LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PROGAM
PNPM DI DESA KOTA BARU KECAMATAN GERAGAI
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
OLEH:
NURSHOLEH
E10011128

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Semester
Pemberdayaan Masyarakat ini.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami dalam melaksanakan belajar.
Dan tak lupa pula kepada semua pihak yang
membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Semester ini
masih banyak kesalahan dan kekurangan sehingga laporan ini dikatakan belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membantu penulis untuk perbaikkan tugas selanjutnya.
Jambi, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................................ 1
Tujuan......................................................................................................... 2
MATERI DAN METODA............................................................................ 3
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 4
Program
Pembangunan Jembatan................................................................. 5
Sasaran
Pemberdayaan................................................................................ 5
Demografi
Wilayah Tanjung Jabung Timur..................................................... 5
Jumlah dan
Pertumbuhan Penduduk............................................................. 9
Monografi
Wilayah Desa Kota Baru............................................... ............ 11
Potensi
Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur....................................... 15
Upaya
Pemerintah didalam Pemberdayaan.................................................. 27
PENUTUP.................................................................................................. 29
Kesimpulan............................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bardasarkan praktek di lapangan, mata kuliah pemberdayaan
masyarakat pada tanggal 29 Desember 2013 di desa Kota Baru , Kecamatan Geragai,
Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, provinsi Jambi. Dalam rangka melaksanakan paktek
mata kuliah pemberdayaan masyarakat maka kami mahasiswa di wajibkan untuk
melaksakan praktek langsung ke masyarakat khusus nya di Desa Kota Baru ,kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, provinsi Jambi. Sesuai
dengan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri (PNPM-M). Pembangunan Jembatan dimaksudkan
untuk mempermudah serta melancarkan aktivitas perekonomian masyarakat setempat,
dengan adanya pembangunan jembatan di desa kota baru ini oleh pemerintah daerah
setempat secara langsung atau pun tidak langsung akan mensejahterahkan
masyarakat di desa tersebut.
Istilah
pemberdayaan pertama kali digunakan oleh aktivis Gerakan Black Panther
dalam mobilisasi politik di USA pada 1960-an. Konsep ini dorman selama
dekade 1970-an. Pada pertengahan dekade 1980-an, Gerakan Kaum Wanita
mempopulerkan kembali konsep pemberdayaan. Kini konsep “pemberdayaan” telah
masuk keberbagai disiplin ilmu, baik pada tataran teori maupun praktek. Bahkan,
istilah “pemberdayaan” telah menjadi suatu kata plastis, yang digunakan dalam
berbagai konteks, sehingga mengaburkan makna yang sebenarnya (Aithai Vathsala,
2005: 2).
Program pemberdayaan masyarakat PNPM di
desa kota baru ini termasuk kedalam progam PPIP, yaitu PPIP program berbasis pemberdayaan
masyarakat di bawah payung PNPM Mandiri, yang komponen kegiatannya meliputi
fasilitasi dan mobilisasi masyarakat sehingga mampu melakukan identifikasi
permasalahan ketersediaan dan akses ke infrastruktur dasar, menyusun
perencanaan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur.
Sekretariat
Tim Pengendalian PNPM Mandiri (2007: 1) menjelaskan bahwa, PNPM Madiri adalah
program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan
pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan
sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan
pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya
penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
PPIP bertujuan menciptakan dan meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok sehingga mampu
memecahkan berbagai permasalahan terkait kemiskinan dan ketertinggalan yang ada
di desanya. Jadi prisnsip nya program pemberdayaan yang dilakukkan
dan dilaksanakan oleh pemerintah tak lain bertujuan untuk mensejahterahkan
masyarakatnya dengan cara memberdayakan masyarakat itu sendiri, sehingga
masyarakat akan berdaya dan angka kemiskinan akan berkurang secara
perlahan-lahan.
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Pemberdayaan Masyarakat ini adalah :
a. Mengurangi hambatan atau
kendala yang dialami masyarakat setempat
b.
Memudahkan askes keluar masuk di Desa
Kota Baru sehingga daerah tersebut tidak terisolasi
c.
Meningkatkkan kemampuan pelaku ekonomi
yang ada di Desa Kota Baru
d.
Mensejahterahkan kehidupan masyarakat
setempat
e.
Memberdayakan
kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha
agribisnis.
f. Meningkatkan pendapatan
masyarakat dengan akses jalan yang lancar sehingga perekonomian pun meningkat
MATERI
DAN METODA
Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum
Pemberdayaan Masyarakat yaitu pada hari Minggu tanggal 29 Desember 2014 yang
dilaksanakan di Desa Kota Baru, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Provinsi Jambi.
Materi
Dan Metoda
Adapun materi yang digunakan pada saat pelaksanaan praktikum Pemberdayaan
Masyarakat yaitu menggunakan buku panduan praktikum/ tuntunan praktikum, surat
pengantar dari Fakultas Peternakan Universitas Jambi, kamera, perekam suara,
buku tulis, dan pena.
Sedangkan untuk metoda yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode
kunjungan ke tempat, dan wawancara.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Program Pembangunan Jembatan
Berdasarkan hasil prkatek Langsung di Lapangan pada tangal 29 Desember
2013 di Desa Kota Baru, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Program pemberdayaaan yang ada di desa Kota Baru berupa PPIP. PPIP merupakan program berbasis
pemberdayaan masyarakat di bawah payung PNPM Mandiri, yang komponen kegiatannya
meliputi fasilitasi dan mobilisasi masyarakat sehingga mampu melakukan
identifikasi permasalahan ketersediaan dan akses ke infrastruktur dasar, menyusun
perencanaan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur. Dengan
pembangunan Jembatan di desa ini diharapkan akan berpengaruh besar bagi
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kota Baru. Hal ini terbukti dengan
akses yang tadinya ditempuh dengan jarak yang cukup jauh, kini dengan adanya
jembata tersebut masyarakat jadi terbantu dengan akses yang lebih cepat dari
pada sebelum ada jembatan dari proram PNPM ini. Pada dasarnya PPIP bertujuan menciptakan dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun
kelompok sehingga mampu memecahkan berbagai permasalahan terkait kemiskinan dan
ketertinggalan yang ada di desanya.
Prinsip-prinsip
penyelenggaraan PPIP adalah:
- Dapat diterima (Acceptable), pemilihan kegiatan dilakukan berdasarkan musyawarah desa sehingga dapat diterima oleh masyarakat secara luas (acceptable). Prinsip ini berlaku dari sejak pemilihan lokasi pembangunan infrastruktur, penentuan spesifikasi teknis, penentuan mekanisme pengadaan dan pelaksanaan kegiatan, termasuk pada penetapan mekanisme pemanfaatan dan pemeliharaannya.
- Transparansi, penyelenggaraan kegiatan dilakukan bersama masyarakat secara terbuka dan diketahui oleh semua unsur masyarakat (transparent). Transparansi antara lain dilakukan melalui penyebaran informasi terkait program secaraakurat dan mudah diakses oleh masyarakat.
- Akuntabel, penyelenggaraan kegiatan yang dilaksanakan masyarakat harus dapat dipertanggungjawabkan (accountable), dalam hal ketepatan sasaran, waktu, pembiayaan, dan mutu pekerjaan.
- Berkelanjutan, penyelenggaraan kegiatan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan (sustainable) yang ditandai dengan adanya rencana pemanfaatan, pemeliharaan dan pengelolaan infrastruktur terbangun secara mandiri oleh masyarakat.
Sasaran Pemberdayaan
Adapun sasaran dari pemberdayaan
masyarakat ini adalah di Desanya, bukan di individu masyarakat. Program ini di
tujukan untuk kepentingan bersama seluruh desa. Dengan adanya pembangunan
jembatan yang ada di desa tersebut akan mempermudah akses menuju ke perkebunan
warga yang ada di seberang sungai kota baru.
Demografi Wilayah Tanjung Jabung Tmur
Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbentuk berdasarkan undang-undang
No. 54 Tahun 1999 undang-undang No. 14 Tahun 2000 dengan luas 5.445 Km2 atau
10,2 % dari luas wilayah propinsi Jambi, namun sejalan dengan berlakunya
undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil, luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk
perairan dan 30 pulau kecil (termasuk pulau berhala, 11 diantaranya belum
bernama) menjadi 13.102,25 Km2. Disamping itu memiliki panjang pantai sekitar
191 km atau 90,5 % dari panjang pantai propinsi Jambi.

Gambar
1. Peta Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang
terletak di pantai timur pulau Sumatera ini berbatasan langsung dengan Propinsi
Kepulauan Riau dan merupakan daerah hinterland segitiga pertumbuhan ekonomi
Singapura-Batam-Johor (SIBAJO).
Wilayah perairan laut kabupaten ini
merupakan bagian dari alur pelayaran kapal nasional dan internasional (ALKI I)
dari utara keselatan atau sebaliknya, sehingga dari sisi geografis daerah ini
sangat potensial untuk berkembang.
Kabupaten
Tanjung Jabung Timur secara geografis terletak pada 0°53’ - 1°41’ LS dan 103°23
- 104°31 BT dengan luas 5.445 Km² dengan ketinggian Ibukota-Ibukota Kecamatan
dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur berkisar antara 1-5 m dpl. Kabupaten
Tanjung Jabung Timur mempunyai luas wilayah 5.445 Km², dengan batas-batas
sebagai berikut :
· Sebelah
Utara : berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
· Sebelah
Selatan : berbatasan dengan Kab. Muaro Jambi dan Prov. Sumatera Selatan.
· Sebelah
Barat : berbatasan dengan Kab. Tanjung Jabung Barat dan Kab. Ma Jambi.
· Sebelah
Timur : berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
Jarak dari Ibu Kota
Kabupaten Tanjung Jabung Timur ke beberapa Ibu Kota Kabupaten / Kota dalam
Provinsi Jambi :
·
Muara Sabak – Jambi lewat Sengeti : 124
Km
·
Muara Sabak – Kuala Tungkal lewat
Simpang Tuan : 129 Km
·
Muara Sabak – Muara Bulian lewat
Bajubang Laut : 172 Km
·
Muara Sabak – Sengeti lewat Simpang Tuan
: 94 Km
·
Muara Sabak – Muaro Bungo lewat Muaro
Bulian : 347 Km
·
Muara Sabak – Muaro Tebo lewat Muaro
Bulian : 299 Km
·
Muara Sabak – Sarolangun lewat Muaro
Bulian : 290 Km
·
Muara Sabak – Bangko lewat Sarolangun :
364 Km
·
Muara Sabak – Sungai Penuh lewat Bangko
: 534 Km
·
Muara Sabak – Jambi lewat
Zone V - Jembatan Batanghari II : 60 Km
Untuk Ibu Kota
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat ditempuh melalui 3 (tiga) Jalur / Ruas
Jalan yaitu :
1.
Jalur Timur, melalui Ruas Jalan Jambi – Suak Kandis (134 Km)
2.
Jalur Barat, melalui Ruas Jalan Jambi – Sengeti – Simpang Tuan (122 Km)
3.
Jalur Tengah (dalam persiapan), melalui Ruas Jalan Jambi – Jambi Kecil – Rantau
Karya / Zone V (37 Km).
Iklim merupakan faktor
lingkungan yang berpengaruh cukup besar terhadap berhasil tidaknya pembangunan
pertanian maupun non pertanian. Kondisi iklim secara makro sangat sulit untuk
dikendalikan karakteristiknya, karena dipengaruhi oleh letak geografis dan
bentuk kawasan. Dalam hal ini kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi iklim
setempat. Berdasarkan Zona Agroklimat B 1 dengan 8 bulan basah (bulan dengan
curah hujan > 200 mm) dan 2 bulan kering (bulan dengan curah hujan < 100
mm) berturut-turut. Bulan basah terjadi pada bulan Oktober sampai April,
sedangkan bulan kering terjadi mulai bulan Juni sampai Agustus.
Untuk semua wilayah di
Kab Tanjung Jabung Timur, sepanjang tahun 2008 mempunyai curah hujan tahunan
sekitar 2.000 – 3.000 mm, dimana 8 – 10 bulan basah, 2 – 4 bulan kering.
Rata-rata curah hujan bulan basah 179 – 279 mm dan bulan kering 68 – 106 mm.
Suhu udara rata-rata 25,90 C – 27,40 C, kelembaban udara 78% - 81% pada bulan
Desember–Januari dan 73% pada bulan September.
Seperti halnya
daerah-daerah lain di Provinsi Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki
iklim yang cukup baik serta curah hujan yang cukup tinggi. Tetapi bila musim
panas tiba, Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk daerah yang rawan
kebakaran. Hal ini disebabkan sebagian besar tanaman yang ada adalah tanaman
sawit dan tanah gambut.
Ketinggian suatu tempat
dari permukaan laut dapat mempengaruhi sifat tumbuhnya suatu tanaman karena
adanya perbedaan suhu yang disebabkan oleh ketinggian, dimana tiap naik 100 M
maka suhu udara turun 0,6° C. Kabupaten Tanjung Jabung Timur mempunyai ketinggian
kurang lebih 0 – 100 M dari permukaan laut. Topografi daerah pada umumnya
dataran rendah terdiri dari rawa/gambut dengan permukaan tanah banyak dialiri
pasang surut air laut.
Kabupaten Tanjung
Jabung Timur yang sebagian secara topografi, seluruh kawasan mempunyai
kelerengan antara 0 – 3 % (datar). Kawasan ini dapat dikembangkan sebagai
kawasan pertanian dengan syarat input drainase, yang berfungsi juga sebagai
saluran irigasi karena adanya pengaruh arus pasang. Berdasarkan hasil studi
serta pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya, semua elevasi di daerah
rawa-rawa sepanjang Sungai Batanghari dinyatakan dalam acuan ketinggian yang
sama, yaitu dalam meter di atas Project reference Level (M + PRL). Acuan
ketinggian di kawasan perencanaan diambil dari ketinggian BM (Bench Mark) BK
63.
Penyebaran tanah di
kawasan Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara makro pada umumnya adalah tanah
yang selalu dipengaruhi oleh air, yaitu tanah-tanah yang berumur muda dan tanah
organik atau tanah gambut. Beberapa jenis tanah yang terdapat di kawasan
perencanaan menurut Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor (1983), yaitu : Aluvial
Tionik, Aluvial Gleik, Aluvial Humik, Organosol Fibrik, Organosol Saprik,
Organosol Humik, dan Gleisol Humik.
Jumlah Dan Pertumbuhan Penduduk
Komposisi penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur didominasi
oleh penduduk muda/dewasa. Hal menarik yang dapat diamati pada piramida
penduduk adalah adanya perubahan arah perkembangan penduduk yang ditandai
dengan penduduk usia 0-4 tahun yang jumlahnya lebih sedikit dari kelompok
penduduk usia yang lebih tua yaitu 5-9 tahun. Artinya Pemerintah berhasil
mempertahankan tingkat pertumbuhan yang rendah atau lebih rendah dibanding
sebelumnya.
Jumlah
penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur berdasarkan hasil final sensus penduduk
2010 mencapai 205.272 jiwa. Dengan pertumbuhan sebesar 0,66 % pertahun untuk
periode 2000 – 2010, serta kepadatan 37,70 jiwa/km2, Dengan luas wilayah
sekitar 5.445 km2, setiap km2 ditempati penduduk sebanyak 39,26 orang pada
Tahun 2009. Jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Muara Sabak Timur, karena
merupakan pusat perdagangan dan pelabuhan diwilayah ini sebelum terbentuknya
Kabupaten tanjung Jabung Timur, sedangkan jumlah penduduk terendah di Kecamatan
Berbak sebanyak 9.805 jiwa. Pertumbuhan penduduk yang rendah pada setiap
tahunnya perlu terus dijaga di tahun-tahun mendatang.
Secara umum
jumlah penduduk perempuan lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.
dengan rincian pria 105.359 jiwa dan wanita 99.913 jiwa, Hal ini dapat dilihat
dari angka seks rasio yang nilainya lebih dari 100. Tahun 2009, setiap
100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki.
Tabel 1. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, Luas dan Kepadatan
Menurut
Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Tahun 2010
No
|
Kecamatan
|
Jumlah
Penduduk
|
Jumlah
RT
|
Luas
(Km2)
|
Kepadatan
(jiwa/km2)
|
1.
|
Mendahara
|
25.581
|
6.350
|
911,15
|
28,08
|
2.
|
Mendahara Ulu
|
14.440
|
3.597
|
381,30
|
37,87
|
3.
|
Geragai
|
20.919
|
5.272
|
285,35
|
73,31
|
4.
|
Dendang
|
14.895
|
3.825
|
478,17
|
31,15
|
5.
|
Muara
Sabak Barat
|
15.233
|
3.818
|
251,75
|
60,51
|
6.
|
Muara Sabak Timur
|
30.906
|
7.702
|
410,28
|
75,33
|
7.
|
Kuala
Jambi
|
14.003
|
3.297
|
120,52
|
116,19
|
8.
|
Rantau Rasau
|
22.078
|
6.037
|
356,12
|
62,00
|
9.
|
Berbak
|
9.805
|
2.621
|
194,46
|
50,42
|
10.
|
Nipah Panjang
|
25.326
|
6.082
|
234,70
|
107,88
|
11.
|
Sadu
|
12.086
|
2.873
|
1.821,20
|
6,64
|
Jumlah
|
205.272
|
51.474
|
5.445,00
|
37,70
|
Sumber :
BPS Sensus Penduduk 2010
Desa Kota Baru secara administratif berada di Kecamatan
Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dengan Luas lebih kurang 3.620 Ha dan Jumlah
penduduk 1.809 jiwa (terdiri dari laki-laki 971 jiwa dan perempuan 838
jiwa).
Berdasarkan sejarahnya Desa Kota Baru merupakan desa
Transmigrasi, mata pencarian penduduk adalah bertani terutama padi dan
palawija. Awalnya mata pencaharian ini tidak menjanjikan kepada masyarakat ,
kondisi wilayahnya sebagian bergambut dan gangguan hama babi membuat mereka
sering gagal panen, diperparah lagi pada saat itu transportasi dan komunikasi
belum memadai sehingga harga hasil panen tidak stabil.
Perubahan mulai dirasakan semenjak perintahan Bupati
Abdullah Hick, yang memprioritaskan pembangunan infrastruktur terutama jalan,
sehingga membuka keterisoliran Desa Kota Baru dan meningkatkan hasil usaha tani
sebagai imbas kebijakan pemerintah dalam pembangunan pertanian. Pada tahun 2008
Desa Kota Baru dicanangkan pemerintah sebagai BANGDES MADU (Pembangunan Desa
Mandiri Terpadu ) sehingga menarik Pemerintah pusat untuk melaksanakan momentum
Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia
SBY. Perkembangan lebih lanjut adalah dengan penetapan oleh Menteri
Transmigrasi untuk wilayah Kecamatan Geragai Sebagai KOTA MANDIRI TERPADU di
Provinsi Jambi.
Dengan demikian Kota Baru sudah menjadi pusat perhatian baik
di tingkat provinsi maupun di tingkat nasional berakibat pada harga lahan di
Desa Kota Baru melambung tinggi menggugah iman masyarakat Desa Kota Baru untuk
menjual lahan mereka.
Hal ini, menjadi perhatian pemerintah daerah untuk mensikapi
pemilikan lahan masyarakat Desa Kota Baru bersama-sama TP PKK Tanjung Jabung
Timur melaksanakan trobosan-trobosan perifikasi pangan dan peningkatan fungsi
lahan melalui pemanfaatan tanah pekarangan guna peningkatan ekonomi masyarakat.
Monografi
Wilayah Desa
Kota Baru
Desa Kota Baru terletak di Kecamatan Geragai Kabupaten
Tanjung Timur Provinsi Jambi. Luas Desa 3.620 Ha. Dengan batas wilayah sebelah Utara dengan Desa Suka Maju, sebelah
selatan dengan hutan Negara sebelah Barat dengan Desa Rantau karya dan sebelah
timur berbatasan dengan Parit Culum II.
1.
Orbitasi ( jarak dari pusat pemerin
Desa/ kelurahan
·
Jarak
dari pusat Pemerintah Kecamatan sejauh 22 Km
·
Jarak
dari pusat Pemerintah Administrasi sejauh 20 Km
·
Jarak
dari Ibu Kota Kabupaten sejauh 15
Km
·
Jarak dari Kota Provinsi sejauh 62
Km
2.
Pertahanan
Status tanah Kas Desa
- Tanah Pangonan seluas 2 Ha
- Tanah Desa Lainnya seluas 2 Ha
·
Penggunaan
1 buah Pasar Desa seluas 2 Ha
·
Tanah
yang belum dikelola Hutan 200 Ha
3. Kependudukan
Adapunjumlah penduduk Desa Kota Baru
adalah 1.809 Orang. Dengan
rincian sebagai berikut :
- Laki – laki sebanyak 971 Orang
- Perempuan sebanyak 838 Orang
Jumlah
Penduduk menurut agama
1.
Islam sebanyak 1.782 Orang
2.
Kristen sebanyak 22 Orang
3.
Khtholik sebanyak 5 Orang
Jumlah Penduduk menurut Usia
- Kelompok Pendidikan 0 – 3 tahun sebanyak 141orang
- Kelompok Pendidikan 4 – 6 tahun sebanyak 140 orang
- Kelompok Pendidikan 7 – 12 tahun sebanyak 196 orang
- Kelompok Pendidikan 13 – 15 tahun sebanyak 92 orang
- Kelompok Pendidikan 16 – 18 tahun sebnayak 955 orang
- Kelompok Pendidikan 19 th keatassebnayak 40 orang
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat
Pendidikan
1.
Lulus
Pendidikan Umum SD sebanyak 141
orang
2.
Lulus
Pendidikan Umum SMP/SLTP sebanyak 94 Orang
3.
Lulus
Pendidikan Umum SMA/SLTA sebanyak 196 Orang
4.
Lulus
Pendidikan Umum Akademi ( D1 – D3) sebanyak 8 Orang
5.
Lulus
Pendidikan Umum Sarjana sebanyak ( S1 – S3 ) 24 Orang
6.
Lulus
Pendidikan Khusus Pondok Pesantren sebanyak 2 Orang
7.
Lulus
Pendidikan Khusus Madrasah sebanyak 3 Orang
Jumlah penduduk Mata Pencaharian
- Karyawan / PNS Sebanyak 59 Orang
- Karyawan/ ABRI Sebanyak 1 Orang
- Tani Sebanyak 107 Orang
- Pertukangan Sebanyak 52 Orang
- Buruh Tani Sebanyak 158 Orang
- Nelayan Sebanyak 10 Orang
Jumlah Perangkat Desa
1.
Kepala Desa 1 Orang
2.
Sekretaris
Desa 1 Orang
3.
Kepala
Urusan 3 Orang
4.
Kepala
Dusun 4 Orang
Pembinaan RT / RW
Jumlah pengurus RT dan RW tertatar 16 Orang
Pajak Bumi dan Bangunan
- Jumlah wajib pajak ( NPWP ) 432
Orang
- Jumlah SPPT 833 Orang
- Jumlah Ketetap s/d 2010 13.521 Orang
4.
Badan perwakilan Desa
-
Jumlah
Anggota BPD 5 Orang
-
Nama
Ketua BPD adalah SUDARNO
5.
Keuangan dan Sumber-sumber
Pendapatan Desa Tahun 2010
- Anggaran Pendapatan dan belanja
Desa Rp. 176.530.400,-
6.
Bidang Pembangunan
Agama
- Sarana peribadatan Masjid 4 buah
- Sarana Peribadatan Musholla 1 buah
- Sarana Peribadatan Gereja 1 buah
Kesehatan
- Poliklinik / Balai Pelayanan Masyarakat 1 buah
- Puskesmas Pembantu dengan Tenaga 1 Perawat 1 bidan
- Praktek Dokter Umum 2 Orang
- Praktek Dokter Hewan 1 Orang
- Dukun Bayi 8 Orang
Pendidikan
Pendidikan Umum Negeri
- Kelompok bermain 2 buah
- TK 1 buah
- SD 1 buah
- SMP / SLTP 1 buah
Pertanian
Padi
dan Palawija
- Padi 25 Ha
- Taman 1 buah 1 Ha
- Kebun sawit dan karet 100 Ha
Perikanan
1. Tambak / kerambah
2.
Empang
Peternakan
1.
Ayam
Kampung sebanyak 3.432 ekor
2.
Ayam
Ras sebanyak 210 ekor
3.
Itik
sebanyak 47 ekor
4.
Kambing
sebanyak 219 ekor
5.
Sapi
Biasa sebanyak
458 ekor
6.
Kerbau
sebanyak 15 ekor
7.
Kejuaraan Lomba Desa / Kelurahan
1.
Juara
III tingkat Kecamatan tahun 2010
2.
Juara
I tingkat Nasional Posyandu Tahun 2009
3.
Juara
I tingkat Provinsi Jambi Pengarusutamaan Gender Tahun 2010
4.
Juara
I tingkat Provinsi Jambi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Tahun 2010
8.
Organisasi Sosial
1. Karang Taruna 60 anggota
2. Kelompok PKK 70 anggota
3. Dasa wisma 23 Kelompok
Potensi Daerah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
1. Sektor Peternakan
Pada
dasarnya Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk pengembangan peternakan. Terutama sumberdaya lahan sebagai basis
ekologis. Sub-sektor peternakan merupakan salah satu bidang pembangunan
yang cukup prospektif untuk dikembangkan. Ternak besar seperti sapi yang
dipelihara dan dibudidayakan untuk kepentingan pasar domestik khususnya untuk
Batam, kepulauan Riau, Riau dan kota Jambi umumnya berasal dari Kecamatan
Rantau Rasau. Alam yang
dimiliki Kabupaten Tanjung Jabung Timur memberi potensi wilayah untuk dapat
berkembang sebagai pusat pengembangan peternakan, khususnya ternak besar.
Jenis ternak yang umumnya diusahakan oleh penduduk yang
berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah unggas, kambing, dan sapi.
Jenis unggas yang dipelihara adalah ayam buras, ayam pedaging, dan itik
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun
2010, bahwa sub sektor peternakan dibagi menjadi 5 yaitu peternakan sapi dengan
jumlah populasi 11.876 ekor, kambing dan domba dengan jumlah populasi 24.198
ekor kerbau dengan jumlah populasi 530 ekor dan unggas (ayam pedaging dengan
jumlah populasi 33.050 ekor, ayam buras dengan jumlah populasi 387.270 ekor,
dan itik dengan jumlah populasi 28.303 ekor) dengan trend pertumbuhan 6,8 %
pertahun.
2.
Sektor
Pertanian
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh BPS Kabupaten Tanjung
Jabung Timur tahun 2010, Luas areal produksi padi di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur tahun 2010 seluas 31,274 Ha, sedangkan produksi padi tahun 2010 sebesar
108,052 ton. Dari uraian tersebut diatas dapat dianalisa bahwa komoditi beras
pada tahun 2010 sebanyak 64,737 ton dengan surplus beras 40,190 ton beras atau
62,1 %. Jika didasarkan pada kebutuhan beras perkapita adalah 120 Kg pertahun,
berarti produksi beras tahun 2010 sebanyak 64,737 ton atau 64.737.000 Kg dapat
memenuhi dari seluruh jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur, saat ini
Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan salah satu lumbung pangan Provinsi
Jambi. Sentra padi yang berada di kawasan permukiman transmigrasi Kecamatan
rantau rasau dan Nipah Panjang ini dikembangkan dengan harapan dapat
meningkatkan efektifitas penggunaan lahan, agar dapat berproduksi 2 kali dalam
setahun. Sentra padi yang berada di kawasan transmigrasi Kecamatan Rantau Rasau
dan Nipah Panjang merupakan sentra padi Internasional.
Luas areal jagung pada tahun 2010 seluas 830 ha mengalami
penurunan apabila dibandingkan dengan luas panen tahun 2009. Dengan produksi
sebesar 2.075 ton, dari uraian tersebut diatas dapat dianalisa bahwa komoditi
jagung pada tahun 2010 sebanyak 6,313 ton dengan surplus 6,230 ton atau 99 %.
sedangkan luas areal kacang kedelai 1.352 ha dengan produksi sebesar 1.622 ton
sehingga produksi komoditi kedelai pada tahun 2010 sebesar 4.084 ton dengan
surplus 2.044 ton atau 50 %, Untuk komoditi kacang tanah, ubi kayu dan ubi
jalar pada tahun 2010 mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan produksi
tahun 2009.
Sentra Holtikultura di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
terdapat di Kecamatan Berbak seluas 356 Ha dengan produksi sebesar 11.567 Kwt,
dan Nipah Panjang seluas 343 Ha dengan produksi sebesar 5614 kwt dan Kecamatan
Dendang seluas 159 Ha dengan produksi 796 kwt.
Tabel
2. Produktifitas Pertanian Tanaman Pangan Tahun 2006 – 2010 di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
NO
|
URAIAN
|
TAHUN
|
||||
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
||
1.
|
Luas Areal Prod. Padi (Ha)
|
39.932
|
32.524
|
33.458
|
32.989
|
31.274
|
2.
|
Produksi
Padi (Ton)
|
108.866
|
112.329
|
115.591
|
113.596
|
108.052
|
3.
|
Luas Areal Prod. Jagung
|
502
|
949
|
879
|
1.779
|
830
|
4.
|
Produksi
Jagung (Ton)
|
1.494
|
2.855
|
2.646
|
5.230
|
2.075
|
5.
|
Luas Areal Prod. Kedelai
|
1.732
|
1.205
|
1.911
|
2.507
|
1.352
|
6.
|
Produksi
Kedelai (Ton)
|
2.553
|
1.642
|
2.630
|
3.379
|
1.622
|
Sumber : BPS Kab. Tanjung Jabung Timur
3. Sektor Perkebunan
Khusus untuk tanaman perkebunan
tanaman keras diusahakan di daerah selatan dan barat (hulu) Kabupaten Tanjung
Jabung Timur. Komoditas yang sesuai adalah karet, kelapa sawit, coklat, lada
dan kopi, sedangkan tanaman perkebunan yang bersifat bukan tanaman keras yang
sesuai untuk dikembangkan adalah kelapa, dimana dominasi kesesuaian lahan
berada di daerah hilir (timur dan utara). Jika dilihat perwilayahan komoditi
perkebunan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu pada bagian hilir, potensial
untuk tanaman kelapa dan pinang, sedangkan untuk bagian tengah hingga keselatan
potensial untuk tanaman karet, sawit dan coklat. Pengembangan kawasan
perkebunan diarahkan pada pengembangan perkebunan rakyat dan mempertahankan
perkebunan besar yang ada. Potensi pengembangan budidaya perkebunan sesuai
dengan kondisi fisik untuk budidaya adalah seluas 109.932,3 Ha.
a. Komoditas Pinang
Luas lahan Tanaman Pinang di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
saat ini mencapai 8.537 Ha dengan total produksi sebesar 5.821 Ton. Sentra
Pinang terdapat di Kecamatan Mendahara seluas 1.998 Ha dengan produksi sebesar
2.100 ton dan di Kecamatan Muara Sabak Timur seluas 2540 Ha.
Luas tanaman pinang menunjukkan trend perkembangan, hal ini
sejalan dengan nilai jual yang semakin baik dan pasarnya masih luas. Begitu
juga halnya produktivitas semakin meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya
usia tanaman, dengan negara tujuan ekspor adalah India, Singapura dan Malaysia,
disamping pemenuhan kebutuhan dalam Negeri. Karakteristik wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur memberikan peluang untuk dikembangkan komoditas secara
lebih baik, dikarenakan Masyarakatnya telah mengenal lama dengan budaya
penggunaan pinang. Seperti halnya masyarakat Thailand banyak mengkonsumsi pinang
dalam kehidupan sehari-hari. Kabupaten yang merupakan sentra produksi pinang
adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
b.
Komoditas
Kelapa Dalam
Pada umumnya perkebunan rakyat dengan jenis tanaman
terbanyak dan terluas adalah Kelapa dalam dengan luas tanam pada tahun 2010
seluas 58.765 Ha. Dengan produksi sebesar 51.757 ton. yang merupakan komoditas
unggulan selain produksi perikanan dan padi. Kelapa dalam ini diperdagangkan
dalam bentuk kelapa bulat dan kopra yang merupakan bahan baku pembuatan minyak
kelapa, bungkil, sabun dan margarin.
Sentra perkebunan kelapa dalam berada di Kecamatan
Mendahara, Kecamatan Mendahara Ulu, Kecamatan Kuala Jambi, Kecamatan Muara
Sabak Barat, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kecamatan Nipah Panjang, Kecamatan
Sadu, Kecamatan Geragai, dan Kecamatan Rantau Rasau. Perkebunan kelapa dalam
terbesar berada di Kecamatan Mendahara, yaitu seluas 30.717,048 Ha. Kesesuaian
tanaman perkebunan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur relatif lebih baik
dibandingkan dengan rata-rata di Provinsi Jambi, yang ditunjukkan dengan
produktivitas semua tanaman perkebunan yang lebih besar. Dengan demikian
berdasarkan kriteria potensi produksi tersebut komoditi perkebunan yang
diprioritaskan untuk dikembangkan adalah berturut-turut kelapa dalam.
c. Komoditas Kelapa Sawit
Saat ini di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Komoditi
perkebunan yang sesuai untuk dikembangkan dan dapat dijadikan andalan ekonomi
adalah kelapa sawit dimana jenis tanaman perkebunan kedua terbanyak ini dengan
luas tanaman 22.931 Ha. Dengan produksi pada tahun 2010 sebesar 26.750 ton.
Dengan demikian hampir secara mayoritas sektor perkebunan di dominasi oleh
budidaya kelapa sawit.
Sentra Perkebunan kelapa sawit berada di Kecamatan
Mendahara, Kecamatan Mendahara Ulu, Kecamatan Muara Sabak Barat, Kecamatan
Sadu, Kecamatan Geragai, dan Kecamatan Dendang. Perkebunan kelapa sawit
terbesar berada di Kecamatan Geragai, yaitu seluas 18.616.561 Ha, dikarenakan
Kondisi lahan didaerah ini cukup mendukung untuk pengembangan tanaman
perkebunan tersebut. Dimana jenis tanaman perkebunan kedua terbanyak adalah
Kelapa sawit dengan produksi pada tahun 2010 sebesar 26.750 ton. Dengan
demikian hampir secara mayoritas sektor perkebunan di dominasi oleh budidaya
kelapa sawit.
d.
Komoditas
Karet
Secara keseluruhan, ketersediaan lahan yang berpotensi untuk
pengembangan perkebunan karet di Kabupaten Tanjung Jabung Timur seluas 7.705 Ha
sedangkan produksi dari karet sebesar 2.160 ton pada tahun 2010.
Sebaran perkebunan karet yang dapat diidentifikasi dengan
citra Landsat dan SPOT terdapat di Kecamatan Geragai dan Kecamatan Muara Sabak
Barat, dengan total luas 637.632 Ha .
e. Komoditas Kopi
Kontribusi produksi kopi Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
sebaran daerah sentra produksi kopi dengan luas tanaman 3.268 Ha sedangkan
produksi sebesar 1.679 Ton pada tahun 2010. Permasalahan dari komoditas kopi
ini adalah masih terbatasnya industri pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi
dengan kualitas yang baik, bahkan tidak sedikit biji kopi diolah di luar daerah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sehingga yang menikmati nilai tambah bukan
masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Untuk itu sangat diperlukan pelaku
investasi guna pengolahan biji menjadi bubuk kopi khas Kabupaten Tanjung Jabung
Timur yang sudah lama dikenal masyarakat umum.
f.
Komoditas
Coklat
Potensi lahan untuk pengembangan jenis komoditas ini,
terutama disentra-sentra produksi utama coklat tiap Kecamatan. Permasalahan
yang dihadapi di dalam pengelolaan komoditas coklat adalah masih terbatasnya
industri pengolahan coklat di Tanjung Jabung Timur, sehingga pengelolaan masih
bersifat tradisional yang berakibat kepada rendahnya kualitas produksi.
Disamping ketergantungan harga jual oleh para pengumpul yang
bekerja sama dengan para pedagang besar. Untuk pengembangan tanaman coklat
lahan yang tersedia masih cukup luas, secara keseluruhan lahan potensial
pengembangan coklat di wilayah Tanjung Jabung Timur mencapai 70 Ha. Sedangkan
produksi potensial sebesar 27 Ton.
g.
Komoditas
Kelapa Hibrida
Sebagai daerah utama penghasil kelapa dengan didukung oleh
kesesuaian lahannya dijumpai di bagian hilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Sedangkan penyebaran lahan 12 Ha, dengan sentra-sentra produksi 9 Ton.
h.
Komoditas
Lada
Produksi
pala terbesar Kabupaten Tanjung Jabung Timur atau sebagai sentra produksi pala
dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur 6 Ha dari produk seluruh Kabupaten Tanjung
Jabung Timur pada tahun 2009), namun perlu diketahui kondisi tanaman pala ini
umumnya sudah tua sehingga produktivitas semakin menurun, disisi lain belum
terlihat adanya usaha peremajaan
4.
Sektor
Kelautan dan Perikanan
Luas perairan wilayah Tanjung Jabung
Timur yang memiliki potensi ekonomis pada tahun 2010 total produksi ikan
mencapai 24.101 Ton dimana potensi areal perairan laut seluas 77.575 Ha dari
berbagai jenis perairan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini dengan penghasil
utama terdapat di Kecamatan Mendahara, Nipah Panjang, Sadu, Kuala Jambi dan
Muara Sabak Timur.
Secara umum perikanan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dikelompokan menjadi dua yaitu perikanan laut dan darat. Pengembangan
sentra perikanan darat (perikanan budidaya dan tambak) di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur pada dasarnya memanfaatkan sumberdaya air dalam hal ini
memanfaatan aliran sungai yang ada seperti Sungai Pamusiran, Sungai Sadu,
Sungai Simpang Jelita dan Sungai Simpang Datuk, yang mana pengembangan sentra
perikanan darat berupa kolam dan tambak diarahkan pada Kecamatan Sadu, Nipah
Panjang, Berbak, Rantau Rasau, dan Kecamatan Muara Sabak Timur dengan perkiraan
areal potensi keselurahan sebesar 14.000 Ha, namun yang baru diusahakan sekitar
1.120 ha atau (8 %.).
Tabel 3. Perkembangan
Produksi Perikanan (ton) di
Kabupaten Tanjung
Jabung Timur Tahun 2010
No.
|
Sub Sektor
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
1.
|
Perikanan Laut
|
18.484,56
|
22.381,8
|
23.601
|
22.539
|
23.625
|
2.
|
Perairan Umum
|
504,8
|
500,9
|
500,1
|
669,5
|
627,8
|
3.
|
Kolam
|
65,81
|
83,8
|
135,8
|
177
|
195
|
4.
|
Tambak
|
499,7
|
138,9
|
89,6
|
95
|
530
|
5.
|
Keramba
|
290
|
0,3
|
9,4
|
41,6
|
45,8
|
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan
5. Sektor Pertambangan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki
kandungan minyak bumi dan gas yang cukup besar. Pada saat ini ada 2 perusahaan
asing yaitu PETRONAS dari Malaysia dan PETROCHINA dari China, yang melakukan
eksplorasi gas dan minyak bumi di wilayah ini. Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki
cadangan minyak bumi kurang lebih 250 juta barrel sedangkan gas alam cair
potensinya 2 Milyard Feet Cubic Gas sebagai potensi sumberdaya non hayati.
Selain minyak gas dan bumi, bahan galian tambang potensial untuk dikembangkan
diantaranya Gambut, Andesit, Pasir Pantai, Pasir Sungai, Kaolin, Tanah Liat,
Granit Putih, dan Pasir Kuarsa.
- Bahan galian andesit yang dapat dimanfaatkan untuk batu dinding atau batu ukiran terdapat di Kecamatan Mendahara desa Rano, Kecamatan Dendang (Bukit Ibul), Kecamatan Muara Sabak (Desa Parit Culum) dengan deposit mencapai kurang lebih 320.460.000 m3.
- Pasir pantai banyak terdapat disepanjang pantai barat di desa Bakutuo Kecamatan Sadu. Volume cadangan sekitar 51.750.000 m3.
- Pasir kuarsa terdapat di Pantai Pulau Berhala dengan deposit sekitar 1.350.000 m3.
- Jumlah volume cadangan tereka tanah liat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur sekitar 65.916.000 m3 yang tersebar di Desa Simpang, Kecamatan Rantau Rasau, Desa Bandarjaya Kecamatan Rantau Rasau, desa Kota Baru Kec. Dendang, Desa Margomulyo dan Margodadi Kecamatan Mendahara.
- Bahan galian Granit putih tersebar di sekitar Pulau Berhala, dengan volume cadangan yang dimiliki sekitar 500.000.000.
- Jumlah volume cadangan pasir sungai tereka yang tersebar di sepanjang tepi sungai Berbak kecamatan Rantau Rasau adalah sekitar 11.695,200 m3.
- Jumlah volume cadangan tereka kaolin sekitar 629.500 m3 yang tersebar di Kecamatan Rantau Rasau, Kecamatan Nipah Panjang dan Mendahara (jalan simpang kiri).
6. Sektor Industri
Adapun jumlah jenis industri yang ada di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
- Industri Kecil Menengah tahun 2010 dengan jumlah usaha 295 unit dan jumlah tenaga 1,062 orang
- Dagang Kecil Menengah jumlah usaha 44 unit dan jumlah tenaga 88 orang
- Perusahaan industri sedang/besar jumlah 14 unit dan tenaga kerja 692 orang.
7. Sektor Pariwisata
Untuk
menunjang kegiatan pariwisata, di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tersedia
fasilitas hotel sebanyak 5 buah. Semua hotel tersebut tergolong hotel non
berbintang. Pada tahun 2009, total seluruh kamar tersedia yaitu 61 kamar dengan
jumlah tempat tidur sebanyak 82 buah. Terlihat terjadi penurunan julah kamar
dan tempat tidur dibandingkan tahun 2008 dimana jumlah kamar mencapai 64 kamar
dengan jumlah tempat tidur 83 buah. Pada tahun 2008 tercatat Tanjung Jabung
Timur memiliki 10 objek dan daya tarik wisata yang terdiri atas 6 objek wisata
alam dan 4 objek wisata budaya/sejarah.
Wisata Bahari di Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
terdiri dari Kawasan Koridor Pantai Kuala Jambi yang di kenal oleh para pelaut
dengan nama Ambang Luar yang merupakan salah satu pintu gerbang masuk ke
Propinsi Jambi melalui laut, Kawasan Wisata Laut Air Hitam, Kawasan Pantai
Alang-alang dan Sungai Ular, dan Kawasan Gugusan Karang Atol Pulau Berhala.
Sebagai pintu gerbang ekonomi Propinsi Jambi, Kawasan Koridor Pantai Kuala
Jambi ini merupakan lokasi memancing dan memiliki daya tarik khusus yaitu adanya
3 spesies yang dilindungi yaitu lumba-lumba hitam, pesut, duyung dan gajah air.
a. Taman
Nasional Berbak.
Kawasan ini sebenarnya
telah menjadi Hutan Lindung sejak zaman Hindia-Belanda berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda No. 18 tertanggal 29 Oktober 1935.
(Suaka Marga Satwa Berbak). Keppres No.48 Tahun 1991 (Ramsar Site), SK Menhut
No, 285/Kpts-II/1992 (Kawasan TN Berbak) dan SK Menhut No, 185/Kpts-II/1997
(UPT.TN Berbak). Taman Nasional Berbak merupakan kawasan konservasi lahan basah
terluas di Asia Tenggara. Taman Nasional ini ditetapkan melalui Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor: 285/Kpts-II/1992, tanggal 26 Februari 1992 dengan luas
162.700 Ha, dan melalui Keppres No. 48 tahun 1991 kawasan ini dimasukkan
kedalam kawasan konvensi Ramsar yaitu perlindungan lahan basah secara
Internasional.
Taman Nasional Berbak
secara geografis terletak diantara 104°06" - 104°30" BTdan 10 5"
- 1 35' LS. Sedangkan secara administratif berada di dua wilayah Kabupaten
yaitu Kabupaten Tanjung Jabung dan Kabupaten Batanghari. Taman Nasional Berbak
yang terletak di pesisir pantai timur Jambi tepatnya di Kecamatan Nipah
Panjang, Rantau Rasau & Sadu, 60 km dari Kota Jambi dengan menelusuri
Sungai Batanghari ke arah muara selama ± 3 jam. TNB ini mempunyai kondisi
topografi yang relatif datar dengan ketinggian hanya mencapai 12,5 meter diatas
permukaan laut dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Taman Nasional
Berbak sebagai kawasan dengan ekosistem lahan basah rawa-rawa mempunyai
ciri-ciri khusus yang ditandai dengan jenis-jenis vegetasi yang tahan dengan
genangan air. Perakaran dengan banir (akar papan) yang tinggi dan kokoh serta
akar-akar nafas menjadi pemandangan tersendiri.
Di kanan kiri sepanjang
sungai akan banyak kita jumpai jenis vegetasi Rasau, Bakung dan
Rumput-rumputan. Selain itu daerah yang dipengaruhi oleh air asin awalnya selau
dimulai dengan pohon Nipah (Nypha). Taman Nasional ini mempunyai 10 jenis
pandan dari keluarga Pandanaceae. Bahkan Lebih dari 27 jenis palem
dari keluarga Aracaceae berada di kawasan ini, menjadikannya sebagai
kawasan dengan jenis palem yang dikenal terbanyak di indonesia. Jenis palem
yang termasuk kedalam tanaman hias langka adalah jenis palem berdaun payung (
Johannesteijsmannia altifron) serta tumbuhan endemik Berbak yaitu Lepidonia
kingii lorantaceae yang berbunga besar berwarna merah/ungu. Jenis
pepohonan besar diantaranya Ramin (Gonystilus bancanus), Jelutung
(Dyeracostulate), Durian(Durio carinatus), Pulai serta dari keluarga
Dipterocarpaceae. Jenis-jenis anggrek hutan masih banyak yang belum
terungkapkan diantaranya adalah anggrek harimau yang berbunga sepuluh tahun
sekali.
Beberapa jenis primata
seperti Beruk (Macaca nemestrina), Kera ekor Panjang (Macaca Fasticularis),
Surih (Presbitis cristata) dan Siamang (Symphalangus syndactylus), Kehidupan
liar di air diantaranya dari jenis reptilia yaitu Buaya Muara (Crocodilus
porosus). Buaya Air Tawar/Sinyulong (Tomistoma schegelii), Kura-kura Gading
(Orlita borneisnsis), Labi-labi serta Tutong (Batagur baska). Dari jenis ikan
terdapat Arwana dan Belida. Beberapa jenis mamalia yang terdapat di kawasan ini
diantaranya Tapir (Tapirus indicus), Harimau Sumatera (Panther tigris
sumatrensis), Beruang Madu (Helartos malayanus).
b.
Cagar Alam Hutan Bakau Pantai Timur
Air Hitam Laut adalah
salah satu desa di Kecamatan Sadu, Nipah Panjang & Muaro Sabak, 1 km dari
Muaro Sabak, Kawasan dengan luas ± 6.500 ha ini memiliki keanekaragaman flora
& fauna serta keindahan panorama. Merupakan kawasan obyek penelitian ekosistem
hutan mangrove, habitat burung-burung air & burung migran, serta pengamatan
satwa lainnya, terutama di Desa Remao Bakotuo dan Desa Cemara.
Kecamatan Sadu yang berperan
sebagai pintu masuk ke Kawasan hutan lindung ekosistem hutan mangrove yang
merupakan Taman Nasional Rawa Gambut tebesar di dunia. Selain itu di kawasan
ini terdapat objek wisata di Desa Malaka yang merupakan habitat alami beberapa
jenis buaya dan binatang buas lainnya.
c.
Pulau Berhala
Pulau Berhala memiliki
panaroma pantai pasir putih dan batuan vulkanik yang sangat indah dengan lokasi
yang sangat dekat dengan daerah penyangga Taman Nasional Berbak. Pulau yang
luasnya kurang lebih 10 km persegi ini pada bagian barat mempunyai pantai yang
landai dan pada bagian Timur mempunyai tebing-tebing batu karang yang cukup
curam. Dalam keadaan laut surut pulau berhala dapat dikelilingi dengan berjalan
kaki dalam waktu 6 jam, yang berada dilokasi Kecamatan Nipah Panjang ,15 menit
dari Nipah Panjang dengan motor boat.
Pulau ini dihuni oleh 9
Kepala Keluarga yang berasal dari Suku Melayu Riau dengan mata pencarian
sebagai nelayan. Seluruh bukit yang mempunyai ketinggian sekitar 2.000 meter.
terdapat pada bagian tengah pulau dan disini ditemui dua buah peninggalan
sejarah dan budaya, diantaranya Makam Datuk Paduko Berhalo. Dengan jalan kaki
menyusuri bukit melalui jalan setapak + 150 meter akan kita jumpai makam
seorang pengembang islam di Jambi, bernama Ahmad Salim Yang digelari Datuk
Paduko Berhalo. Beliau menikah dengan Putri Raja Jambi, Putri Selaras Pinang
Masak yang kemudian hari keduanya memerintah kerajaan Jambi. Terdapat pula
Benteng dan meriam peninggalan Jepang pada salah satu bukit di Pulau Berhala
ini.
d.
Makam Orang Kayo Hitam
Orang
Kayo Pingai adalah kakak dari Orang Kayo Hitam, pengganti ayahnya Datuk Paduko
Berhalo yang wafat akhir abad ke-15, memimpin kerajaan. Orang Kayo Hitam
menggantikan kakaknya kemudian, memimpin Kerajaan Melayu Jambi. Orang Kayo
Hitam terkenal akan kesaktiannya. Makam leluhur Kerajaan Melayu Jambi berukuran
panjang 4,8 m, lokasinya yang berada di Desa Simpang, Kecamatan Nipah Panjang,
50 km dari Kota Jambi.
e.
Sumber Mata Air Panas
Salah satu objek wisata
alam berupa air panas bumi yang mengandung belerang ditemukan di Desa Pandan
Sejahtera, Kecamatan Geragai, Sumber air panas ini ditemukan warga eks
transmigrasi pada tahun 80-an, ada empat titik sumber air panas yang di temukan
dan air yang keluar suhunya di atas 37 °C bahkan ada yang mencapai titik
didih.
Menuju lokasi air panas
dapat ditempuh melalui jalan PT.
Petrochina menuju Blok B dan melewati pemukiman penduduk eks transmigran yang
masih berupa jalan tanah. Sekitar enam kilometer setelah memasuki gerbang Blok
B Kita akan sampai ke lokasi.
f.
Potensi Pulau Tanpa Nama
Berkenaan kewenangan
wilayah pesisir dan laut dalam pasal 18 ayat (4) UU 32/2004 menetapkan
kewenangan provinsi atas ruang laut sampai 12 mil dari garis pantai ke arah
laut lepas dan perairan kepulauan. Karenanya perlu digali potensi sumber daya
di wilayah pesisir dan laut di Kabupaten Tanjabtim, termasuk 19 pulau kecil
yang ada di Tanjabtim yang meliputi tiga gugus yaitu gugus Pulau Nipah, Pulau
Berhala, dan Pulau Tujuh.
Provinsi Jambi memiliki luas
daratan dan lautan 53.435 Km2, meliputi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur seluas 12.993 Km2
dan garis pantai sepanjang 211,9 Km. Pulau-pulau kecil di wilayah pantai
timur Provinsi Jambi berhadapan langsung dengan Selat Berhala dan Laut China
Selatan itu terdapat 19 pulau.
Sayangnya, dari 19 pulau-pulau kecil itu empat diantaranya tidak punya bahkan hingga kini belum terdaftar di Departemen Dalam Negeri (Depdagri). Ke-19 pulau-pulau kecil itu berada dalam tiga gugus Pulau Nipah, Pulau Berhala, dan Pulau Tujuh kecuali Pulau Berhala yang kini masih dalam sengketa dengan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri)
Sayangnya, dari 19 pulau-pulau kecil itu empat diantaranya tidak punya bahkan hingga kini belum terdaftar di Departemen Dalam Negeri (Depdagri). Ke-19 pulau-pulau kecil itu berada dalam tiga gugus Pulau Nipah, Pulau Berhala, dan Pulau Tujuh kecuali Pulau Berhala yang kini masih dalam sengketa dengan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri)
Pulau-pulau kecil itu memiliki
strategis jika dilihat dari aspek teritorial berhadapan langsung ke Singapura
dan Malaysia, sedangkan dari aspek ekonomi dan konservasi akan menjadi nilai
tambah bagi daerah jika dikelola dan dimanfaatkan untuk wisata bahari dan
wisata alam.
Upaya
Pemerintah didalam Pemberdayaan
Agar
tercapainya propram pemberdayaan masyarakat ini, maka pemerintah melakukan
kerjasama dalam meyiapkan dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan dalam
pembangunan pemberdayaan masyarakat tersebut. Adapun yang dilakukan pemerintah
antara lain adalah :
1.
Melakukan
kerjasama pembangunan dengan pihak swasta yang memiliki kemampuan finansial dan
fasilitas yang cukup guna melakukan pembangunan infrastruktur ke kawasan
desa-desa tertinggal. Pola yangdikembangkan adalah pola saling
menguntungkan, serta dengan melibatkan masyarakat di sekitar lokasi
pembangunan. Kerjasama ini dapat dilakukan dengan pemberian insentif
kemudahan berinvestasi bagi usaha mereka yang terletak disekitar desa-desa
tertinggal tersebut, seperti Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Pabrik Industri
dan lain-lain.
2.
Menyediakan
pendanaan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di desa tertinggal
secara terpadu antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah; Kebutuhan dana
Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan sangat besar, karena itu perlu
dukungan terpadu dengan pemerintah pusat dan provinsi dalam membangun jalan dan
jembatan ke desa-desa tertinggal. Desa tertinggal dan terisolir umumnya
berada didaerah perairan yang berawa-rawa, berbukit dan pegunungan sehingga
untuk membangun sarana jalan dan jembatan memerlukan dana yang sangat besar dan
sangat membebani APBD Kabupaten tertinggal, karena itu diperlukan keterpaduan
pendanaan bersama antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten tertinggal.
3.
Mengikutsertakan dan memberdayakan
masyarakat mulai dari tahap perencanaan dan persiapan melalui musyawarah
perencanan pembangunan desa dan kecamatan, dan pelaksanaan pembangunan
secara padat karya atau menggunakan tenaga kerja lokal setempat agar masyarakat
mempunyai rasa memiliki pada hasil pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan
tersebut, sehingga mereka dapat ikut membantu dalam pemanfaatan dan
pemeliharaannya. Dengan demikian maka sarana jalan dan jembatan yang dibangun
akan dapat bertahan lama dan dapat terpelihara dengan baik.
PENUTUP
Kesimpulan
PNPM Mandiri pada
hakekatnya adalah gerakan nasional dalam wujud pembangunan berbasis masyarakat
yang menjadi kerangka kebijakan serta acuan dan pedoman bagi pelaksanaan berbagai
program pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan.
Kegiatan pelaksanaan PNPM Mandiri ini dilaksanakan sendiri oleh masyarakat
melalui pendampingan oleh fasilitator. Secara substansial pelaksanaan PNPM
Mandiri diarahkan untuk membantu masyarakat miskin dalam penguatan modal usaha,
pemberdayaan masyarakat melalui padat karya, pelayanan pendidikan, kesehatan
dan akses teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat miskin.
PNPM Mandiri merupakan salah satu
tanggungjawab sosial pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menjalankan
roda pemerintahan pada masa otonomi daerah yang didasarkan pada azas
partisipatif yaitu dengan melibatkan masyarakat dalam merencanakan program aksi
sesuai dengan sumberdaya lokal masyarakat dengan mengedepankan keseimbangan dan
proporsional antar setiap kegiatan. Selain azas partisipatif program PNPM
Mandiri dapat dijadikan ajang kompetisi antar desa/kelurahan atau antar
kelompok masyarakat dalam melakukan kegiatan pembangunan yang diprioritaskan,
serta menjadi kemitraan antar masyarakat dalam memperbaiki setiap kegiatan yang
belum menyentuh kebutuhan masyarakat disekitarnya.
Pemberdayaan Masyarakat melalui program
PNPM Mandiri menjadikan masyarakat mampu mengidentifikasi masalah/penyebab
kemiskinan & alternatif penyelesaiannya, mampu mengidentifikasi sumber daya
yang tersedia di wilayahnya, mampu memutuskan tindakan yang harus dilaksanakan
(peningkatan kemampuan masyarakat berorganisasi dalam skala kelompok &
menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan desa/kelurahan). PNPM Mandiri
mendorong terjadinya internalisasi pembangunan untuk masyarakat miskin dan
marginal penciptaan lapangan kerja. Serta partisipasi penduduk miskin dalam
membangun, pembentukan modal sosial, tata-pemerintahan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2009.http://tanjabtimkab.go.id/profil-investasi/
index.php? option=com_ content&view=article&id=54&Itemid=61
(diakses tanggal 08 Januari 2014)
Anonim,2011. http://www.kemenegpdt.go.id/profildaerah.asp?id=23
(diakses tanggal 08 Januari 2014)
Anonim,2012.http://tanjabtimkab.go.id/profil-investasi/index.php?
option= com_content&view= article&id =72&Itemid=81 (diakses tanggal
11 Januari 2014)
Bangkim,2012. http://ciptakarya.pu.go.id/bangkim/ppip.php. direktorat pengembangan permukiman (diakses tanggal 11 januari 2014)
Bkpm.tjt,2013. ttp://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/area.php?ia=1506
(diakses tanggal 08 Januari 2014)
Budiman, Arief. 2000. Teori
Pembangunan Dunia Ketiga.Jakarta: PenerbitPT. Gramedia Pustaka Umum.
Nursholeh.,2011. http://nurtanjabtimur.wordpress.com/2011/05/03/tp-pkk-desa-kota-baru/
(diakses tanggal 08 Januari 2014)
Okezone.,2011. http://news.okezone.com/read/2013/10/24/339/886015/roestanto-klaim-paling-getol-perjuangkan-program-ppip
(diakses tanggal 15 Januari 2014)
Modul Pelatihan Tim
Pemelihara Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perdesaan.Edisi .November
2009
PNPM, Mandiri.,2011 http://www.pnpm-mandiri.org/index.php? option=com_ content&view= article&id=54&Itemid=267
(diakses tanggal 08 Januari 2014)
PU TJT,2010. http://loketpeta.pu.go.id/peta/peta-infrastruktur-kabupaten-tanjung-jabung-timur-2012/
(diakses tanggal 11 Januari 2014)
Soetomo. 2006.
Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Tanjabtim,2013. http://tanjamtim.blogspot.com/ (diakses tanggal 11
Januari 2014)
Wikipedia,2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tanjung_Jabung_Timur
(diakses tanggal 15 Januari 2014)
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar