Rabu, 11 November 2015

LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT



LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PROGAM PNPM DI DESA KOTA BARU KECAMATAN GERAGAI
KABUPATEN  TANJUNG JABUNG TIMUR



OLEH:

NURSHOLEH                                 E10011128







FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014


KATA PENGATAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Semester Pemberdayaan Masyarakat ini.
            Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami dalam  melaksanakan belajar. Dan tak lupa pula kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Semester ini masih banyak kesalahan dan kekurangan sehingga laporan ini dikatakan belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu penulis untuk perbaikkan tugas selanjutnya.


Jambi,  Januari 2014


      Penulis                         












DAFTAR ISI

       Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................           i
DAFTAR ISI..............................................................................................          ii
PENDAHULUAN......................................................................................         1
Latar Belakang............................................................................................          1
Tujuan.........................................................................................................          2
MATERI DAN METODA............................................................................        3
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................          4
Program Pembangunan Jembatan.................................................................          5
Sasaran Pemberdayaan................................................................................          5
Demografi Wilayah Tanjung Jabung Timur.....................................................          5
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk.............................................................           9
Monografi Wilayah Desa Kota Baru............................................... ............        11
Potensi Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur.......................................          15
Upaya Pemerintah didalam Pemberdayaan..................................................          27
PENUTUP..................................................................................................          29
Kesimpulan...............................................................................................          29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
 
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Bardasarkan praktek di lapangan, mata kuliah pemberdayaan masyarakat pada tanggal  29 Desember 2013 di desa Kota Baru , Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, provinsi Jambi. Dalam rangka melaksanakan paktek mata kuliah pemberdayaan masyarakat maka kami mahasiswa di wajibkan untuk melaksakan praktek langsung ke masyarakat khusus nya  di Desa Kota Baru ,kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, provinsi Jambi. Sesuai dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M). Pembangunan Jembatan dimaksudkan untuk mempermudah serta melancarkan aktivitas perekonomian masyarakat setempat, dengan adanya pembangunan jembatan di desa kota baru ini oleh pemerintah daerah setempat secara langsung atau pun tidak langsung akan mensejahterahkan masyarakat di desa tersebut.
Istilah pemberdayaan pertama kali digunakan oleh aktivis Gerakan Black Panther dalam mobilisasi politik di USA pada 1960-an. Konsep ini dorman selama dekade 1970-an. Pada pertengahan dekade 1980-an, Gerakan Kaum Wanita mempopulerkan kembali konsep pemberdayaan. Kini konsep “pemberdayaan” telah masuk keberbagai disiplin ilmu, baik pada tataran teori maupun praktek. Bahkan, istilah “pemberdayaan” telah menjadi suatu kata plastis, yang digunakan dalam berbagai konteks, sehingga mengaburkan makna yang sebenarnya (Aithai Vathsala, 2005: 2).
Program pemberdayaan masyarakat PNPM di desa kota baru ini termasuk kedalam progam PPIP, yaitu PPIP program berbasis pemberdayaan masyarakat di bawah payung PNPM Mandiri, yang komponen kegiatannya meliputi fasilitasi dan mobilisasi masyarakat sehingga mampu melakukan identifikasi permasalahan ketersediaan dan akses ke infrastruktur dasar, menyusun perencanaan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur.
Sekretariat Tim Pengendalian PNPM Mandiri (2007: 1) menjelaskan bahwa, PNPM Madiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
PPIP bertujuan menciptakan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok sehingga mampu memecahkan berbagai permasalahan terkait kemiskinan dan ketertinggalan yang ada di desanya. Jadi prisnsip nya program pemberdayaan yang dilakukkan dan dilaksanakan oleh pemerintah tak lain bertujuan untuk mensejahterahkan masyarakatnya dengan cara memberdayakan masyarakat itu sendiri, sehingga masyarakat akan berdaya dan angka kemiskinan akan berkurang secara perlahan-lahan.
Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum Pemberdayaan Masyarakat ini adalah :
a.       Mengurangi hambatan atau kendala yang dialami masyarakat setempat
b.      Memudahkan askes keluar masuk di Desa Kota Baru sehingga daerah tersebut tidak terisolasi
c.       Meningkatkkan kemampuan pelaku ekonomi yang ada di Desa Kota Baru
d.      Mensejahterahkan kehidupan masyarakat setempat
e.       Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.
f.       Meningkatkan pendapatan masyarakat dengan akses jalan yang lancar sehingga perekonomian pun meningkat



MATERI DAN METODA
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum Pemberdayaan Masyarakat yaitu pada hari Minggu tanggal 29 Desember 2014 yang dilaksanakan di Desa Kota Baru, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.
Materi Dan Metoda
Adapun materi yang digunakan pada saat pelaksanaan praktikum Pemberdayaan Masyarakat yaitu menggunakan buku panduan praktikum/ tuntunan praktikum, surat pengantar dari Fakultas Peternakan Universitas Jambi, kamera, perekam suara, buku tulis, dan pena.
Sedangkan untuk metoda yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode kunjungan ke tempat, dan wawancara.







HASIL DAN PEMBAHASAN
Program Pembangunan Jembatan
Berdasarkan hasil prkatek Langsung di Lapangan pada tangal 29 Desember 2013 di Desa Kota Baru, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Program pemberdayaaan yang ada di desa Kota Baru berupa PPIP. PPIP merupakan program berbasis pemberdayaan masyarakat di bawah payung PNPM Mandiri, yang komponen kegiatannya meliputi fasilitasi dan mobilisasi masyarakat sehingga mampu melakukan identifikasi permasalahan ketersediaan dan akses ke infrastruktur dasar, menyusun perencanaan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur. Dengan pembangunan Jembatan di desa ini diharapkan akan berpengaruh besar bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kota Baru. Hal ini terbukti dengan akses yang tadinya ditempuh dengan jarak yang cukup jauh, kini dengan adanya jembata tersebut masyarakat jadi terbantu dengan akses yang lebih cepat dari pada sebelum ada jembatan dari proram PNPM ini. Pada dasarnya PPIP bertujuan menciptakan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok sehingga mampu memecahkan berbagai permasalahan terkait kemiskinan dan ketertinggalan yang ada di desanya.
Prinsip-prinsip penyelenggaraan PPIP adalah:
  1. Dapat diterima (Acceptable), pemilihan kegiatan dilakukan berdasarkan musyawarah desa sehingga dapat diterima oleh masyarakat secara luas (acceptable). Prinsip ini berlaku dari sejak pemilihan lokasi pembangunan infrastruktur, penentuan spesifikasi teknis, penentuan mekanisme pengadaan dan pelaksanaan kegiatan, termasuk pada penetapan mekanisme pemanfaatan dan pemeliharaannya.
  2. Transparansi, penyelenggaraan kegiatan dilakukan bersama masyarakat secara terbuka dan diketahui oleh semua unsur masyarakat (transparent). Transparansi antara lain dilakukan melalui penyebaran informasi terkait program secaraakurat dan mudah diakses oleh masyarakat.
  3. Akuntabel, penyelenggaraan kegiatan yang dilaksanakan masyarakat harus dapat dipertanggungjawabkan (accountable), dalam hal ketepatan sasaran, waktu, pembiayaan, dan mutu pekerjaan.
  4. Berkelanjutan, penyelenggaraan kegiatan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan (sustainable) yang ditandai dengan adanya rencana pemanfaatan, pemeliharaan dan pengelolaan infrastruktur terbangun  secara mandiri oleh masyarakat.
Sasaran Pemberdayaan
      Adapun sasaran dari pemberdayaan masyarakat ini adalah di Desanya, bukan di individu masyarakat. Program ini di tujukan untuk kepentingan bersama seluruh desa. Dengan adanya pembangunan jembatan yang ada di desa tersebut akan mempermudah akses menuju ke perkebunan warga yang ada di seberang sungai kota baru.

Demografi Wilayah Tanjung Jabung Tmur
Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbentuk berdasarkan undang-undang No. 54 Tahun 1999 undang-undang No. 14 Tahun 2000 dengan luas 5.445 Km2 atau 10,2 % dari luas wilayah propinsi Jambi, namun sejalan dengan berlakunya undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk perairan dan 30 pulau kecil (termasuk pulau berhala, 11 diantaranya belum bernama) menjadi 13.102,25 Km2. Disamping itu memiliki panjang pantai sekitar 191 km atau 90,5 % dari panjang pantai propinsi Jambi.

http://www.tanjabtimkab.go.id/v2/images/stories/gambar/peta%20tjt%20adm.jpg
Gambar 1. Peta Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang terletak di pantai timur pulau Sumatera ini berbatasan langsung dengan Propinsi Kepulauan Riau dan merupakan daerah hinterland segitiga pertumbuhan ekonomi Singapura-Batam-Johor (SIBAJO).
Wilayah perairan laut kabupaten ini merupakan bagian dari alur pelayaran kapal nasional dan internasional (ALKI I) dari utara keselatan atau sebaliknya, sehingga dari sisi geografis daerah ini sangat potensial untuk berkembang.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara geografis terletak pada 0°53’ - 1°41’ LS dan 103°23 - 104°31 BT dengan luas 5.445 Km² dengan ketinggian Ibukota-Ibukota Kecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur berkisar antara 1-5 m dpl. Kabupaten Tanjung Jabung Timur mempunyai luas wilayah 5.445 Km², dengan batas-batas sebagai berikut :
·      Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
·      Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kab. Muaro Jambi dan Prov. Sumatera Selatan.
·      Sebelah Barat : berbatasan dengan Kab. Tanjung Jabung Barat dan Kab. Ma Jambi.
·      Sebelah Timur : berbatasan dengan Laut Cina Selatan.

Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur ke beberapa Ibu Kota Kabupaten / Kota dalam Provinsi Jambi :
·         Muara Sabak – Jambi lewat Sengeti : 124 Km
·         Muara Sabak – Kuala Tungkal lewat Simpang Tuan : 129 Km
·         Muara Sabak – Muara Bulian lewat Bajubang Laut : 172 Km
·         Muara Sabak – Sengeti lewat Simpang Tuan : 94 Km
·         Muara Sabak – Muaro Bungo lewat Muaro Bulian : 347 Km
·         Muara Sabak – Muaro Tebo lewat Muaro Bulian : 299 Km
·         Muara Sabak – Sarolangun lewat Muaro Bulian : 290 Km
·         Muara Sabak – Bangko lewat Sarolangun : 364 Km
·         Muara Sabak – Sungai Penuh lewat Bangko : 534 Km
·         Muara Sabak – Jambi lewat Zone V - Jembatan Batanghari II : 60 Km
Untuk Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat ditempuh melalui 3 (tiga) Jalur / Ruas Jalan yaitu :
1. Jalur Timur, melalui Ruas Jalan Jambi – Suak Kandis (134 Km)
2. Jalur Barat, melalui Ruas Jalan Jambi – Sengeti – Simpang Tuan (122 Km)
3. Jalur Tengah (dalam persiapan), melalui Ruas Jalan Jambi – Jambi Kecil – Rantau Karya / Zone V (37 Km).

Iklim merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh cukup besar terhadap berhasil tidaknya pembangunan pertanian maupun non pertanian. Kondisi iklim secara makro sangat sulit untuk dikendalikan karakteristiknya, karena dipengaruhi oleh letak geografis dan bentuk kawasan. Dalam hal ini kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi iklim setempat. Berdasarkan Zona Agroklimat B 1 dengan 8 bulan basah (bulan dengan curah hujan > 200 mm) dan 2 bulan kering (bulan dengan curah hujan < 100 mm) berturut-turut. Bulan basah terjadi pada bulan Oktober sampai April, sedangkan bulan kering terjadi mulai bulan Juni sampai Agustus.
Untuk semua wilayah di Kab Tanjung Jabung Timur, sepanjang tahun 2008 mempunyai curah hujan tahunan sekitar 2.000 – 3.000 mm, dimana 8 – 10 bulan basah, 2 – 4 bulan kering. Rata-rata curah hujan bulan basah 179 – 279 mm dan bulan kering 68 – 106 mm. Suhu udara rata-rata 25,90 C – 27,40 C, kelembaban udara 78% - 81% pada bulan Desember–Januari dan 73% pada bulan September.
Seperti halnya daerah-daerah lain di Provinsi Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki iklim yang cukup baik serta curah hujan yang cukup tinggi. Tetapi bila musim panas tiba, Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk daerah yang rawan kebakaran. Hal ini disebabkan sebagian besar tanaman yang ada adalah tanaman sawit dan tanah gambut.
Ketinggian suatu tempat dari permukaan laut dapat mempengaruhi sifat tumbuhnya suatu tanaman karena adanya perbedaan suhu yang disebabkan oleh ketinggian, dimana tiap naik 100 M maka suhu udara turun 0,6° C. Kabupaten Tanjung Jabung Timur mempunyai ketinggian kurang lebih 0 – 100 M dari permukaan laut. Topografi daerah pada umumnya dataran rendah terdiri dari rawa/gambut dengan permukaan tanah banyak dialiri pasang surut air laut.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang sebagian secara topografi, seluruh kawasan mempunyai kelerengan antara 0 – 3 % (datar). Kawasan ini dapat dikembangkan sebagai kawasan pertanian dengan syarat input drainase, yang berfungsi juga sebagai saluran irigasi karena adanya pengaruh arus pasang. Berdasarkan hasil studi serta pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya, semua elevasi di daerah rawa-rawa sepanjang Sungai Batanghari dinyatakan dalam acuan ketinggian yang sama, yaitu dalam meter di atas Project reference Level (M + PRL). Acuan ketinggian di kawasan perencanaan diambil dari ketinggian BM (Bench Mark) BK 63.
Penyebaran tanah di kawasan Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara makro pada umumnya adalah tanah yang selalu dipengaruhi oleh air, yaitu tanah-tanah yang berumur muda dan tanah organik atau tanah gambut. Beberapa jenis tanah yang terdapat di kawasan perencanaan menurut Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor (1983), yaitu : Aluvial Tionik, Aluvial Gleik, Aluvial Humik, Organosol Fibrik, Organosol Saprik, Organosol Humik, dan Gleisol Humik.


Jumlah Dan Pertumbuhan Penduduk


Komposisi penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur didominasi oleh penduduk muda/dewasa. Hal menarik yang dapat diamati pada piramida penduduk adalah adanya perubahan arah perkembangan penduduk yang ditandai dengan penduduk usia 0-4 tahun yang jumlahnya lebih sedikit dari kelompok penduduk usia yang lebih tua yaitu 5-9 tahun. Artinya Pemerintah berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhan yang rendah atau lebih rendah dibanding sebelumnya.
Jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur berdasarkan hasil final sensus penduduk 2010 mencapai 205.272 jiwa. Dengan pertumbuhan sebesar 0,66 % pertahun untuk periode 2000 – 2010, serta kepadatan 37,70 jiwa/km2, Dengan luas wilayah sekitar 5.445 km2, setiap km2 ditempati penduduk sebanyak 39,26 orang pada Tahun 2009. Jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Muara Sabak Timur, karena merupakan pusat perdagangan dan pelabuhan diwilayah ini sebelum terbentuknya Kabupaten tanjung Jabung Timur, sedangkan jumlah penduduk terendah di Kecamatan Berbak sebanyak 9.805 jiwa. Pertumbuhan penduduk yang rendah pada setiap tahunnya perlu terus dijaga di tahun-tahun mendatang.
Secara umum jumlah penduduk perempuan lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. dengan rincian pria 105.359 jiwa dan wanita 99.913 jiwa, Hal ini dapat dilihat dari angka seks rasio yang nilainya lebih dari 100. Tahun 2009, setiap  100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki.

Tabel 1. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, Luas dan Kepadatan Menurut
                Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2010
No
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Jumlah RT
Luas (Km2)
Kepadatan (jiwa/km2)
1.
Mendahara
25.581
6.350
911,15
28,08
2.
Mendahara Ulu
14.440
3.597
381,30
37,87
3.
Geragai
20.919
5.272
285,35
73,31
4.
Dendang
14.895
3.825
478,17
31,15
5.
Muara Sabak Barat
15.233
3.818
251,75
60,51
6.
Muara Sabak Timur
30.906
7.702
410,28
75,33
7.
Kuala Jambi
14.003
3.297
120,52
116,19
8.
Rantau Rasau
22.078
6.037
356,12
62,00
9.
Berbak
9.805
2.621
194,46
50,42
10.
Nipah Panjang
25.326
6.082
234,70
107,88
11.
Sadu
12.086
2.873
1.821,20
6,64

Jumlah
205.272
51.474
5.445,00
37,70
Sumber : BPS Sensus Penduduk 2010
Desa Kota Baru secara administratif berada di Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dengan Luas lebih kurang 3.620 Ha dan Jumlah penduduk 1.809 jiwa  (terdiri dari laki-laki 971 jiwa dan perempuan 838 jiwa).
Berdasarkan sejarahnya Desa Kota Baru merupakan desa Transmigrasi, mata pencarian penduduk adalah bertani terutama padi dan palawija. Awalnya mata pencaharian ini tidak menjanjikan kepada masyarakat , kondisi wilayahnya sebagian bergambut dan gangguan hama babi membuat mereka sering gagal panen, diperparah lagi pada saat itu transportasi dan komunikasi belum memadai sehingga harga hasil panen tidak stabil.
Perubahan mulai dirasakan semenjak perintahan Bupati Abdullah Hick, yang memprioritaskan pembangunan infrastruktur terutama jalan, sehingga membuka keterisoliran Desa Kota Baru dan meningkatkan hasil usaha tani sebagai imbas kebijakan pemerintah dalam pembangunan pertanian. Pada tahun 2008 Desa Kota Baru dicanangkan pemerintah sebagai BANGDES MADU (Pembangunan Desa Mandiri Terpadu ) sehingga menarik Pemerintah pusat untuk melaksanakan momentum Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia SBY. Perkembangan lebih lanjut adalah dengan penetapan oleh Menteri Transmigrasi untuk wilayah Kecamatan Geragai Sebagai KOTA MANDIRI TERPADU di Provinsi Jambi.
Dengan demikian Kota Baru sudah menjadi pusat perhatian baik di tingkat provinsi maupun di tingkat nasional berakibat pada harga lahan di Desa Kota Baru melambung tinggi menggugah iman masyarakat Desa Kota Baru untuk menjual lahan mereka.
Hal ini, menjadi perhatian pemerintah daerah untuk mensikapi pemilikan lahan masyarakat Desa Kota Baru bersama-sama TP PKK Tanjung Jabung Timur melaksanakan trobosan-trobosan perifikasi pangan dan peningkatan fungsi lahan melalui pemanfaatan tanah pekarangan guna peningkatan ekonomi masyarakat.

Monografi Wilayah Desa Kota Baru
Desa Kota Baru terletak di Kecamatan Geragai Kabupaten Tanjung Timur Provinsi Jambi. Luas Desa 3.620 Ha. Dengan batas wilayah  sebelah Utara dengan Desa Suka Maju, sebelah selatan dengan hutan Negara sebelah Barat dengan Desa Rantau karya dan sebelah timur berbatasan dengan Parit Culum II.
1.      Orbitasi ( jarak dari pusat pemerin Desa/ kelurahan
·        Jarak dari pusat Pemerintah Kecamatan sejauh 22 Km
·        Jarak dari pusat Pemerintah Administrasi  sejauh 20 Km
·        Jarak dari Ibu Kota Kabupaten sejauh 15 Km
·         Jarak dari Kota Provinsi  sejauh  62 Km

2.      Pertahanan
Status tanah Kas Desa
  1. Tanah Pangonan seluas 2 Ha
  2. Tanah Desa Lainnya seluas 2 Ha
·         Penggunaan 1 buah Pasar Desa seluas 2 Ha
·         Tanah yang belum dikelola  Hutan    200 Ha



3.    Kependudukan
Adapunjumlah penduduk Desa Kota Baru adalah 1.809 Orang. Dengan rincian sebagai berikut :
  1. Laki – laki  sebanyak 971 Orang
  2. Perempuan sebanyak 838 Orang
Jumlah Penduduk menurut agama
1.        Islam sebanyak 1.782 Orang
2.        Kristen  sebanyak  22 Orang
3.        Khtholik sebanyak  5 Orang
Jumlah Penduduk menurut Usia
  1. Kelompok Pendidikan 0 – 3 tahun sebanyak 141orang
  2. Kelompok Pendidikan 4 – 6 tahun sebanyak 140 orang
  3. Kelompok Pendidikan 7 – 12 tahun  sebanyak 196 orang
  4. Kelompok Pendidikan 13 – 15 tahun  sebanyak 92 orang
  5. Kelompok Pendidikan 16 – 18 tahun sebnayak  955 orang
  6. Kelompok Pendidikan 19 th keatassebnayak  40 orang
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
1.         Lulus Pendidikan Umum SD sebanyak 141 orang
2.         Lulus Pendidikan Umum SMP/SLTP sebanyak 94 Orang
3.         Lulus Pendidikan Umum SMA/SLTA sebanyak 196 Orang
4.         Lulus Pendidikan Umum Akademi ( D1 – D3) sebanyak 8 Orang
5.         Lulus Pendidikan Umum Sarjana sebanyak ( S1 – S3 ) 24 Orang
6.         Lulus Pendidikan Khusus Pondok Pesantren sebanyak 2 Orang
7.         Lulus Pendidikan Khusus Madrasah sebanyak 3 Orang
Jumlah penduduk Mata Pencaharian
  1. Karyawan / PNS Sebanyak 59 Orang
  2. Karyawan/ ABRI Sebanyak 1 Orang
  3. Tani Sebanyak 107 Orang
  4. Pertukangan Sebanyak 52 Orang
  5. Buruh Tani Sebanyak 158 Orang
  6. Nelayan Sebanyak 10 Orang
Jumlah Perangkat Desa
1.      Kepala Desa 1 Orang
2.      Sekretaris Desa 1 Orang
3.      Kepala Urusan  3 Orang
4.      Kepala Dusun  4 Orang
Pembinaan RT / RW
 Jumlah pengurus RT dan RW tertatar 16 Orang
       Pajak Bumi dan Bangunan
-       Jumlah wajib pajak ( NPWP ) 432 Orang
-       Jumlah SPPT 833 Orang
-       Jumlah Ketetap s/d 2010 13.521 Orang

4.      Badan perwakilan Desa
-         Jumlah Anggota BPD 5 Orang
-         Nama Ketua BPD adalah SUDARNO
5.  Keuangan dan Sumber-sumber Pendapatan Desa Tahun 2010
  -    Anggaran Pendapatan dan belanja Desa Rp. 176.530.400,-
6.  Bidang Pembangunan
Agama
  1. Sarana peribadatan Masjid 4 buah
  2. Sarana Peribadatan Musholla 1 buah
  3. Sarana Peribadatan Gereja  1 buah
      Kesehatan
  1. Poliklinik / Balai Pelayanan Masyarakat 1 buah
  2. Puskesmas Pembantu dengan Tenaga 1 Perawat  1 bidan
  3. Praktek Dokter Umum  2 Orang
  4. Praktek Dokter Hewan 1 Orang
  5. Dukun Bayi  8 Orang

Pendidikan
      Pendidikan Umum Negeri
  1. Kelompok bermain 2 buah
  2. TK 1 buah
  3. SD 1 buah
  4. SMP / SLTP  1 buah
Pertanian
Padi dan Palawija
  1. Padi 25 Ha
  2. Taman 1 buah 1 Ha
  3. Kebun sawit dan karet 100 Ha
Perikanan
1.      Tambak / kerambah
2.      Empang
Peternakan
1.        Ayam Kampung sebanyak 3.432 ekor
2.        Ayam Ras sebanyak 210 ekor
3.        Itik sebanyak 47 ekor
4.        Kambing sebanyak 219 ekor
5.        Sapi Biasa sebanyak  458 ekor
6.        Kerbau sebanyak 15 ekor
7.      Kejuaraan Lomba Desa / Kelurahan
1.        Juara III tingkat Kecamatan tahun 2010
2.        Juara I tingkat Nasional Posyandu Tahun 2009
3.        Juara I tingkat Provinsi Jambi Pengarusutamaan Gender Tahun 2010
4.        Juara I tingkat Provinsi Jambi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Tahun 2010
8.      Organisasi Sosial
1.      Karang Taruna  60 anggota
2.      Kelompok PKK 70 anggota
3.      Dasa wisma 23 Kelompok
Potensi Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur

1.      Sektor Peternakan

Pada dasarnya Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki potensi yang cukup tinggi untuk pengembangan peternakan. Terutama sumberdaya lahan sebagai basis ekologis. Sub-sektor peternakan merupakan salah satu bidang pembangunan yang cukup prospektif untuk dikembangkan. Ternak besar seperti sapi yang dipelihara dan dibudidayakan untuk kepentingan pasar domestik khususnya untuk Batam, kepulauan Riau, Riau dan kota Jambi umumnya berasal dari Kecamatan Rantau Rasau. Alam yang dimiliki Kabupaten Tanjung Jabung Timur memberi potensi wilayah untuk dapat berkembang sebagai pusat pengembangan peternakan, khususnya ternak besar.
Jenis ternak yang umumnya diusahakan oleh penduduk yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah unggas, kambing, dan sapi. Jenis unggas yang dipelihara adalah ayam buras, ayam pedaging, dan itik Berdasarkan data yang diterbitkan oleh BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2010, bahwa sub sektor peternakan dibagi menjadi 5 yaitu peternakan sapi dengan jumlah populasi 11.876 ekor, kambing dan domba dengan jumlah populasi 24.198 ekor kerbau dengan jumlah populasi 530 ekor dan unggas (ayam pedaging dengan jumlah populasi 33.050 ekor, ayam buras dengan jumlah populasi 387.270 ekor, dan itik dengan jumlah populasi 28.303 ekor) dengan trend pertumbuhan 6,8 % pertahun.
2.      Sektor Pertanian
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2010, Luas areal produksi padi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2010 seluas 31,274 Ha, sedangkan produksi padi tahun 2010 sebesar 108,052 ton. Dari uraian tersebut diatas dapat dianalisa bahwa komoditi beras pada tahun 2010 sebanyak 64,737 ton dengan surplus beras 40,190 ton beras atau 62,1 %. Jika didasarkan pada kebutuhan beras perkapita adalah 120 Kg pertahun, berarti produksi beras tahun 2010 sebanyak 64,737 ton atau 64.737.000 Kg dapat memenuhi dari seluruh jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur, saat ini Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan salah satu lumbung pangan Provinsi Jambi. Sentra padi yang berada di kawasan permukiman transmigrasi Kecamatan rantau rasau dan Nipah Panjang ini dikembangkan dengan harapan dapat meningkatkan efektifitas penggunaan lahan, agar dapat berproduksi 2 kali dalam setahun. Sentra padi yang berada di kawasan transmigrasi Kecamatan Rantau Rasau dan Nipah Panjang merupakan sentra padi Internasional.
Luas areal jagung pada tahun 2010 seluas 830 ha mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan luas panen tahun 2009. Dengan produksi sebesar 2.075 ton, dari uraian tersebut diatas dapat dianalisa bahwa komoditi jagung pada tahun 2010 sebanyak 6,313 ton dengan surplus 6,230 ton atau 99 %. sedangkan luas areal kacang kedelai 1.352 ha dengan produksi sebesar 1.622 ton sehingga produksi komoditi kedelai pada tahun 2010 sebesar 4.084 ton dengan surplus 2.044 ton atau 50 %, Untuk komoditi kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar pada tahun 2010 mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan produksi tahun 2009.
Sentra Holtikultura di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat di Kecamatan Berbak seluas 356 Ha dengan produksi sebesar 11.567 Kwt, dan Nipah Panjang seluas 343 Ha dengan produksi sebesar 5614 kwt dan Kecamatan Dendang seluas 159 Ha dengan produksi 796 kwt.
Tabel 2.  Produktifitas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2006 – 2010  di
                 Kabupaten Tanjung Jabung Timur
NO
URAIAN
TAHUN
2006
2007
2008
2009
2010
1.
Luas Areal Prod. Padi (Ha)
39.932
32.524
33.458
32.989
31.274
2.
Produksi Padi (Ton)
108.866
112.329
115.591
113.596
108.052
3.
Luas Areal Prod. Jagung
502
949
879
1.779
830
4.
Produksi Jagung (Ton)
1.494
2.855
2.646
5.230
2.075
5.
Luas Areal Prod. Kedelai
1.732
1.205
1.911
2.507
1.352
6.
Produksi Kedelai (Ton)
2.553
1.642
2.630
3.379
1.622
Sumber : BPS Kab. Tanjung Jabung Timur
3.      Sektor Perkebunan
 Khusus untuk tanaman perkebunan tanaman keras diusahakan di daerah selatan dan barat (hulu) Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Komoditas yang sesuai adalah karet, kelapa sawit, coklat, lada dan kopi, sedangkan tanaman perkebunan yang bersifat bukan tanaman keras yang sesuai untuk dikembangkan adalah kelapa, dimana dominasi kesesuaian lahan berada di daerah hilir (timur dan utara). Jika dilihat perwilayahan komoditi perkebunan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu pada bagian hilir, potensial untuk tanaman kelapa dan pinang, sedangkan untuk bagian tengah hingga keselatan potensial untuk tanaman karet, sawit dan coklat. Pengembangan kawasan perkebunan diarahkan pada pengembangan perkebunan rakyat dan mempertahankan perkebunan besar yang ada. Potensi pengembangan budidaya perkebunan sesuai dengan kondisi fisik untuk budidaya adalah seluas 109.932,3 Ha.
a.      Komoditas Pinang
Luas lahan Tanaman Pinang di Kabupaten Tanjung Jabung Timur saat ini mencapai 8.537 Ha dengan total produksi sebesar 5.821 Ton. Sentra Pinang terdapat di Kecamatan Mendahara seluas 1.998 Ha dengan produksi sebesar 2.100 ton dan di Kecamatan Muara Sabak Timur seluas 2540 Ha.
Luas tanaman pinang menunjukkan trend perkembangan, hal ini sejalan dengan nilai jual yang semakin baik dan pasarnya masih luas. Begitu juga halnya produktivitas semakin meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya usia tanaman, dengan negara tujuan ekspor adalah India, Singapura dan Malaysia, disamping pemenuhan kebutuhan dalam Negeri. Karakteristik wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur memberikan peluang untuk dikembangkan komoditas secara lebih baik, dikarenakan Masyarakatnya telah mengenal lama dengan budaya penggunaan pinang. Seperti halnya masyarakat Thailand banyak mengkonsumsi pinang dalam kehidupan sehari-hari. Kabupaten yang merupakan sentra produksi pinang adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat.



b.      Komoditas Kelapa Dalam
Pada umumnya perkebunan rakyat dengan jenis tanaman terbanyak dan terluas adalah Kelapa dalam dengan luas tanam pada tahun 2010 seluas 58.765 Ha. Dengan produksi sebesar 51.757 ton. yang merupakan komoditas unggulan selain produksi perikanan dan padi. Kelapa dalam ini diperdagangkan dalam bentuk kelapa bulat dan kopra yang merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa, bungkil, sabun dan margarin.
Sentra perkebunan kelapa dalam berada di Kecamatan Mendahara, Kecamatan Mendahara Ulu, Kecamatan Kuala Jambi, Kecamatan Muara Sabak Barat, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kecamatan Nipah Panjang, Kecamatan Sadu, Kecamatan Geragai, dan Kecamatan Rantau Rasau. Perkebunan kelapa dalam terbesar berada di Kecamatan Mendahara, yaitu seluas 30.717,048 Ha. Kesesuaian tanaman perkebunan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur relatif lebih baik dibandingkan dengan rata-rata di Provinsi Jambi, yang ditunjukkan dengan produktivitas semua tanaman perkebunan yang lebih besar. Dengan demikian berdasarkan kriteria potensi produksi tersebut komoditi perkebunan yang diprioritaskan untuk dikembangkan adalah berturut-turut kelapa dalam.
c.       Komoditas Kelapa Sawit
Saat ini di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Komoditi perkebunan yang sesuai untuk dikembangkan dan dapat dijadikan andalan ekonomi adalah kelapa sawit dimana jenis tanaman perkebunan kedua terbanyak ini dengan luas tanaman 22.931 Ha. Dengan produksi pada tahun 2010 sebesar 26.750 ton. Dengan demikian hampir secara mayoritas sektor perkebunan di dominasi oleh budidaya kelapa sawit.
Sentra Perkebunan kelapa sawit berada di Kecamatan Mendahara, Kecamatan Mendahara Ulu, Kecamatan Muara Sabak Barat, Kecamatan Sadu, Kecamatan Geragai, dan Kecamatan Dendang. Perkebunan kelapa sawit terbesar berada di Kecamatan Geragai, yaitu seluas 18.616.561 Ha, dikarenakan Kondisi lahan didaerah ini cukup mendukung untuk pengembangan tanaman perkebunan tersebut. Dimana jenis tanaman perkebunan kedua terbanyak adalah Kelapa sawit dengan produksi pada tahun 2010 sebesar 26.750 ton. Dengan demikian hampir secara mayoritas sektor perkebunan di dominasi oleh budidaya kelapa sawit.
d.      Komoditas Karet
Secara keseluruhan, ketersediaan lahan yang berpotensi untuk pengembangan perkebunan karet di Kabupaten Tanjung Jabung Timur seluas 7.705 Ha sedangkan produksi dari karet sebesar 2.160 ton pada tahun 2010.
Sebaran perkebunan karet yang dapat diidentifikasi dengan citra Landsat dan SPOT terdapat di Kecamatan Geragai dan Kecamatan Muara Sabak Barat, dengan total luas 637.632 Ha .
e.       Komoditas Kopi
Kontribusi produksi kopi Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebaran daerah sentra produksi kopi dengan luas tanaman 3.268 Ha sedangkan produksi sebesar 1.679 Ton pada tahun 2010. Permasalahan dari komoditas kopi ini adalah masih terbatasnya industri pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi dengan kualitas yang baik, bahkan tidak sedikit biji kopi diolah di luar daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sehingga yang menikmati nilai tambah bukan masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Untuk itu sangat diperlukan pelaku investasi guna pengolahan biji menjadi bubuk kopi khas Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang sudah lama dikenal masyarakat umum.
f.       Komoditas Coklat
Potensi lahan untuk pengembangan jenis komoditas ini, terutama disentra-sentra produksi utama coklat tiap Kecamatan. Permasalahan yang dihadapi di dalam pengelolaan komoditas coklat adalah masih terbatasnya industri pengolahan coklat di Tanjung Jabung Timur, sehingga pengelolaan masih bersifat tradisional yang berakibat kepada rendahnya kualitas produksi.
Disamping ketergantungan harga jual oleh para pengumpul yang bekerja sama dengan para pedagang besar. Untuk pengembangan tanaman coklat lahan yang tersedia masih cukup luas, secara keseluruhan lahan potensial pengembangan coklat di wilayah Tanjung Jabung Timur mencapai 70 Ha. Sedangkan produksi potensial sebesar 27 Ton.

g.      Komoditas Kelapa Hibrida
Sebagai daerah utama penghasil kelapa dengan didukung oleh kesesuaian lahannya dijumpai di bagian hilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sedangkan penyebaran lahan 12 Ha, dengan sentra-sentra produksi 9 Ton.
h.      Komoditas Lada
Produksi pala terbesar Kabupaten Tanjung Jabung Timur atau sebagai sentra produksi pala dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur 6 Ha dari produk seluruh Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2009), namun perlu diketahui kondisi tanaman pala ini umumnya sudah tua sehingga produktivitas semakin menurun, disisi lain belum terlihat adanya usaha peremajaan
4.      Sektor Kelautan dan Perikanan
Luas perairan wilayah Tanjung Jabung Timur yang memiliki potensi ekonomis pada tahun 2010 total produksi ikan mencapai 24.101 Ton dimana potensi areal perairan laut seluas 77.575 Ha dari berbagai jenis perairan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini dengan penghasil utama terdapat di Kecamatan Mendahara, Nipah Panjang, Sadu, Kuala Jambi dan Muara Sabak Timur.
Secara umum perikanan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dikelompokan menjadi dua yaitu perikanan laut dan darat. Pengembangan sentra perikanan darat (perikanan budidaya dan tambak) di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada dasarnya memanfaatkan sumberdaya air dalam hal ini memanfaatan aliran sungai yang ada seperti Sungai Pamusiran, Sungai Sadu, Sungai Simpang Jelita dan Sungai Simpang Datuk, yang mana pengembangan sentra perikanan darat berupa kolam dan tambak diarahkan pada Kecamatan Sadu, Nipah Panjang, Berbak, Rantau Rasau, dan Kecamatan Muara Sabak Timur dengan perkiraan areal potensi keselurahan sebesar 14.000 Ha, namun yang baru diusahakan sekitar 1.120 ha atau (8 %.).



Tabel 3. Perkembangan Produksi Perikanan (ton) di Kabupaten Tanjung
               Jabung Timur Tahun 2010
No.
Sub Sektor
2006
2007
2008
2009
2010
1.
Perikanan Laut
18.484,56
22.381,8
23.601
22.539
23.625
2.
Perairan Umum
504,8
500,9
500,1
669,5
627,8
3.
Kolam
65,81
83,8
135,8
177
195
4.
Tambak
499,7
138,9
89,6
95
530
5.
Keramba
290
0,3
9,4
41,6
45,8
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan

5.      Sektor Pertambangan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki kandungan minyak bumi dan gas yang cukup besar. Pada saat ini ada 2 perusahaan asing yaitu PETRONAS dari Malaysia dan PETROCHINA dari China, yang melakukan eksplorasi gas dan minyak bumi di wilayah ini. Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki cadangan minyak bumi kurang lebih 250 juta barrel sedangkan gas alam cair potensinya 2 Milyard Feet Cubic Gas sebagai potensi sumberdaya non hayati. Selain minyak gas dan bumi, bahan galian tambang potensial untuk dikembangkan diantaranya Gambut, Andesit, Pasir Pantai, Pasir Sungai, Kaolin, Tanah Liat, Granit Putih, dan Pasir Kuarsa.
  • Bahan galian andesit yang dapat dimanfaatkan untuk batu dinding atau batu ukiran terdapat di Kecamatan Mendahara desa Rano, Kecamatan Dendang (Bukit Ibul), Kecamatan Muara Sabak (Desa Parit Culum) dengan deposit mencapai kurang lebih 320.460.000 m3.
  • Pasir pantai banyak terdapat disepanjang pantai barat di desa Bakutuo Kecamatan Sadu. Volume cadangan sekitar 51.750.000 m3.
  • Pasir kuarsa terdapat di Pantai Pulau Berhala dengan deposit sekitar 1.350.000 m3.
  • Jumlah volume cadangan tereka tanah liat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sekitar 65.916.000 m3 yang tersebar di Desa Simpang, Kecamatan Rantau Rasau, Desa Bandarjaya Kecamatan Rantau Rasau, desa Kota Baru Kec. Dendang, Desa Margomulyo dan Margodadi Kecamatan Mendahara.
  • Bahan galian Granit putih tersebar di sekitar Pulau Berhala, dengan volume cadangan yang dimiliki sekitar 500.000.000.
  • Jumlah volume cadangan pasir sungai tereka yang tersebar di sepanjang tepi sungai Berbak kecamatan Rantau Rasau adalah sekitar 11.695,200 m3.
  • Jumlah volume cadangan tereka kaolin sekitar 629.500 m3 yang tersebar di Kecamatan Rantau Rasau, Kecamatan Nipah Panjang dan Mendahara (jalan simpang kiri).
6.      Sektor Industri
Adapun jumlah jenis industri yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
  • Industri Kecil Menengah tahun 2010 dengan jumlah usaha 295 unit dan jumlah tenaga 1,062 orang
  • Dagang Kecil Menengah jumlah usaha 44 unit dan jumlah tenaga 88 orang
  • Perusahaan industri sedang/besar jumlah 14 unit dan tenaga kerja 692 orang.

7.      Sektor Pariwisata

            Untuk menunjang kegiatan pariwisata, di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tersedia fasilitas hotel sebanyak 5 buah. Semua hotel tersebut tergolong hotel non berbintang. Pada tahun 2009, total seluruh kamar tersedia yaitu 61 kamar dengan jumlah tempat tidur sebanyak 82 buah. Terlihat terjadi penurunan julah kamar dan tempat tidur dibandingkan tahun 2008 dimana jumlah kamar mencapai 64 kamar dengan jumlah tempat tidur 83 buah. Pada tahun 2008 tercatat Tanjung Jabung Timur memiliki 10 objek dan daya tarik wisata yang terdiri atas 6 objek wisata alam dan 4 objek wisata budaya/sejarah.
Wisata Bahari di Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri dari Kawasan Koridor Pantai Kuala Jambi yang di kenal oleh para pelaut dengan nama Ambang Luar yang merupakan salah satu pintu gerbang masuk ke Propinsi Jambi melalui laut, Kawasan Wisata Laut Air Hitam, Kawasan Pantai Alang-alang dan Sungai Ular, dan Kawasan Gugusan Karang Atol Pulau Berhala. Sebagai pintu gerbang ekonomi Propinsi Jambi, Kawasan Koridor Pantai Kuala Jambi ini merupakan lokasi memancing dan memiliki daya tarik khusus yaitu adanya 3 spesies yang dilindungi yaitu lumba-lumba hitam, pesut, duyung dan gajah air.
a.      Taman Nasional Berbak.
Kawasan ini sebenarnya telah menjadi Hutan Lindung sejak zaman Hindia-Belanda berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda No. 18 tertanggal 29 Oktober 1935. (Suaka Marga Satwa Berbak). Keppres No.48 Tahun 1991 (Ramsar Site), SK Menhut No, 285/Kpts-II/1992 (Kawasan TN Berbak) dan SK Menhut No, 185/Kpts-II/1997 (UPT.TN Berbak). Taman Nasional Berbak merupakan kawasan konservasi lahan basah terluas di Asia Tenggara. Taman Nasional ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 285/Kpts-II/1992, tanggal 26 Februari 1992 dengan luas 162.700 Ha, dan melalui Keppres No. 48 tahun 1991 kawasan ini dimasukkan kedalam kawasan konvensi Ramsar yaitu perlindungan lahan basah secara Internasional.
Taman Nasional Berbak secara geografis terletak diantara 104°06" - 104°30" BTdan 10 5" - 1 35' LS. Sedangkan secara administratif berada di dua wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten Tanjung Jabung dan Kabupaten Batanghari. Taman Nasional Berbak yang terletak di pesisir pantai timur Jambi tepatnya di Kecamatan Nipah Panjang, Rantau Rasau & Sadu, 60 km dari Kota Jambi dengan menelusuri Sungai Batanghari ke arah muara selama ± 3 jam. TNB ini mempunyai kondisi topografi yang relatif datar dengan ketinggian hanya mencapai 12,5 meter diatas permukaan laut dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Taman Nasional Berbak sebagai kawasan dengan ekosistem lahan basah rawa-rawa mempunyai ciri-ciri khusus yang ditandai dengan jenis-jenis vegetasi yang tahan dengan genangan air. Perakaran dengan banir (akar papan) yang tinggi dan kokoh serta akar-akar nafas menjadi pemandangan tersendiri.

Di kanan kiri sepanjang sungai akan banyak kita jumpai jenis vegetasi Rasau, Bakung dan Rumput-rumputan. Selain itu daerah yang dipengaruhi oleh air asin awalnya selau dimulai dengan pohon Nipah (Nypha). Taman Nasional ini mempunyai 10 jenis pandan dari keluarga Pandanaceae. Bahkan Lebih dari 27 jenis palem dari keluarga Aracaceae berada di kawasan ini, menjadikannya sebagai kawasan dengan jenis palem yang dikenal terbanyak di indonesia. Jenis palem yang termasuk kedalam tanaman hias langka adalah jenis palem berdaun payung ( Johannesteijsmannia altifron) serta tumbuhan endemik Berbak yaitu Lepidonia kingii lorantaceae yang berbunga besar berwarna merah/ungu. Jenis pepohonan besar diantaranya Ramin (Gonystilus bancanus), Jelutung (Dyeracostulate), Durian(Durio carinatus), Pulai serta dari keluarga Dipterocarpaceae. Jenis-jenis anggrek hutan masih banyak yang belum terungkapkan diantaranya adalah anggrek harimau yang berbunga sepuluh tahun sekali.
Beberapa jenis primata seperti Beruk (Macaca nemestrina), Kera ekor Panjang (Macaca Fasticularis), Surih (Presbitis cristata) dan Siamang (Symphalangus syndactylus), Kehidupan liar di air diantaranya dari jenis reptilia yaitu Buaya Muara (Crocodilus porosus). Buaya Air Tawar/Sinyulong (Tomistoma schegelii), Kura-kura Gading (Orlita borneisnsis), Labi-labi serta Tutong (Batagur baska). Dari jenis ikan terdapat Arwana dan Belida. Beberapa jenis mamalia yang terdapat di kawasan ini diantaranya Tapir (Tapirus indicus), Harimau Sumatera (Panther tigris sumatrensis), Beruang Madu (Helartos malayanus).
b.      Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur
Air Hitam Laut adalah salah satu desa di Kecamatan Sadu, Nipah Panjang & Muaro Sabak, 1 km dari Muaro Sabak, Kawasan dengan luas ± 6.500 ha ini memiliki keanekaragaman flora & fauna serta keindahan panorama. Merupakan kawasan obyek penelitian ekosistem hutan mangrove, habitat burung-burung air & burung migran, serta pengamatan satwa lainnya, terutama di Desa Remao Bakotuo dan Desa Cemara.

Kecamatan Sadu yang berperan sebagai pintu masuk ke Kawasan hutan lindung ekosistem hutan mangrove yang merupakan Taman Nasional Rawa Gambut tebesar di dunia. Selain itu di kawasan ini terdapat objek wisata di Desa Malaka yang merupakan habitat alami beberapa jenis buaya dan binatang buas lainnya.
c.       Pulau Berhala
Pulau Berhala memiliki panaroma pantai pasir putih dan batuan vulkanik yang sangat indah dengan lokasi yang sangat dekat dengan daerah penyangga Taman Nasional Berbak. Pulau yang luasnya kurang lebih 10 km persegi ini pada bagian barat mempunyai pantai yang landai dan pada bagian Timur mempunyai tebing-tebing batu karang yang cukup curam. Dalam keadaan laut surut pulau berhala dapat dikelilingi dengan berjalan kaki dalam waktu 6 jam, yang berada dilokasi Kecamatan Nipah Panjang ,15 menit dari Nipah Panjang dengan motor boat.
Pulau ini dihuni oleh 9 Kepala Keluarga yang berasal dari Suku Melayu Riau dengan mata pencarian sebagai nelayan. Seluruh bukit yang mempunyai ketinggian sekitar 2.000 meter. terdapat pada bagian tengah pulau dan disini ditemui dua buah peninggalan sejarah dan budaya, diantaranya Makam Datuk Paduko Berhalo. Dengan jalan kaki menyusuri bukit melalui jalan setapak + 150 meter akan kita jumpai makam seorang pengembang islam di Jambi, bernama Ahmad Salim Yang digelari Datuk Paduko Berhalo. Beliau menikah dengan Putri Raja Jambi, Putri Selaras Pinang Masak yang kemudian hari keduanya memerintah kerajaan Jambi. Terdapat pula Benteng dan meriam peninggalan Jepang pada salah satu bukit di Pulau Berhala ini.
d.      Makam Orang Kayo Hitam
Orang Kayo Pingai adalah kakak dari Orang Kayo Hitam, pengganti ayahnya Datuk Paduko Berhalo yang wafat akhir abad ke-15, memimpin kerajaan. Orang Kayo Hitam menggantikan kakaknya kemudian, memimpin Kerajaan Melayu Jambi. Orang Kayo Hitam terkenal akan kesaktiannya. Makam leluhur Kerajaan Melayu Jambi berukuran panjang 4,8 m, lokasinya yang berada di Desa Simpang, Kecamatan Nipah Panjang, 50 km dari Kota Jambi.
e.       Sumber Mata Air Panas
Salah satu objek wisata alam berupa air panas bumi yang mengandung belerang ditemukan di Desa Pandan Sejahtera, Kecamatan Geragai, Sumber air panas ini ditemukan warga eks transmigrasi pada tahun 80-an, ada empat titik sumber air panas yang di temukan dan air yang keluar suhunya di atas 37 °C bahkan ada yang mencapai titik didih.
Menuju lokasi air panas dapat ditempuh melalui jalan PT. Petrochina menuju Blok B dan melewati pemukiman penduduk eks transmigran yang masih berupa jalan tanah. Sekitar enam kilometer setelah memasuki gerbang Blok B Kita akan sampai ke lokasi.
f.       Potensi Pulau Tanpa Nama
Berkenaan kewenangan wilayah pesisir dan laut dalam pasal 18 ayat (4) UU 32/2004 menetapkan kewenangan provinsi atas ruang laut sampai 12 mil dari garis pantai ke arah laut lepas dan perairan kepulauan. Karenanya perlu digali potensi sumber daya di wilayah pesisir dan laut di Kabupaten Tanjabtim, termasuk 19 pulau kecil yang ada di Tanjabtim yang meliputi tiga gugus yaitu gugus Pulau Nipah, Pulau Berhala, dan Pulau Tujuh.
            Provinsi Jambi memiliki luas daratan dan lautan 53.435 Km2, meliputi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur seluas 12.993 Km2 dan garis pantai sepanjang 211,9 Km.  Pulau-pulau kecil di wilayah pantai timur Provinsi Jambi berhadapan langsung dengan Selat Berhala dan Laut China Selatan itu terdapat 19 pulau.
            Sayangnya, dari 19 pulau-pulau kecil itu empat diantaranya tidak punya bahkan hingga kini belum terdaftar di Departemen Dalam Negeri (Depdagri).  Ke-19 pulau-pulau kecil itu berada dalam tiga gugus Pulau Nipah, Pulau Berhala, dan Pulau Tujuh kecuali Pulau Berhala yang kini masih dalam sengketa dengan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri)
Pulau-pulau kecil itu memiliki strategis jika dilihat dari aspek teritorial berhadapan langsung ke Singapura dan Malaysia, sedangkan dari aspek ekonomi dan konservasi akan menjadi nilai tambah bagi daerah jika dikelola dan dimanfaatkan untuk wisata bahari dan wisata alam.
Upaya Pemerintah didalam Pemberdayaan
Agar tercapainya propram pemberdayaan masyarakat ini, maka pemerintah melakukan kerjasama dalam meyiapkan dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan dalam pembangunan pemberdayaan masyarakat tersebut. Adapun yang dilakukan pemerintah antara lain adalah :
1.      Melakukan kerjasama pembangunan dengan pihak swasta yang memiliki kemampuan finansial dan fasilitas yang cukup guna melakukan pembangunan infrastruktur ke kawasan desa-desa tertinggal.  Pola yangdikembangkan adalah pola saling menguntungkan, serta dengan melibatkan masyarakat di sekitar lokasi pembangunan.  Kerjasama ini dapat dilakukan dengan pemberian insentif kemudahan berinvestasi bagi usaha mereka yang terletak disekitar desa-desa tertinggal tersebut, seperti Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Pabrik Industri dan lain-lain.
2.      Menyediakan pendanaan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di desa tertinggal secara terpadu antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah; Kebutuhan dana Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan sangat besar, karena itu perlu dukungan terpadu dengan pemerintah pusat dan provinsi dalam membangun jalan dan jembatan ke desa-desa tertinggal.  Desa tertinggal dan terisolir umumnya berada didaerah perairan yang berawa-rawa, berbukit dan pegunungan sehingga untuk membangun sarana jalan dan jembatan memerlukan dana yang sangat besar dan sangat membebani APBD Kabupaten tertinggal, karena itu diperlukan keterpaduan pendanaan bersama antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten tertinggal.
3.      Mengikutsertakan dan memberdayakan masyarakat mulai dari tahap perencanaan dan persiapan melalui musyawarah perencanan pembangunan desa dan kecamatan,  dan pelaksanaan pembangunan secara padat karya atau menggunakan tenaga kerja lokal setempat agar masyarakat mempunyai rasa memiliki pada hasil pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan tersebut, sehingga mereka dapat ikut membantu dalam pemanfaatan dan pemeliharaannya. Dengan demikian maka sarana jalan dan jembatan yang dibangun akan dapat bertahan lama dan dapat terpelihara dengan baik.

























PENUTUP

Kesimpulan
PNPM Mandiri pada hakekatnya adalah gerakan nasional dalam wujud pembangunan berbasis masyarakat yang menjadi kerangka kebijakan serta acuan dan pedoman bagi pelaksanaan berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Kegiatan pelaksanaan PNPM Mandiri ini dilaksanakan sendiri oleh masyarakat melalui pendampingan oleh fasilitator. Secara substansial pelaksanaan PNPM Mandiri diarahkan untuk membantu masyarakat miskin dalam penguatan modal usaha, pemberdayaan masyarakat melalui padat karya, pelayanan pendidikan, kesehatan dan akses teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat miskin.
PNPM Mandiri merupakan salah satu tanggungjawab sosial pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menjalankan roda pemerintahan pada masa otonomi daerah yang didasarkan pada azas partisipatif yaitu dengan melibatkan masyarakat dalam merencanakan program aksi sesuai dengan sumberdaya lokal masyarakat dengan mengedepankan keseimbangan dan proporsional antar setiap kegiatan. Selain azas partisipatif program PNPM Mandiri dapat dijadikan ajang kompetisi antar desa/kelurahan atau antar kelompok masyarakat dalam melakukan kegiatan pembangunan yang diprioritaskan, serta menjadi kemitraan antar masyarakat dalam memperbaiki setiap kegiatan yang belum menyentuh kebutuhan masyarakat disekitarnya.
Pemberdayaan Masyarakat melalui program PNPM Mandiri menjadikan masyarakat mampu mengidentifikasi masalah/penyebab kemiskinan & alternatif penyelesaiannya, mampu mengidentifikasi sumber daya yang tersedia di wilayahnya, mampu memutuskan tindakan yang harus dilaksanakan (peningkatan kemampuan masyarakat berorganisasi dalam skala kelompok & menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan desa/kelurahan). PNPM Mandiri mendorong terjadinya internalisasi pembangunan untuk masyarakat miskin dan marginal penciptaan lapangan kerja. Serta partisipasi penduduk miskin dalam membangun, pembentukan modal sosial, tata-pemerintahan yang baik.





























DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2009.http://tanjabtimkab.go.id/profil-investasi/ index.php? option=com_ content&view=article&id=54&Itemid=61 (diakses tanggal 08 Januari 2014)
Anonim,2011. http://www.kemenegpdt.go.id/profildaerah.asp?id=23 (diakses tanggal 08 Januari 2014)
Anonim,2012.http://tanjabtimkab.go.id/profil-investasi/index.php? option= com_content&view= article&id =72&Itemid=81 (diakses tanggal 11 Januari 2014)
Bangkim,2012. http://ciptakarya.pu.go.id/bangkim/ppip.php. direktorat pengembangan permukiman (diakses tanggal 11 januari 2014)
Bkpm.tjt,2013. ttp://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/area.php?ia=1506 (diakses tanggal 08 Januari 2014)
Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga.Jakarta: PenerbitPT. Gramedia Pustaka Umum.
Nursholeh.,2011. http://nurtanjabtimur.wordpress.com/2011/05/03/tp-pkk-desa-kota-baru/ (diakses tanggal 08 Januari 2014)
Okezone.,2011. http://news.okezone.com/read/2013/10/24/339/886015/roestanto-klaim-paling-getol-perjuangkan-program-ppip (diakses tanggal 15 Januari 2014)
Modul Pelatihan Tim Pemelihara Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.Edisi .November 2009
PNPM, Mandiri.,2011 http://www.pnpm-mandiri.org/index.php? option=com_ content&view= article&id=54&Itemid=267 (diakses tanggal 08 Januari 2014)
PU TJT,2010. http://loketpeta.pu.go.id/peta/peta-infrastruktur-kabupaten-tanjung-jabung-timur-2012/ (diakses tanggal 11 Januari 2014)
Soetomo. 2006. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Tanjabtim,2013. http://tanjamtim.blogspot.com/ (diakses tanggal 11 Januari 2014)
Wikipedia,2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tanjung_Jabung_Timur (diakses tanggal 15 Januari 2014)





























LAMPIRAN








 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar