknya mikroorganisme ke dalam telur (North, 1978). Membran sel yang terbentuk terdiri dari membran sel dalam dan membran sel luar, di dalam ithmus juga disekresikan air ke dalam albumen. Calon telur di dalam ithmus selama 1,25 jam (Sastrodihardjo dan Resnawati, 1999).
Dua lapisan membran sel telur saling berhimpit dan ada bagian yang memisah/melebar membentuk bagian yang disebut rongga udara (air cell), air cell akan berkembang mencapi 1,8 cm. Rongga udara bisa digunakan untuk mengetahui umur telur dan besar telur (North, 1978).
f.     Uterus
Uterus merupakan bagian oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di dalam uterus  telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam kalsium. Uterus (shell gland) mempunyai panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan merupakan tempat perkembangan telur paling lama di dalam oviduk, yaitu sekitar 18 sampai 20 jam.
Selain pembentukan kerabang pada uterus juga terjadi penyempurnaan telur dengan disekresikannya albumen cair, meneral, vitamin dan air melalui dinding uterus dan secara osmosis masuk ke dalam membran sel. Pada uterus terjadi penambahan albumen antara 20 sampai 25%.
Deposisi kalsium sudah terjadi sebagian kecil di ithmus dan dilanjutkan di uterus. Deposisi terjadi pada bagian inner shell, lapisan mammillary (berupa kristal kalsit) yang membetuk lapisan material berongga. Komposisi komplit dari kerabang telur berupa kalsit (CaCO3), dan sedikit sodium, potasium dan magnesium.
Formasi terbentuknya kerabang telur dengan adanya ketersediaan ion kalsium dan ion carbonat  didalam cairan uterus yang akan membentuk kalsium karbonat. Sumber utama ion karbonat terbentuk karena adanya CO2 dalam darah hasil metabolisme dari sel yang terdapat pada uterus, dan dengan adanya H2O, keduanya dirombak oleh enzim carbonic anhydrase (dihasilkan pada sel mukosa uterus) menjadi ion bikarbonat yang akhirnya menjadi ion karbonat setelah ion hidrogen terlepas. Beberapa hubungan antara kalsium dalam darah, CO2 dan ion bikarbonat di dalam uterus dalam peristiwa pembentukan kerabang telur dapat dilihat pada gambar 19. Untuk itu pada ayam petelur perlu diperhatikan bahwa kebutuhan kalsium terutama harus disediakan pada pakan, karena jika kekurangan kalsium akan mengambil dari cadangan kalsium pada tulang.


2 komentar:

  1. kak dapusnya kok nggak ada "-'

    BalasHapus
  2. Numpang komentar ya gan,
    Saya ingin memberitahukan informasi mengenai tentang Ayam-ayaman.
    Bagi para Botoh pemula yang ingin belajar cara ternak ayam, merawat ayam, menjadi ayam lebih kuat.

    Anda Bisa Mengunjungi Artikel Saya Dari tajenonline.com

    Mengenal Dan Kelebihan Delapan Jenis Ayam Bangkok Suro
    https://tajenonline.com/mengenal-dan-kelebihan-delapan-jenis-ayam-bangkok-suro/

    Sabung Ayam Aduan Mengatasi Penyakit Tetelo
    https://tajenonline.com/sabung-ayam-aduan-mengatasi-penyakit-tetelo/

    Anda Juga Bisa Melakukan Chatting Langsung Di Whatsapp Kami +62-8122-222-995

    Terima Kasih Sudah Membaca Komentar Saya

    BalasHapus